Prestasi Membanggakan Anak Bangsa di Dunia Internasional
A
A
A
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nasional terus berkomitmen mengikutsertakan siswa-siswa terbaik bangsa untuk mengikuti ajang Olimpiade Internasional.
Kompetisi ini dinilai sangat strategis menemukan bakatbakat terpendam di seluruh lapisan masyarakat. Selain itu, olimpiade juga mampu menumbuhkan jiwa kompetisi dalam diri bangsa Indonesia untuk bersaing di dunia internasional. Ajang ini bahkan menjadi sarana mengomunikasikan Indonesia pada negara lain.
Kemenangan dalam berbagai olimpade dapat menunjukkan kualitas bangsa kita yang sebenarnya sehingga menghilangkan anggapan bahwa Indonesia adalah bangsa kurang dalam ilmu pengetahuan. Di tahun 2018 ini, para peserta olimpiade Internasional asal Indonesia, meraih kemenangan demi kemenangan yang membanggakan.
Salah satunya, dalam Olimpiade Matematika Internasional atau International Mathematical Olympiad (IMO) ke-59 tahun 2018 di Cluj- Napoca, Rumania, pada 4-14 Juli 2018, peserta kita berhasil menyabet enam medali, yang terdiri dari satu medali emas dan lima medali perak.
Medali emas diraih oleh Gian Cordana Sanjaya (siswa SMAK Petra 1 Surabaya), sementara medali perak diraih oleh Valentino Dante (SMAK 2 Petra Surabaya), Farras Mohammad Hibban Faddila (SMAK Kharisma Bangsa), Kinantan Arya Bagaspati (SMA Taruna Nusantara), Al!an Edgar Tjandra (SMA Kharisma Bangsa), dan Otto Alexander Sutianto (SMAK Penabur Gading Serpong).
Pada International Biology Olympiad (IBO) ke - 29 yang berlangsung di Teheran, Iran, 15-22 Juli 2018 lalu, Indonesia yang diwakili 4 siswa berhasil membawa pulang 4 medali perak.
Kompetisi International yang diikuti oleh 265 peserta dari 78 negara, merupakan ajang kompetisi bagi pelajar setingkat sekolah menengah di bawah usia 20 tahun dari seluruh dunia yang meliputi tes teori dan praktikum. Keempat siswa peraih medali perak tersebut adalah Syailendra Karuna Sugito (Siswa Kelas XII, SMA Semesta BBS Semarang, Jawa Tengah), Silingga Metta Jauhari (Siswa Kelas XII, SMAN 8 DKI Jakarta), Samuel Kevin Pasaribu (Siswa Kelas XI, SMA Unggul Del, Sumatera Utara), Aditya David Wirawan (Siswa Kelas X SMAK 1 Petra Surabaya, Jawa Timur).
Kemenangan juga diraih pada kompetisi Kimia, yaitu The 50th IChO (International Chemistry Olympiad/IChO) yang ditutup pada 28 Juli 2018 di Rudol!num, Praha, Republik Ceko.
Pada kompetisi itu, siswa Indonesia berhasil meraih 1 medali emas, 1 medali perak dan 2 medali perunggu. Medali emas diraih oleh Ong, Christoper Ivan Wijaya, SMA Kristen YSKI, Semarang, Jawa Tengah Medali Perak diraih oleh Abdullah Muqaddam, MAN Insan Cendekia Serpong, Banten Sementara Medali Perunggu diraih oleh: Rizki Kurniawan, SMAN 1 Kota Metro, Lampung Muhammad Syaiful Islam, SMA Cindera Mata Kota Bekasi, Jawa Barat. Tim Olimpiade Fisika menambah deretan raihan emas beruntun untuk Indonesia dalam kancah olimpiade sains internasional 2018.
Siswa Indonesia sukses membawa pulang satu medali emas, satu perak, dan tiga perunggu dalam kompetisi International Physics Olympiad (IPhO) ke-49 yang digelar di Lisbon, Portugal pada 21-29 Juli 2018. Medali emas untuk Indonesia dipersembahkan oleh Johanes Suhardjo (SMAK Frateran Surabaya).
Medali perak diraih oleh Jason Jovi Brata (SMAK 1 BPK Penabur Jakarta), dan tiga medali perunggu dikumpulkan oleh Ahmad Aufar Thoriq (SMA Semesta BBS Semarang), Bryant Juspi (SMA Darma Yudha Pekanbaru), serta Raditya Adhidarma Nugraha (SMAN 1 Yogyakarta).
Prestasi membanggakan selanjutnya yakni Tim Olimpiade Geogra! yang sukses meraih empat medali yakni dua medali perak dan dua perunggu dalam 15th International Geography Olympiad (IGeO) 2018 di Quebec City, Kanada. Raihan ini berhasil membawa Indonesia naik ke peringkat 9 (sembilan) dunia dari 43 negara kontestan IGeO, setelah sebelumnya pada tahun 2017 Indonesia berada di peringkat ke-12. Dua medali perunggu Indonesia dipersembahkan oleh Fernando (SMA Sutomo 1 Medan) dan M. Nadafa Isnain (SMA Kesatuan Bangsa Yogyakarta).
Sedangkan dua perunggu diraih oleh Rizky Amalia Wulandari (SMA Kharisma Bangsa Tangsel) dan Jamal Habibur Rahman (SMA Taruna Nusantara Magelang) Tim Debat Indonesia yang telah berpartisipasi dalam World School Debating Championship (WSDC) atau kejuaraan debat (bahasa Inggris) tingkat dunia tahun 2018 di Zagreb, Kroasia sejak tanggal 17 -27 Juli 2018 lalu juga tampil membanggakan.
Bersaing dengan 66 negara, (60 peserta, 6 pengamat) tim Indonesia melewati 8 babak penyisihan. Tim Indonesia diwakili oleh Muhammad Zufar Farhan Zuhdi (Kelas XII, SMAN 8 Yogyakarta), Kelly Laurecia (Kelas XI, SMAK 1 Penabur Jakarta), Evelyn Mulyono (Kelas XII, SMAK Immanuek Pontianak), Cassia Tandiono (Kelas X SPH Kemang Village), dan Swanny Wijaya (Kelas XI SMA Sutomo 1 Medan).
Kado Kemerdekaan RI
Terkait prestasi gemilang ini, Direktur Pembinaan Sekolah Menengah Atas Drs. Purwadi Sutanto menyatakqn apresiasi yang tinggi. Kemenangan ini menurutnya menjadi bukti bahwa pelajar-pelajar Indonesia potensial dan tidak kalah dengan pelajar lain dari negara-negara maju dunia.
"Ini adalah prestasi luar biasa yang dipertontonkan anak-anak kita, membanggakan kita semua, membanggakan Indonesia, dan patut kita syukuri," kata Purwadi. Sebagai generasi bangsa di era milineal, lanjut Purwadi, mereka perlu dibimbing dan diarahkan sebagai calon-calon pemimpin masa depan.
“Harus kita pupuk dan arahkan prestasi-prestasi internasional seperti ini. Ini adalah tahun emas bagi Indonesia, setelah sebelumnya tim matematika juga mendulang emas, ini sangat luar biasa, dan semoga kembali terulang pada bidang-bidang sains lainnya,” Harap Pak Direktur. Hal senada disampaikan Kasubdit Peserta Didik, Suharlan SH, MM menyampaikan, prestasi menakjubkan ini menjadi hadiah manis jelang ulang tahun kemerdekaan Indonesia.
"Ini adalah kado manis HUT RI ke-73 dan sudah ada tiga tim olimpiade yang bawa pulang emas. Sungguh luar biasa dan membanggakan kita semua, sebagai salah satu upaya diplomasi kebudayaan di dunia internasional bahwa Indonesia mampu berbicara di tingkat dunia dalam bidang pendidikan.
Prestasi ini harus menjadi tradisi sains yang kita kembangkan terus menerus sekaligus memupuk semangat nasionalisme kebangsaan kita di even internasional.” Jelas Suharlan. Suharlan yang sudah sejak tahun 2005 malang melintang dalam pelaksanaan olimpiade sains ini, sangat mengapresiasi upaya pelajar Indonesia dalam mengharumkan nama Indonesia.
“Semangat nasionalisme dan kebangsaan harus terus kita pelihara dengan baik dalam event apapun. Target prestasi harus diraih dengan semangat, kerja keras, tidak putus asa dan percaya diri menghadapi lawan-lawan tangguh. Semoga kedepan prestasi yang kita raih ini tetap dipertahankan dengan evaluasi dini terkait kekurangan-kekurangan yg ada," tutup Suharlan.
Kompetisi ini dinilai sangat strategis menemukan bakatbakat terpendam di seluruh lapisan masyarakat. Selain itu, olimpiade juga mampu menumbuhkan jiwa kompetisi dalam diri bangsa Indonesia untuk bersaing di dunia internasional. Ajang ini bahkan menjadi sarana mengomunikasikan Indonesia pada negara lain.
Kemenangan dalam berbagai olimpade dapat menunjukkan kualitas bangsa kita yang sebenarnya sehingga menghilangkan anggapan bahwa Indonesia adalah bangsa kurang dalam ilmu pengetahuan. Di tahun 2018 ini, para peserta olimpiade Internasional asal Indonesia, meraih kemenangan demi kemenangan yang membanggakan.
Salah satunya, dalam Olimpiade Matematika Internasional atau International Mathematical Olympiad (IMO) ke-59 tahun 2018 di Cluj- Napoca, Rumania, pada 4-14 Juli 2018, peserta kita berhasil menyabet enam medali, yang terdiri dari satu medali emas dan lima medali perak.
Medali emas diraih oleh Gian Cordana Sanjaya (siswa SMAK Petra 1 Surabaya), sementara medali perak diraih oleh Valentino Dante (SMAK 2 Petra Surabaya), Farras Mohammad Hibban Faddila (SMAK Kharisma Bangsa), Kinantan Arya Bagaspati (SMA Taruna Nusantara), Al!an Edgar Tjandra (SMA Kharisma Bangsa), dan Otto Alexander Sutianto (SMAK Penabur Gading Serpong).
Pada International Biology Olympiad (IBO) ke - 29 yang berlangsung di Teheran, Iran, 15-22 Juli 2018 lalu, Indonesia yang diwakili 4 siswa berhasil membawa pulang 4 medali perak.
Kompetisi International yang diikuti oleh 265 peserta dari 78 negara, merupakan ajang kompetisi bagi pelajar setingkat sekolah menengah di bawah usia 20 tahun dari seluruh dunia yang meliputi tes teori dan praktikum. Keempat siswa peraih medali perak tersebut adalah Syailendra Karuna Sugito (Siswa Kelas XII, SMA Semesta BBS Semarang, Jawa Tengah), Silingga Metta Jauhari (Siswa Kelas XII, SMAN 8 DKI Jakarta), Samuel Kevin Pasaribu (Siswa Kelas XI, SMA Unggul Del, Sumatera Utara), Aditya David Wirawan (Siswa Kelas X SMAK 1 Petra Surabaya, Jawa Timur).
Kemenangan juga diraih pada kompetisi Kimia, yaitu The 50th IChO (International Chemistry Olympiad/IChO) yang ditutup pada 28 Juli 2018 di Rudol!num, Praha, Republik Ceko.
Pada kompetisi itu, siswa Indonesia berhasil meraih 1 medali emas, 1 medali perak dan 2 medali perunggu. Medali emas diraih oleh Ong, Christoper Ivan Wijaya, SMA Kristen YSKI, Semarang, Jawa Tengah Medali Perak diraih oleh Abdullah Muqaddam, MAN Insan Cendekia Serpong, Banten Sementara Medali Perunggu diraih oleh: Rizki Kurniawan, SMAN 1 Kota Metro, Lampung Muhammad Syaiful Islam, SMA Cindera Mata Kota Bekasi, Jawa Barat. Tim Olimpiade Fisika menambah deretan raihan emas beruntun untuk Indonesia dalam kancah olimpiade sains internasional 2018.
Siswa Indonesia sukses membawa pulang satu medali emas, satu perak, dan tiga perunggu dalam kompetisi International Physics Olympiad (IPhO) ke-49 yang digelar di Lisbon, Portugal pada 21-29 Juli 2018. Medali emas untuk Indonesia dipersembahkan oleh Johanes Suhardjo (SMAK Frateran Surabaya).
Medali perak diraih oleh Jason Jovi Brata (SMAK 1 BPK Penabur Jakarta), dan tiga medali perunggu dikumpulkan oleh Ahmad Aufar Thoriq (SMA Semesta BBS Semarang), Bryant Juspi (SMA Darma Yudha Pekanbaru), serta Raditya Adhidarma Nugraha (SMAN 1 Yogyakarta).
Prestasi membanggakan selanjutnya yakni Tim Olimpiade Geogra! yang sukses meraih empat medali yakni dua medali perak dan dua perunggu dalam 15th International Geography Olympiad (IGeO) 2018 di Quebec City, Kanada. Raihan ini berhasil membawa Indonesia naik ke peringkat 9 (sembilan) dunia dari 43 negara kontestan IGeO, setelah sebelumnya pada tahun 2017 Indonesia berada di peringkat ke-12. Dua medali perunggu Indonesia dipersembahkan oleh Fernando (SMA Sutomo 1 Medan) dan M. Nadafa Isnain (SMA Kesatuan Bangsa Yogyakarta).
Sedangkan dua perunggu diraih oleh Rizky Amalia Wulandari (SMA Kharisma Bangsa Tangsel) dan Jamal Habibur Rahman (SMA Taruna Nusantara Magelang) Tim Debat Indonesia yang telah berpartisipasi dalam World School Debating Championship (WSDC) atau kejuaraan debat (bahasa Inggris) tingkat dunia tahun 2018 di Zagreb, Kroasia sejak tanggal 17 -27 Juli 2018 lalu juga tampil membanggakan.
Bersaing dengan 66 negara, (60 peserta, 6 pengamat) tim Indonesia melewati 8 babak penyisihan. Tim Indonesia diwakili oleh Muhammad Zufar Farhan Zuhdi (Kelas XII, SMAN 8 Yogyakarta), Kelly Laurecia (Kelas XI, SMAK 1 Penabur Jakarta), Evelyn Mulyono (Kelas XII, SMAK Immanuek Pontianak), Cassia Tandiono (Kelas X SPH Kemang Village), dan Swanny Wijaya (Kelas XI SMA Sutomo 1 Medan).
Kado Kemerdekaan RI
Terkait prestasi gemilang ini, Direktur Pembinaan Sekolah Menengah Atas Drs. Purwadi Sutanto menyatakqn apresiasi yang tinggi. Kemenangan ini menurutnya menjadi bukti bahwa pelajar-pelajar Indonesia potensial dan tidak kalah dengan pelajar lain dari negara-negara maju dunia.
"Ini adalah prestasi luar biasa yang dipertontonkan anak-anak kita, membanggakan kita semua, membanggakan Indonesia, dan patut kita syukuri," kata Purwadi. Sebagai generasi bangsa di era milineal, lanjut Purwadi, mereka perlu dibimbing dan diarahkan sebagai calon-calon pemimpin masa depan.
“Harus kita pupuk dan arahkan prestasi-prestasi internasional seperti ini. Ini adalah tahun emas bagi Indonesia, setelah sebelumnya tim matematika juga mendulang emas, ini sangat luar biasa, dan semoga kembali terulang pada bidang-bidang sains lainnya,” Harap Pak Direktur. Hal senada disampaikan Kasubdit Peserta Didik, Suharlan SH, MM menyampaikan, prestasi menakjubkan ini menjadi hadiah manis jelang ulang tahun kemerdekaan Indonesia.
"Ini adalah kado manis HUT RI ke-73 dan sudah ada tiga tim olimpiade yang bawa pulang emas. Sungguh luar biasa dan membanggakan kita semua, sebagai salah satu upaya diplomasi kebudayaan di dunia internasional bahwa Indonesia mampu berbicara di tingkat dunia dalam bidang pendidikan.
Prestasi ini harus menjadi tradisi sains yang kita kembangkan terus menerus sekaligus memupuk semangat nasionalisme kebangsaan kita di even internasional.” Jelas Suharlan. Suharlan yang sudah sejak tahun 2005 malang melintang dalam pelaksanaan olimpiade sains ini, sangat mengapresiasi upaya pelajar Indonesia dalam mengharumkan nama Indonesia.
“Semangat nasionalisme dan kebangsaan harus terus kita pelihara dengan baik dalam event apapun. Target prestasi harus diraih dengan semangat, kerja keras, tidak putus asa dan percaya diri menghadapi lawan-lawan tangguh. Semoga kedepan prestasi yang kita raih ini tetap dipertahankan dengan evaluasi dini terkait kekurangan-kekurangan yg ada," tutup Suharlan.
(don)