Menristekdikti Buat Riset Soal Sapi Lokal di Tiga Daerah
A
A
A
JAKARTA - Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) M Nasir mengklaim pihaknya telah mengembangkan riset berkaitan dengan sapi ternak untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.
Jika riset tersebut dikembangkan dan diaplikasikan secara benar, menurut Nasir, maka hal itu bisa mengurangi impor sapi sekitar 15-20 tahun dalam lima tahun ke depan.
"Tapi (riset) ini harus (dilakukan) bersama-sama," ujar Nasir usai mendampingi Politeknik Maritim Negeri Indonesia menemui Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (20/6/2016).
Nasir menjelaskan, riset tersebut akan dikhususkan untuk sapi dalam negeri. Sebab, dalam negeri tanpa harus menyesuaikan kondisi iklim seperti sapi dari luar negeri.
"Tapi karena sapi lokal, sapi Bali, Madura dan Sumatera Barat. Sapi Bali kami punya risetnya yang beratnya rata-rata itu 250 sekarang bisa sampai 500 kg satu ekor," katanya.
Menurutnya, jika riset itu masih meliputi tiga daerah tersebut, maka ke depan akan dikembangkan ke seluruh Indonesia. Meski demikian, sentra produk pengembangan dan riset sapi tetap berada di tiga daerah tersebut.
"Jadi bagaimana sapi ini, katakan kebutuhan sapi 2 juta ekor harus kami kembangkan, akan bisa memenuhi kebutuhan daging yang ada di Indonesia. Jadi 2 juta pada tahun pertama, 2 juta tahun berikutnya," pungkasnya.
Jika riset tersebut dikembangkan dan diaplikasikan secara benar, menurut Nasir, maka hal itu bisa mengurangi impor sapi sekitar 15-20 tahun dalam lima tahun ke depan.
"Tapi (riset) ini harus (dilakukan) bersama-sama," ujar Nasir usai mendampingi Politeknik Maritim Negeri Indonesia menemui Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (20/6/2016).
Nasir menjelaskan, riset tersebut akan dikhususkan untuk sapi dalam negeri. Sebab, dalam negeri tanpa harus menyesuaikan kondisi iklim seperti sapi dari luar negeri.
"Tapi karena sapi lokal, sapi Bali, Madura dan Sumatera Barat. Sapi Bali kami punya risetnya yang beratnya rata-rata itu 250 sekarang bisa sampai 500 kg satu ekor," katanya.
Menurutnya, jika riset itu masih meliputi tiga daerah tersebut, maka ke depan akan dikembangkan ke seluruh Indonesia. Meski demikian, sentra produk pengembangan dan riset sapi tetap berada di tiga daerah tersebut.
"Jadi bagaimana sapi ini, katakan kebutuhan sapi 2 juta ekor harus kami kembangkan, akan bisa memenuhi kebutuhan daging yang ada di Indonesia. Jadi 2 juta pada tahun pertama, 2 juta tahun berikutnya," pungkasnya.
(kri)