PKS Nilai Kondisi Pendidikan Nasional Masih Jauh dari Ideal

Kamis, 03 Mei 2018 - 07:01 WIB
PKS Nilai Kondisi Pendidikan...
PKS Nilai Kondisi Pendidikan Nasional Masih Jauh dari Ideal
A A A
JAKARTA - Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menilai kondisi pendidikan nasional saat ini masih jauh dari ideal. Pasalnya pekerjaan rumah dalam dunia pendidikan dinilai masih sangat besar, sehingga perlu kerja keras mengejar banyak ketertinggalan dunia pendidikan Indonesia.

Ketua Fraksi PKS DPR Jazuli Juwaini pun memaparkan empat hal yang masih menjadi pekerjaan rumah di dunia pendidikan.

Pertama, menghadirkan siswa didik yang beriman, bertakwa, dan berakhlak mulia di tengah perkembangan teknologi informasi dan media sosial yang masif dan eksesif yang membawa budaya liberal, sekuler, bahkan bebas nilai serta jauh dari agama.

"Sehingga marak pergaulan bebas, perilaku menyimpang, dekadensi moral (akhlak) dalam kehidupan generasi bangsa kita," kata Jazuli dalam keterangan tertulisnya kepada SINDOnews, Rabu (2/5/2018).

Menurut dia, tidak ada cara efektif untuk mengatasi hal tersebut, kecuali dengan menanamkan nilai-nilai agama yang konsekuen terutama dalam dimensi pengamalan akhlak sehari-hari karena iman, takwa, akhlak itu sumbernya agama.

Dia melanjutkan, itu semua membutuhkan peran aktif semua pihak, guru, dosen, orang tua, lingkungan sosial dan pergaulan.

Selain itu, kata dia, negara atau pemerintah wajib memfasilitasinya dengan mendukung, mempromosikan, dan menunjukkan keseriusan dalam menciptakan lingkungan sosial agamis dan religius baik di sekolah maupun tempat-tempat umum.

Kedua, saat yang sama harus mengejar ketertinggalan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi melalui desain kurikulum dan materi ajar yang tepat sesuai dengan kebutuhan dan tantangan zaman yang terus berkembang.

Dia mengatakan, Indeks pembangunan manusia (IPM) bidang pendidikan saat ini masih jauh tertinggal. Begitu juga dengan kemampuan riset dan inovasi yang dihasilkan dunia pendidikan tinggi kita juga masih kalah dibandingkan negara-negara lain termasuk di kawasan Asia Tenggara.

Dikatakannya, perkembangan dunia lebih cepat dari kemampuan manusia beradaptasi. Spirit itu yang harus ditangkap dan diaplikasikan dengan baik oleh dunia pendidikan.

"Dan, lagi-lagi negara harus memfasilitasinya. Bagaimana tenaga pendidikan, kemampuan pengajarannya, sarana pendukungnya, terus dikembangkan secara kreatif dan inovatif," ungkap Anggota Komisi I DPR ini.

Kemudian, kata dia, wawasan tenaga kependidikan juga harus ditingkatkan melalui pembelajaran, pelatihan, dan benchmarking kepada negara atau lembaga pendidikan maju. Ketiga, pemerataan pendidikan dari sisi kurikulum maupun infrastruktur pendidikan ke seluruh wilayah Indonesia.

Dia mengatakan, percepatan pencapaian pendidikan di berbagai daerah, terutama luar Jawa mutlak menjadi target dan prioritas pemerintah. Jazuli mengungkapkan, Indonesia ini luas dengan karakter kemajuan masing-masing daerah.

"Kita memerlukan sistem pendidikan yang terstandardisasi dengan strategi pencapaian yang efektif untuk seluruh daerah di Indonesia," paparnya.

Keempat, kesejahteraan guru, dosen, dan tenaga kependidikan wajib diperhatikan dan ditingkatkan oleh negara. Dia menambahkan, belajar dari negara-negara maju dalam pendidikan, komponen kesejahteraan ini penting karena secara psikologis dan kualitatif mempengaruhi profesionalisme dalam proses pengajaran.

Hal ini, kata dia, bukan saja terkait gaji atau penghasilan, tapi menyangkut penghargaan profesi, peningkatan pengetahuan dan wawasan, serta tersedianya ruang kreativitas dan aktualisasi diri di lembaga-lembaga pendidikan.

"Seluruh PR di atas harus dijawab dengan kerja keras oleh kita semua karena tanggung jawab pendidikan bangsa ini ada di tangan kita semua," imbuhnya.

Tentu, kata Jazuli, pemerintah sesuai porsi dan kewenangannya harus lebih di depan dalam tanggung jawab ini. "Kita semua berdoa agar masa depan pendidikan Indonesia lebih maju lagi dan mampu melahirkan generasi unggul, kreatif, inovatif, mandiri, dan berkarakter kuat dalam iman, takwa, dan akhlak mulia. Selamat Hari Pendidikan Nasional," pungkasnya.
(maf)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1968 seconds (0.1#10.140)