7.300 Jurnal Akan Terakreditasi Tahun Depan
A
A
A
BOGOR - Pemerintah menargetkan tahun depan akan ada 7.300 jurnal yang terakreditasi. Hal ini dianggap penting karena jurnal terakreditasi akan meningkatkan riset di Indonesia.
Dirjen Penguatan Riset dan Pengembangan (Risbang) Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek Dikti) Muhammad Dimyati mengatakan, dalam menyambut revolusi industri 4.0, Indonesia harus meningkatkan kuantitas dan kualitas riset.
Hasil riset harus dipublikasikan atau dikomunikasikan salah satunya melalui jurnal, khusus nya jurnal sudah bereputasi. “Pertemuan ini merupakan suatu upaya untuk meningkatkan jurnal di Indonesia yang jumlahnya 51.000 lebih yang ditargetkan pada tahun 2019 itu ada 7300 yang terakreditasi bisa meningkat lebih baik lagi,” ungkap Dimyati di acara Joint Convention of the Asia Pacific Association of Medical Journal Editors and the 5th Asian Science Editors Conference and Workshop 2018 di IPB Convention Centre, Bogor, Jawa Barat, Rabu (18/7/2018).
Dimyati menjelaskan bahwa Science and Technology Index (SINTA) yang dikem bang kan Kemenristek Dikti telah memiliki 6 grade akreditasi jurnal, mulai SINTA 1 sampai dengan SINTA 6. Dia menjelaskan, SINTA 1 itu merupakan jurnal yang terindeks scopus, sedangkan SINTA 2 dan seterusnya berupaya meningkatkan perbaikan kualitasnya.
Diketahui, SINTA merupakan portal yang berisi tentang pengukuran kinerja ilmu pengetahuan dan teknologi yang meliputi antara lain kinerja peneliti/penulis/author, kinerja jurnal, kinerja institusi iptek. Berbeda dengan sistem lain yang telah ada sebelumnya di Indonesia, SINTA memiliki fungsi relasi, sitasi, dan peng index.
SINTA juga menggunakan sistem entry-exit digital dan di kelola secara multisektor yang mempunyai tugas dan fungsi sinergis, yakni Kemenristek Dikti) dan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).
Sementara workshop yang dihelat di Bogor ini akan berlangsung 18-19 Juli dengan tema “Digital Standards and Editors Associations of Asia Pacific Scientific Journals”. Acara ini merupakan kegiatan rutin Dewan Editor Asia dengan Indonesia yang diwakili Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan yang bekerja sama dengan Institut Pertanian Bogor selaku tuan rumah.
Kegiatan ini juga dijadikan kesempatan untuk memperkenalkan SINTA kepada dunia internasional, karena dihadiri perwakilan dari 22 negara.
Dirjen Sumber Daya Iptek dan Dikti Kemenristek Dikti Ali Ghufron Mukti menambahkan, para profesor dan dosen diharapkan produktif menulis karya ilmiah pada jurnal bereputasi. Indikator jurnal bereputasi diantaranya terbit rutin secara berkala dan memiliki pengulas yang kompeten pada bidang masing-masing. (Neneng Zubaidah)
Dirjen Penguatan Riset dan Pengembangan (Risbang) Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek Dikti) Muhammad Dimyati mengatakan, dalam menyambut revolusi industri 4.0, Indonesia harus meningkatkan kuantitas dan kualitas riset.
Hasil riset harus dipublikasikan atau dikomunikasikan salah satunya melalui jurnal, khusus nya jurnal sudah bereputasi. “Pertemuan ini merupakan suatu upaya untuk meningkatkan jurnal di Indonesia yang jumlahnya 51.000 lebih yang ditargetkan pada tahun 2019 itu ada 7300 yang terakreditasi bisa meningkat lebih baik lagi,” ungkap Dimyati di acara Joint Convention of the Asia Pacific Association of Medical Journal Editors and the 5th Asian Science Editors Conference and Workshop 2018 di IPB Convention Centre, Bogor, Jawa Barat, Rabu (18/7/2018).
Dimyati menjelaskan bahwa Science and Technology Index (SINTA) yang dikem bang kan Kemenristek Dikti telah memiliki 6 grade akreditasi jurnal, mulai SINTA 1 sampai dengan SINTA 6. Dia menjelaskan, SINTA 1 itu merupakan jurnal yang terindeks scopus, sedangkan SINTA 2 dan seterusnya berupaya meningkatkan perbaikan kualitasnya.
Diketahui, SINTA merupakan portal yang berisi tentang pengukuran kinerja ilmu pengetahuan dan teknologi yang meliputi antara lain kinerja peneliti/penulis/author, kinerja jurnal, kinerja institusi iptek. Berbeda dengan sistem lain yang telah ada sebelumnya di Indonesia, SINTA memiliki fungsi relasi, sitasi, dan peng index.
SINTA juga menggunakan sistem entry-exit digital dan di kelola secara multisektor yang mempunyai tugas dan fungsi sinergis, yakni Kemenristek Dikti) dan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).
Sementara workshop yang dihelat di Bogor ini akan berlangsung 18-19 Juli dengan tema “Digital Standards and Editors Associations of Asia Pacific Scientific Journals”. Acara ini merupakan kegiatan rutin Dewan Editor Asia dengan Indonesia yang diwakili Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan yang bekerja sama dengan Institut Pertanian Bogor selaku tuan rumah.
Kegiatan ini juga dijadikan kesempatan untuk memperkenalkan SINTA kepada dunia internasional, karena dihadiri perwakilan dari 22 negara.
Dirjen Sumber Daya Iptek dan Dikti Kemenristek Dikti Ali Ghufron Mukti menambahkan, para profesor dan dosen diharapkan produktif menulis karya ilmiah pada jurnal bereputasi. Indikator jurnal bereputasi diantaranya terbit rutin secara berkala dan memiliki pengulas yang kompeten pada bidang masing-masing. (Neneng Zubaidah)
(nfl)