Soal Full Day School, Anang Hermansyah: Jangan Cari Sensasi Tak Perlu
A
A
A
JAKARTA - Sikap Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy yang membatalkan rencana menerapkan full day school bagi siswa SD dan SMP diapresiasi Anggota Komisi X DPR Anang Hermansyah.
Langkah itu dinilai Anang tepat karena gagasan menerapkan full day school atau sekolah sehari penuh bermasalah."Saya mengapresiasi sikap Mendikbud yang menarik wacana full day school itu. Karena memang secara filosofis dan praktis, gagasan tersebut bermasalah," ujar Anang dalam keterangan tertulisnya, Rabu (10/8/2016).
Ide full day school dinilai Anang justru menunjukkan ketidakpahaman demografi pendidikan di Indonesia. "Ide ini sangat bias kota. Menteri tidak paham kompleksitas masalah pendidikan kita seperti soal kesenjangan yang luar biasa antar daerah di Indonesia," tutur Anang. (Baca juga: Menuai Polemik, Mendikbud Akan Kaji Nama Full Day School)
Dia mengatakan, kesenjangan pendidikan mulai soal fasilitas infrastruktur, fasilitas penunjang hingga sumber daya tenaga pengajar menjadi salah satu sulitnya gagasan sekolah full day terwujud.
"Apalagi sampai saat ini ada 10.985 desa yang belum memiliki SD. Semestinya Mendikbud berpikir keras soal ini daripada melempar wacana yang tidak produktif di publik," paparnya.
Anang menyarankan sebaiknya Mendikbud menindaklanjuti soal Kurikulum 2013 (K-13) yang belum dituntaskan para kepemimpinan Anies Baswedan.
Menurut Anang, visi misi Presiden melalui Nawacita di bidang pendidikan bisa diakomodasi melalui K-13. "Jangan mencari sensasi yang tidak perlu. Lebih baik menyelesaikan pekerjaan rumah yang menumpuk di depan mata," ucap politikus Partai Amanat Nasional ini.
Dia meminta agar Mendikbud memiliki perhatian serius terhadap pendidikan anak usia dini (PAUD), antara lain terkait infrastruktur dan sumber daya manusia (SDM). PAUD dianggapnya menjadi pintu masuk negara untuk melakukan investasi sumber daya manusia yang unggul.
"PAUD harus menjadi perhatian serius, negara-negara maju mengalokasikan anggaran secara serius untuk mengurus PAUD. Menteri semestinya memiliki perhatian serius soal PAUD ini," tuturnya.
Sejak mencuat ke publik, gagasan Mendikbud soal sekolah full day langsung menjadi sorotan publik. Kritik pun mengalir kepada Mendikbud terkait rencana tersebut. Menyikapi kritik terhadapnya, Mendikbud saat konferensi pers pada Selasa 9 Juli 2016 mengkaji ulang rencana itu dan mencari pendekatan lain.
Langkah itu dinilai Anang tepat karena gagasan menerapkan full day school atau sekolah sehari penuh bermasalah."Saya mengapresiasi sikap Mendikbud yang menarik wacana full day school itu. Karena memang secara filosofis dan praktis, gagasan tersebut bermasalah," ujar Anang dalam keterangan tertulisnya, Rabu (10/8/2016).
Ide full day school dinilai Anang justru menunjukkan ketidakpahaman demografi pendidikan di Indonesia. "Ide ini sangat bias kota. Menteri tidak paham kompleksitas masalah pendidikan kita seperti soal kesenjangan yang luar biasa antar daerah di Indonesia," tutur Anang. (Baca juga: Menuai Polemik, Mendikbud Akan Kaji Nama Full Day School)
Dia mengatakan, kesenjangan pendidikan mulai soal fasilitas infrastruktur, fasilitas penunjang hingga sumber daya tenaga pengajar menjadi salah satu sulitnya gagasan sekolah full day terwujud.
"Apalagi sampai saat ini ada 10.985 desa yang belum memiliki SD. Semestinya Mendikbud berpikir keras soal ini daripada melempar wacana yang tidak produktif di publik," paparnya.
Anang menyarankan sebaiknya Mendikbud menindaklanjuti soal Kurikulum 2013 (K-13) yang belum dituntaskan para kepemimpinan Anies Baswedan.
Menurut Anang, visi misi Presiden melalui Nawacita di bidang pendidikan bisa diakomodasi melalui K-13. "Jangan mencari sensasi yang tidak perlu. Lebih baik menyelesaikan pekerjaan rumah yang menumpuk di depan mata," ucap politikus Partai Amanat Nasional ini.
Dia meminta agar Mendikbud memiliki perhatian serius terhadap pendidikan anak usia dini (PAUD), antara lain terkait infrastruktur dan sumber daya manusia (SDM). PAUD dianggapnya menjadi pintu masuk negara untuk melakukan investasi sumber daya manusia yang unggul.
"PAUD harus menjadi perhatian serius, negara-negara maju mengalokasikan anggaran secara serius untuk mengurus PAUD. Menteri semestinya memiliki perhatian serius soal PAUD ini," tuturnya.
Sejak mencuat ke publik, gagasan Mendikbud soal sekolah full day langsung menjadi sorotan publik. Kritik pun mengalir kepada Mendikbud terkait rencana tersebut. Menyikapi kritik terhadapnya, Mendikbud saat konferensi pers pada Selasa 9 Juli 2016 mengkaji ulang rencana itu dan mencari pendekatan lain.
(dam)