Kemendikbud Segera Dirikan Sekolah Darurat di Palu dan Donggala
A
A
A
SLEMAN - Gempa bumi yang terjadi di Palu dan Donggala bukan hanya berdampak pada kehidupan sosial, perekonomian dan pemerintahan namun juga pendidikan. Tercatat ada 2.736 sekolah yang ada di Palu, Sigi dan Donggala terdampak, mulai dari rusak ringan hingga hancur total.
Dari jumlah ini 20 ribu guru dan 100 ribu pelajar. Sebagai solusinya untuk kegiatan belajar mengajar (KBM) tetap terlaksana akan ada sekolah darurat dalam bentuk tenda.
“Untuk masalah ini saya akan mengecek langsung ke lapangan, Sabtu (6/10/2018) besok,” ujar Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy saat pembukaan Ekspo Fiksi di Sahid J-Walk Mall, Babarsari, Depok, Sleman, Rabu (3/10/2018).
Muhadjir mengatakan ada tiga tahap untuk menjamin kegiatan proses belajar mengajar tetap berjalan. Pertama akan membikin kelas darurat
berupa tenda berstandar Unicef, kedua membangun sekolah darurat melalui kementerian PUPR dan ketiga sekolah sementara.
“Untuk pengerjaan ini diperkirakan membutuhkan waktu 3-4 bulan. Setelah itu baru akan membangun sekolah permanen yang membutuhkan
waktu satu sampai dua tahun," jelasnya.
Menurutnya semakin cepat proses belajar mengajar dilakukan semakin baik. Jangan sampai anak-anak tertinggal pelajaran dan mentalnya
jangan sampai down. Untuk itu secepatnya akan ada kelas darurat agar anak-anak bisa segera masuk sekolah.
“Kalau pelajaran belum bisa berjalan dengan baik, sudah diajak ke kegiatan-kegiatan yang rekreatif sambil menghibur dan memulihkan
kondisi psikologis mereka. Kami juga sudah mempunya tim trauma healing, termasuk yang bekerja sama dengan beberapa perguruan tinggi,”
paparnya.
Dari jumlah ini 20 ribu guru dan 100 ribu pelajar. Sebagai solusinya untuk kegiatan belajar mengajar (KBM) tetap terlaksana akan ada sekolah darurat dalam bentuk tenda.
“Untuk masalah ini saya akan mengecek langsung ke lapangan, Sabtu (6/10/2018) besok,” ujar Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy saat pembukaan Ekspo Fiksi di Sahid J-Walk Mall, Babarsari, Depok, Sleman, Rabu (3/10/2018).
Muhadjir mengatakan ada tiga tahap untuk menjamin kegiatan proses belajar mengajar tetap berjalan. Pertama akan membikin kelas darurat
berupa tenda berstandar Unicef, kedua membangun sekolah darurat melalui kementerian PUPR dan ketiga sekolah sementara.
“Untuk pengerjaan ini diperkirakan membutuhkan waktu 3-4 bulan. Setelah itu baru akan membangun sekolah permanen yang membutuhkan
waktu satu sampai dua tahun," jelasnya.
Menurutnya semakin cepat proses belajar mengajar dilakukan semakin baik. Jangan sampai anak-anak tertinggal pelajaran dan mentalnya
jangan sampai down. Untuk itu secepatnya akan ada kelas darurat agar anak-anak bisa segera masuk sekolah.
“Kalau pelajaran belum bisa berjalan dengan baik, sudah diajak ke kegiatan-kegiatan yang rekreatif sambil menghibur dan memulihkan
kondisi psikologis mereka. Kami juga sudah mempunya tim trauma healing, termasuk yang bekerja sama dengan beberapa perguruan tinggi,”
paparnya.
(kri)