Menag Tak Ragu Madrasah Kini Sudah jadi Institusi Membanggakan
A
A
A
BENGKULU - Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin memuji keberadaan madrasah pada saat ini. Menurutnya, saat ini madrasah sudah menjadi institusi yang membanggakan. Ini tidak lain karena banyaknya siswa yang lahir dari madrasah menunjukkan prestasi terbaik.
Hal itu disampaikan Menag saat memberikan sambutan dalam pembukaan Kompetisi Sains Madrasah (KSM) di Gedung Gunung Bungkuk Serbaguna STQ di Kota Bengkulu, Selasa (25/9/2018).
Dalam menyampaikan kata sambutannya, yang juga diikuti dengan membuka acara KSM 2018, Menag Lukman menggunakan video. Ini tidak lain karena ia berhalangan hadir karena sedang memiliki tugas kenegaraan di luar negeri.
“Saya tak ragu menyatakan bahwa madrasah hari ini adalah sebuah institusi membanggakan. Setiap tahun, kita dapat saksikan siswa-siswi terbaik madrasah siap memberikan prestasi terbaik bagi bangsa,” ujar Menag.
Ia mencontohkan bahwa banyaknya peserta KSM 2018 ini yang diikuti oleh 543 siswa-siswi terbaik madrasah. Mereka kata Menag, nantinya tidak hanya berkompetisi dalam Kompetisi Sains Madrasah tetapi juga ada yang beradu hasil penelitian.
“Kalian, siswa-siswi terbaik dari ribuan anak madrasah di penjuru nusantara ini. Kalian siswa-siswi yang mampu menaklukan ketakutan dan kemalasan hingga menjadi pribadi yang tertempa,” jelasnya.
Oleh karenanya, ia menegaskan tidak ada alasan lagi bagi generasi tua untuk tidak bangga memiiki generasi milineal yang lahir dari madrasah. Sebab, mereka nantinya tidak hanya menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, tetapi semua itu juga ditopang dengan nilai-nilai luhur agama yang kuat.
“Pada kalian, kami menumpukan sejuta harapan. Kalian, siswa siswi madrasah, yang tak hanya selalu berdzikir, tapi juga pandai berpikir. Kalian, yang kami yakin tak hanya taat pada agama, tapi juga cinta pada negara,” kata Menag.
Dalam kesempatan ini, Menag juga mengajak peserta KSM 2018 untuk merenungkan sebuah kisah yang pernah terjadi di Bengkulu atau yang dikenal dengan sebutan “Bumi Raflesia”. Kisah tersebut berkaitan dengan kehidupan Proklamator RI Bung Karno.
Dikatakannya, lebih dari 80 tahun yang lalu, saat ia dalam pengasingan di tanah Bengkulu ini, Bung Karno diminta Tuan Hasan Din untuk mengajar di salah satu sekolah agama.
“Tetapi, ingatlah hendaknya Bung... jangan membicarakan soal politik,” kata Menag mengutip pesan Hasan Din saat itu.
Apa ananda sekalian tahu jawaban Bung Karno? “Ah, tidak,” sahut Bung Karno. “Tetapi, saya kan boleh menyinggung Nabi besar Muhammad yang selalu mengajarkan cintanya pada Tanah Air,” kata Bung Karno melanjutkan.
“Ananda sekalian, Apa makna kisah ini? Seperti Bung Karno, saya berharap siswa madrasah senantiasa mengikuti ajaran Nabi Muhammad SAW. Jadilah pemuda berakhlak mulia, yang cinta Tanah Air. Teladani empat sifat Rasul nan Mulia. Jadilah pemuda yang Shiddiq, Amanah, Fathonah dan Tabligh.”
Ia juga meminta, di tengah derasnya arus informasi media sosial yang dahsyat ini ia berharap anak-anak madrasah tidak sampai terprovokasi. “Carilah informasi dan pengetahuan dari sumber terpercaya dan utama. Jangan lupa untuk selalu berpegang tegug pada Al-Qur’an dan Hadits, agar belajar yang dilakukan benar-benar menuntun kalian untuk mencapai tujuan hidup sejati,” kata Menag.
Hal itu disampaikan Menag saat memberikan sambutan dalam pembukaan Kompetisi Sains Madrasah (KSM) di Gedung Gunung Bungkuk Serbaguna STQ di Kota Bengkulu, Selasa (25/9/2018).
Dalam menyampaikan kata sambutannya, yang juga diikuti dengan membuka acara KSM 2018, Menag Lukman menggunakan video. Ini tidak lain karena ia berhalangan hadir karena sedang memiliki tugas kenegaraan di luar negeri.
“Saya tak ragu menyatakan bahwa madrasah hari ini adalah sebuah institusi membanggakan. Setiap tahun, kita dapat saksikan siswa-siswi terbaik madrasah siap memberikan prestasi terbaik bagi bangsa,” ujar Menag.
Ia mencontohkan bahwa banyaknya peserta KSM 2018 ini yang diikuti oleh 543 siswa-siswi terbaik madrasah. Mereka kata Menag, nantinya tidak hanya berkompetisi dalam Kompetisi Sains Madrasah tetapi juga ada yang beradu hasil penelitian.
“Kalian, siswa-siswi terbaik dari ribuan anak madrasah di penjuru nusantara ini. Kalian siswa-siswi yang mampu menaklukan ketakutan dan kemalasan hingga menjadi pribadi yang tertempa,” jelasnya.
Oleh karenanya, ia menegaskan tidak ada alasan lagi bagi generasi tua untuk tidak bangga memiiki generasi milineal yang lahir dari madrasah. Sebab, mereka nantinya tidak hanya menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, tetapi semua itu juga ditopang dengan nilai-nilai luhur agama yang kuat.
“Pada kalian, kami menumpukan sejuta harapan. Kalian, siswa siswi madrasah, yang tak hanya selalu berdzikir, tapi juga pandai berpikir. Kalian, yang kami yakin tak hanya taat pada agama, tapi juga cinta pada negara,” kata Menag.
Dalam kesempatan ini, Menag juga mengajak peserta KSM 2018 untuk merenungkan sebuah kisah yang pernah terjadi di Bengkulu atau yang dikenal dengan sebutan “Bumi Raflesia”. Kisah tersebut berkaitan dengan kehidupan Proklamator RI Bung Karno.
Dikatakannya, lebih dari 80 tahun yang lalu, saat ia dalam pengasingan di tanah Bengkulu ini, Bung Karno diminta Tuan Hasan Din untuk mengajar di salah satu sekolah agama.
“Tetapi, ingatlah hendaknya Bung... jangan membicarakan soal politik,” kata Menag mengutip pesan Hasan Din saat itu.
Apa ananda sekalian tahu jawaban Bung Karno? “Ah, tidak,” sahut Bung Karno. “Tetapi, saya kan boleh menyinggung Nabi besar Muhammad yang selalu mengajarkan cintanya pada Tanah Air,” kata Bung Karno melanjutkan.
“Ananda sekalian, Apa makna kisah ini? Seperti Bung Karno, saya berharap siswa madrasah senantiasa mengikuti ajaran Nabi Muhammad SAW. Jadilah pemuda berakhlak mulia, yang cinta Tanah Air. Teladani empat sifat Rasul nan Mulia. Jadilah pemuda yang Shiddiq, Amanah, Fathonah dan Tabligh.”
Ia juga meminta, di tengah derasnya arus informasi media sosial yang dahsyat ini ia berharap anak-anak madrasah tidak sampai terprovokasi. “Carilah informasi dan pengetahuan dari sumber terpercaya dan utama. Jangan lupa untuk selalu berpegang tegug pada Al-Qur’an dan Hadits, agar belajar yang dilakukan benar-benar menuntun kalian untuk mencapai tujuan hidup sejati,” kata Menag.
(kri)