Halal Science Jadi Peluang Penelitian Baru

Sabtu, 05 Mei 2018 - 15:55 WIB
Halal Science Jadi Peluang...
Halal Science Jadi Peluang Penelitian Baru
A A A
BANDUNG - Meski Indonesia adalah negara berpenduduk muslim terbesar, namun industri halal belum berkembang. Akademisi pun didorong untuk melakukan penelitian dibidang halal.

Dirjen Sumber Daya Iptek Dikti (SDID) Kemenristekdikti Ali Ghufron Mukti mengatakan, Indonesia adalah negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia. Sayangnya, pengaruhnya terhadap produk halal di dunia malah kurang terdengar.

Ali mengungkapkan, malah negara non muslim yang telah menangkap peluang industri halal tersebut. Misalnya saja Thailand, kata dia, penduduk muslim di sana hanya 4,6 juta namun sudah membuat pusat ilmu halal. Menariknya, ujar dia, seorang Indonesia keturunan Yogyakarta turut membantu pembangunan pusat sains tersebut.

"Halal science adalah peluang bisnis baru. Dengan iptek kita bisa mengembangkan suatu produk melalui proses mutu halalan thayiban dan juga aman (dikonsumsi)," katanya pada seminar Halal Science: Perkembangan Global dan Potensi Indonesia di gedung Kopertis Bandung.

Peraih Honoris Causa dari Coventry University ini mendorong para akademisi untuk membuat penelitian tentang halal yang bisa dijual ke negara lain. Misalkan saja Arab Saudi saat ini belum memiliki vaksin halal. Ini menjadi peluang bagus, ujarnya, agar Indonesia yang besar dengan jumlah penduduk muslim namun produk halalnya belum bisa mendunia.

Ali sangat berharap dari seminar ini tidak hanya bisa meyebarkan pengetahuan baru tentang halal science. Namun juga bisa menghasilkan inovasi baru untuk mendeteksi kehalalan suatu produk. Misalkan saja, ada stik yang praktis bisa langsung mendeteksi kehalalan hanya dengan dicelupkan ke dalam makanan atau minuman.

Ali menerangkan, negara non muslim lain yang juga gencar belajar tentang halal science ialah Korea Selatan. Kata dia, Korsel telah dan terus mempelajari apa yang disukai oleh umat muslim di seluruh dunia. Contohnya saja negeri ginseng itu saat ini memproduksi kalung dan kesehatan dari giok hitam yang tidak hanya untuk kesehatan. Namun mereka merangkai batu tersebut sebanyak 99 butir agar bisa menjadi tasbih. "Mereka tahu apa yang maunya umat muslim. Dan mereka menjual produk yang ramai dibeli umat muslim," katanya.


(pur)
wa-channel
Follow
Berita Terkait
DPR Setujui Penggabungan...
DPR Setujui Penggabungan Kemenristek ke Kemendikbud
Kemendikbud Luncurkan...
Kemendikbud Luncurkan Website Jalur Rempah
Kebijakan Kemendikbud...
Kebijakan Kemendikbud untuk Perkuliahan Semester Genap
Kemendikbud Tetapkan...
Kemendikbud Tetapkan Empat Jalur Penerimaan Peserta Didik Baru
Penerapan Sistem Zonasi...
Penerapan Sistem Zonasi pada PPDB 2020 Melalui Online
Kemendikbud Memanggil...
Kemendikbud Memanggil Insan Pendidikan Bergabung Program Guru Penggerak
Berita Terkini
MNC University dan Perkumpulan...
MNC University dan Perkumpulan Politeknik Swasta Jalin Kerja Sama Strategis
5 jam yang lalu
Wujudkan 1.000 Sarjana...
Wujudkan 1.000 Sarjana Pertanian, 98 Mahasiswa USU Raih Beasiswa JHL Foundation
8 jam yang lalu
Pengumuman SNBP 2025...
Pengumuman SNBP 2025 Selasa 18 Maret, Cek Link Ini
11 jam yang lalu
Riwayat Pendidikan Wakil...
Riwayat Pendidikan Wakil Ketua Panja RUU TNI Budi Djiwandono
14 jam yang lalu
10 Contoh Pantun Pembuka...
10 Contoh Pantun Pembuka Peringatan Nuzulul Quran di Sekolah, Penuh Makna
14 jam yang lalu
Intip Perkiraan Gaji...
Intip Perkiraan Gaji Pegawai Antam untuk Fresh Graduate, Peluang Menjanjikan di Sektor Pertambangan
15 jam yang lalu
Terpopuler
Infografis
Alasan Ramalan dalam...
Alasan Ramalan dalam Serial The Simpsons Selalu Jadi Kenyataan
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved