1.320 Seniman Digerakkan untuk Mengajar di Sekolah
A
A
A
JAKARTA - Sebanyak 1.320 seniman akan mengajar di sekolah. Siswa akan dilatih ekspresi dirinya langsung dari para maestro.
Dirjen Kebudayaan Kemendikbud Hilmar Farid mengatakan, para seniman tersebut akan disebar ke 28 provinsi. Dia menjelaskan bahwa para seniman ini akan membantu sekolah-sekolah yang tidak memiliki guru dan fasilitas kesenian sehingga siswa bisa mengakses kegiatan artistik. "Anak-anak akan diasah kemampuan untuk mengekspresikan dirinya dengan bahasa seni. Ini penting sebagai bagian dari misi Kemendikbud dalam pendidikan karakter," katanya seusai Workshop Gerakan Seniman Masuk Sekolah, di Jakarta.
Sejarawan ini menjelaskan bahwa memberikan akses siswa untuk mendapat pelajaran kesenian langsung dari maestro serta memberi pintu seniman lokal membagi ilmu adalah bagian dari ekosistem kemajuan kebudayaan. Dalam UU Pemajuan Kebudayaan No 5/2017, katanya, memang disebutkan bahwa ekosistem ini perlu dibangun sebagai salah satu komponen sumber daya manusia. Siswa akan bisa berinteraksi langsung dengan seniman dan seniman juga tahu bagaimana efektifnya membagi ilmu yang mereka ketahui.
Hilmar menerangkan, Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) tidak hanya mengolah aspek kognitif anak. Pendidikan kesenian juga mengambil peran penting dalam membangkitkan ekspresi anak melalui beragam kesenian. Oleh karena itu, dia menjelaskan agar para seniman yang akan mengajar nanti dibebaskan untuk mengajarkan tidak cuma seni modern, tetapi juga seni lokal yang sesuai dengan kekhasan siswa.
Mendikbud Muhadjir Effendy mengatakan, seni dan budaya harus menjadi arus utama dalam pendidikan sehingga memperlihatkan pentingnya peran kesenian dan kebudayaan. Menurutnya, hal itu memang masih sulit diterapkan di Indonesia, tidak seperti di negara-negara maju.
“Kalau di luar negeri, pendidikan dasar itu basisnya seni budaya. Jadi, anak-anak di jenjang pendidikan dasar diajarkan musik klasik, bermain peran, cerita klasik atau cerita lokal, diajak ke situs-situs budaya dan kesenian agar benar-benar menjadi bagian dari suatu lingkungan dalam arti sisi historisnya,” ujarnya.
Direktur Kesenian Kemendikbud Restu Gunawan menjelaskan, 1.320 seniman akan mengajar satu sekolah selama empat bulan atau 27 pertemuan. Setiap pertemuan akan berdurasi dua jam atau bisa lebih bergantung pada situasi. "Senimannya nanti yang diakui oleh grup, lingkungan atau komunitas. Tidak harus lulusan sekolah, tapi memiliki kemampuan untuk mengajar. Maka harus ada rencana pengajarannya juga," jelasnya.
Restu menambahkan, tujuan yang ingin dicapai ialah untuk mendukung karakter. Nanti pada akhir pengajaran, peserta didik bisa menampilkan materinya dalam seni pertunjukan. Dia menjelaskan bahwa pendidikan kesenian ini akan masuk dalam kegiatan ekstrakurikuler. Tidak semua daerah, imbuh Restu, akan memiliki guru seniman ini, misalnya DKI Jakarta dan DI Yogyakarta yang sudah memiliki seni yang kuat.
Pemerintah semakin menunjukkan perhatian terhadap bidang kebudayaan. Setelah melalui pembahasan dua tahun, akhirnya UU Pemajuan Kebudayaan disahkan pada 2017 lalu. Selain itu, pemerintah juga akan mulai menganggarkan dana alokasi kebudayaan (DAK) yang tahun depan akan ditransfer Rp1 triliun ke daerah-daerah. Dana ini khususnya akan dimanfaatkan untuk bantuan sarana kesenian di setiap sekolah. (Neneng Zubaidah)
Dirjen Kebudayaan Kemendikbud Hilmar Farid mengatakan, para seniman tersebut akan disebar ke 28 provinsi. Dia menjelaskan bahwa para seniman ini akan membantu sekolah-sekolah yang tidak memiliki guru dan fasilitas kesenian sehingga siswa bisa mengakses kegiatan artistik. "Anak-anak akan diasah kemampuan untuk mengekspresikan dirinya dengan bahasa seni. Ini penting sebagai bagian dari misi Kemendikbud dalam pendidikan karakter," katanya seusai Workshop Gerakan Seniman Masuk Sekolah, di Jakarta.
Sejarawan ini menjelaskan bahwa memberikan akses siswa untuk mendapat pelajaran kesenian langsung dari maestro serta memberi pintu seniman lokal membagi ilmu adalah bagian dari ekosistem kemajuan kebudayaan. Dalam UU Pemajuan Kebudayaan No 5/2017, katanya, memang disebutkan bahwa ekosistem ini perlu dibangun sebagai salah satu komponen sumber daya manusia. Siswa akan bisa berinteraksi langsung dengan seniman dan seniman juga tahu bagaimana efektifnya membagi ilmu yang mereka ketahui.
Hilmar menerangkan, Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) tidak hanya mengolah aspek kognitif anak. Pendidikan kesenian juga mengambil peran penting dalam membangkitkan ekspresi anak melalui beragam kesenian. Oleh karena itu, dia menjelaskan agar para seniman yang akan mengajar nanti dibebaskan untuk mengajarkan tidak cuma seni modern, tetapi juga seni lokal yang sesuai dengan kekhasan siswa.
Mendikbud Muhadjir Effendy mengatakan, seni dan budaya harus menjadi arus utama dalam pendidikan sehingga memperlihatkan pentingnya peran kesenian dan kebudayaan. Menurutnya, hal itu memang masih sulit diterapkan di Indonesia, tidak seperti di negara-negara maju.
“Kalau di luar negeri, pendidikan dasar itu basisnya seni budaya. Jadi, anak-anak di jenjang pendidikan dasar diajarkan musik klasik, bermain peran, cerita klasik atau cerita lokal, diajak ke situs-situs budaya dan kesenian agar benar-benar menjadi bagian dari suatu lingkungan dalam arti sisi historisnya,” ujarnya.
Direktur Kesenian Kemendikbud Restu Gunawan menjelaskan, 1.320 seniman akan mengajar satu sekolah selama empat bulan atau 27 pertemuan. Setiap pertemuan akan berdurasi dua jam atau bisa lebih bergantung pada situasi. "Senimannya nanti yang diakui oleh grup, lingkungan atau komunitas. Tidak harus lulusan sekolah, tapi memiliki kemampuan untuk mengajar. Maka harus ada rencana pengajarannya juga," jelasnya.
Restu menambahkan, tujuan yang ingin dicapai ialah untuk mendukung karakter. Nanti pada akhir pengajaran, peserta didik bisa menampilkan materinya dalam seni pertunjukan. Dia menjelaskan bahwa pendidikan kesenian ini akan masuk dalam kegiatan ekstrakurikuler. Tidak semua daerah, imbuh Restu, akan memiliki guru seniman ini, misalnya DKI Jakarta dan DI Yogyakarta yang sudah memiliki seni yang kuat.
Pemerintah semakin menunjukkan perhatian terhadap bidang kebudayaan. Setelah melalui pembahasan dua tahun, akhirnya UU Pemajuan Kebudayaan disahkan pada 2017 lalu. Selain itu, pemerintah juga akan mulai menganggarkan dana alokasi kebudayaan (DAK) yang tahun depan akan ditransfer Rp1 triliun ke daerah-daerah. Dana ini khususnya akan dimanfaatkan untuk bantuan sarana kesenian di setiap sekolah. (Neneng Zubaidah)
(nfl)