PGRI: Pengetahuan dan Kesejahteraan Guru Vokasi Harus di-Upgrade
A
A
A
JAKARTA - Ketua Pengurus Besar (PB) Persatuan Guru Republik Indoneisa (PGRI) Didi Suprijadi menyoroti persoalan lulusan pendidikan vokasi yang dicap tidak sejalan dengan kebutuhan dunia industri di Indonesia saat ini.
Didi mengatakan, tak elok bila membebankan persoalan tak singkronnya output pendidikan vokasi dengan kebutuhan induatri saat ini terhadap para guru pendidikan vokasi.
Didi menilai, sistem kerja kontrak yang diterapkan dunia industri bisa saja menjadi salah satu penyebab para alumnus pendidikan vokasi tidak menemukan kenyamanan di dunia kerja.
"Jangan-jangan bukan sistem guru yang salah, tapi dunia industri yang tak nyaman. Tenaga kerja dikontrak terus, misalnya. Iklim di dunia kerja juga harus dijaga," kata Didi dalam diskusi Polemik Radio MNC Trijaya 'Vokasi&Ironi Pendidikan di Era Milenial' di Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (10/11/2018).
Didi mengakui, kualitas pengetahuan guru bidang vokasi masih rendah. PGRI kerap mendapati kemampuan guru vokasi ketinggalan zaman dan tidak singkron dengan dunia industri. Karenanya, didi mendorong adanya pembaruan pengetahuan bagi guru vokasi.
"Upgrade pengetahuan guru vokasi harus dilakukan. Kualitas mereka tertinggal 10 tahun. Makanya pas lulus sudah kedaluarsa. Kemampuan guru harus update sebagaimana perkembangan dunia industri," ucap Didi.
Tak hanya menyoroti pengetahuan guru, Didi juga menggarisbawahi soal kesejahteraan para pahlawan tanpa tanda jasa ini. Menurut Didi, mayoritas guru vokasi masih berstatus honorer dan membutuhkan kejelasan status dari pemerintah.
"Sebelum membentuk karakter, kesejahteraan guru harus diperhatikan. Karena ini urusan perut," kata Didi.
Didi mengatakan, tak elok bila membebankan persoalan tak singkronnya output pendidikan vokasi dengan kebutuhan induatri saat ini terhadap para guru pendidikan vokasi.
Didi menilai, sistem kerja kontrak yang diterapkan dunia industri bisa saja menjadi salah satu penyebab para alumnus pendidikan vokasi tidak menemukan kenyamanan di dunia kerja.
"Jangan-jangan bukan sistem guru yang salah, tapi dunia industri yang tak nyaman. Tenaga kerja dikontrak terus, misalnya. Iklim di dunia kerja juga harus dijaga," kata Didi dalam diskusi Polemik Radio MNC Trijaya 'Vokasi&Ironi Pendidikan di Era Milenial' di Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (10/11/2018).
Didi mengakui, kualitas pengetahuan guru bidang vokasi masih rendah. PGRI kerap mendapati kemampuan guru vokasi ketinggalan zaman dan tidak singkron dengan dunia industri. Karenanya, didi mendorong adanya pembaruan pengetahuan bagi guru vokasi.
"Upgrade pengetahuan guru vokasi harus dilakukan. Kualitas mereka tertinggal 10 tahun. Makanya pas lulus sudah kedaluarsa. Kemampuan guru harus update sebagaimana perkembangan dunia industri," ucap Didi.
Tak hanya menyoroti pengetahuan guru, Didi juga menggarisbawahi soal kesejahteraan para pahlawan tanpa tanda jasa ini. Menurut Didi, mayoritas guru vokasi masih berstatus honorer dan membutuhkan kejelasan status dari pemerintah.
"Sebelum membentuk karakter, kesejahteraan guru harus diperhatikan. Karena ini urusan perut," kata Didi.
(maf)