Pesan HT untuk Mahasiswa IAIN Bengkulu, Perhatikan Masyarakat Marginal
A
A
A
BENGKULU - Mahasiswa akan menjadi tulang punggung bangsa. Peran mereka dalam memaksimalkan semua potensi bangsa perlu digenjot agar Indonesia bisa tumbuh maksimal. Hal itu diungkapkan CEO MNC Group Hary Tanoesoedibjo (HT) saat memberikan kuliah umum di IAIN Bengkulu.
“Saya sangat berharap, suatu saat dari para mahasiswa ini akan menjadi tulang punggung bangsa. Apapun profesinya, mau jadi entrepreneur seperti saya, mau jadi pegawai negeri, lawyer atau menjadi karyawan,” ujar HT di IAIN Bengkulu, Kamis (17/3/2016).
Dia berpesan kepada mahasiswa IAIN Bengkulu agar kelak memberikan perhatian khusus kepada masyarakat marginal, seperti UMKM, petani, nelayan dan buruh. Menurutnya, pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa maksimal bila masyarakat yang ketinggalan tersebut bisa naik kelas.
“Salah satu solusi agar Indonesia lebih baik, masyarakat marginal harus tumbuh lebih tinggi dari masyarakat mapan, sehingga masyarakat mapan setiap tahun jumlahnya meningkat. Ini akan mendorong pertumbuhan Indonesia lebih tinggi lagi,” ungkapnya.
Ketua Umum Partai Perindo ini menjelaskan, masyarakat marginal yang naik kelas akan ikut menopang ekonomi Indonesia, sehingga pertumbuhan bisa melesat.
“Saya sering mendorong generasi muda antara lain untuk menjadi entrepreneur. Kenapa? Bukan karena background saya entrepreneur. Salah satu alasannya karena Indonesia butuh,” tuturnya.
HT mengungkapkan, suatu negara bisa maju jika jumlah entrepeneur-nya minimal 2 persen dari total jumlah penduduk. Sementara Indonesia belum mencapai angka tersebut.
“Salah satu penopang ekonomi supaya cepat maju, jumlah pengusahanya banyak. Kenapa? Karena pengusaha menciptakan banyak lapangan kerja,” terangnya.
Selain itu, entrepreneur memberikan kontribusi kepada negara berupa pajak. Kepada mahasiswa IAIN Bengkulu, HT membagikan kunci suksesnya membangun karir sebagai entrepreneur.
Menurutnya, bukan hanya kerja keras dan militan, kesuksesan yang diraihnya saat ini berkat kerja berkualitas yang dilakoninya secara konsisten. Kerja berkualitas artinya kreatif, inovatif dan tepat sasaran.
“Kalau nanti adik-adik lulus kuliah, berhasil, harapan saya adik-adik bisa memberikan kontribusi positif terhadap bangsa kita. Bisa menjadi bagian dalam membangun bangsa kita,” kata pria asal Jawa Timur itu.
Sementara Rektor IAIN Bengkulu, Sirajuddin mengungkapkan, pesan yang disampaikan HT sangat bermanfaat dalam meningkatkan kapasitas dan kualitas para mahasiswa.
Diakuinya, HT memiliki sumbangsih besar dalam membangun Indonesia, baik melalui entrepreneurship maupun politik.
“Kapasitas dan kualitas kita meningkat berkat sentuhan dan pencerahan yang diberikan tokoh-tokoh nasional seperti Pak HT. Mudah-mudahan ini bukan yang pertama dan terakhir bagi Pak HT berkunjung ke kampus ini,” harap Sirajuddin.
Dalam kunjungannya ke IAIN Bengkulu, HT juga memberikan bantuan dana pendidikan bagi mahasiswa yang berprestasi. Saat akan meninggalkan kampus di Jalan Raden Fatah Pagar Dewa, Kota Bengkulu itu, mahasiswa sudah berkerumun menunggunya di depan pintu aula. Mereka siap dengan kamera ponselnya untuk berfoto alias selfie bersama HT.
Pilihan:
Ani Yudhoyono Nyapres, Marzuki Alie Bilang Belanda Masih Jauh
“Saya sangat berharap, suatu saat dari para mahasiswa ini akan menjadi tulang punggung bangsa. Apapun profesinya, mau jadi entrepreneur seperti saya, mau jadi pegawai negeri, lawyer atau menjadi karyawan,” ujar HT di IAIN Bengkulu, Kamis (17/3/2016).
Dia berpesan kepada mahasiswa IAIN Bengkulu agar kelak memberikan perhatian khusus kepada masyarakat marginal, seperti UMKM, petani, nelayan dan buruh. Menurutnya, pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa maksimal bila masyarakat yang ketinggalan tersebut bisa naik kelas.
“Salah satu solusi agar Indonesia lebih baik, masyarakat marginal harus tumbuh lebih tinggi dari masyarakat mapan, sehingga masyarakat mapan setiap tahun jumlahnya meningkat. Ini akan mendorong pertumbuhan Indonesia lebih tinggi lagi,” ungkapnya.
Ketua Umum Partai Perindo ini menjelaskan, masyarakat marginal yang naik kelas akan ikut menopang ekonomi Indonesia, sehingga pertumbuhan bisa melesat.
“Saya sering mendorong generasi muda antara lain untuk menjadi entrepreneur. Kenapa? Bukan karena background saya entrepreneur. Salah satu alasannya karena Indonesia butuh,” tuturnya.
HT mengungkapkan, suatu negara bisa maju jika jumlah entrepeneur-nya minimal 2 persen dari total jumlah penduduk. Sementara Indonesia belum mencapai angka tersebut.
“Salah satu penopang ekonomi supaya cepat maju, jumlah pengusahanya banyak. Kenapa? Karena pengusaha menciptakan banyak lapangan kerja,” terangnya.
Selain itu, entrepreneur memberikan kontribusi kepada negara berupa pajak. Kepada mahasiswa IAIN Bengkulu, HT membagikan kunci suksesnya membangun karir sebagai entrepreneur.
Menurutnya, bukan hanya kerja keras dan militan, kesuksesan yang diraihnya saat ini berkat kerja berkualitas yang dilakoninya secara konsisten. Kerja berkualitas artinya kreatif, inovatif dan tepat sasaran.
“Kalau nanti adik-adik lulus kuliah, berhasil, harapan saya adik-adik bisa memberikan kontribusi positif terhadap bangsa kita. Bisa menjadi bagian dalam membangun bangsa kita,” kata pria asal Jawa Timur itu.
Sementara Rektor IAIN Bengkulu, Sirajuddin mengungkapkan, pesan yang disampaikan HT sangat bermanfaat dalam meningkatkan kapasitas dan kualitas para mahasiswa.
Diakuinya, HT memiliki sumbangsih besar dalam membangun Indonesia, baik melalui entrepreneurship maupun politik.
“Kapasitas dan kualitas kita meningkat berkat sentuhan dan pencerahan yang diberikan tokoh-tokoh nasional seperti Pak HT. Mudah-mudahan ini bukan yang pertama dan terakhir bagi Pak HT berkunjung ke kampus ini,” harap Sirajuddin.
Dalam kunjungannya ke IAIN Bengkulu, HT juga memberikan bantuan dana pendidikan bagi mahasiswa yang berprestasi. Saat akan meninggalkan kampus di Jalan Raden Fatah Pagar Dewa, Kota Bengkulu itu, mahasiswa sudah berkerumun menunggunya di depan pintu aula. Mereka siap dengan kamera ponselnya untuk berfoto alias selfie bersama HT.
Pilihan:
Ani Yudhoyono Nyapres, Marzuki Alie Bilang Belanda Masih Jauh
(maf)