Mahfud MD Ajak Rawat Intelektualisme untuk Kemajuan Bangsa
A
A
A
SLEMAN - Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta menggelar kuliah umum intelektualisme untuk kemajuan bangsa bagi mahasiswa program profesi, magister, dan doktor di Gedung Sardjito, Jalan Kaliurang, KM 14,5 Ngaglik, Sleman, Sabtu (1/11/2018). Pembicara dalam kuliah umum itu Guru Besar Fakultas Hukum (FH) UII, Mahfud MD.
Selain untuk meyambut mahasiswa baru program profesi S2 dan S3 UII, kegiatan tersebut juga sebagai upaya UII dalam mencetak cendekiawan yang berintelek dan berperan dalam kemajuan bangsa. Kuliah umum sendiri dihadiri sekitar 500 mahasiswa baru program profesi, S2 dan S3 UII.
Mahfud MD di hadapan ratusan mahasiswa baru tersebut mengatakan UII bukan hanya sekadar mencetak sarjana yang intelek atau cendekiawan
saja namun juga sarjana yang memiliki karakakter dan watak iman taqwa. Sehingga saat di kehidupan baik di masyarakat maupun tempat
kerjanya tetap dapat menjaga intelektual dan cendikiawannya itu.
“Inilah fungsinya pendidikan tidak hanya pengajaran, adanya penyelarasan antara Iptek dan Imtaq,” ujar Mahfud.
Untuk itu Islam menekankan pada watak intelektualisme dan kecendekiawanan dengan tiga pilar pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi (iptek) yakni integrasi agama dan ilmu kemudian berwawasan rasional tetapi menolak rasionalisme serta memihak pada nilai-nilai kemaslahatan bagi umat manusia. Namun muncul tantangan baru untuk intelektualisme ini yakni digitalisasi yang serba instan khususnya di era Milenial, Z dan Alpha.
“Oleh karena itu kita harus tetap merawat intelektualisme untuk merawat kemajuan bangsa dan keselamatan ilmu,” paparnya.
Mahfud juga menjelaskan ilmuan Islam dalam tradisi menekankan ilmu sebagai penguat iman. Orang yang taat, amanat dan beriman adalah yang berilmu dan semakin memperdalam ilmunya.
Staf Humas UII, Rifki Sasmita menambahkan kegiatan ini merupakan agenda rutin saat menyambut mahasiswa baru program profesi, S2 dan S3 di lingkungan UII. Diharapkan mereka segera akan menyesuaikan dengan pendidikan di UII serta dapat menjadi intekletual dan cendekiawan di bidangnya masing-masing.
Selain untuk meyambut mahasiswa baru program profesi S2 dan S3 UII, kegiatan tersebut juga sebagai upaya UII dalam mencetak cendekiawan yang berintelek dan berperan dalam kemajuan bangsa. Kuliah umum sendiri dihadiri sekitar 500 mahasiswa baru program profesi, S2 dan S3 UII.
Mahfud MD di hadapan ratusan mahasiswa baru tersebut mengatakan UII bukan hanya sekadar mencetak sarjana yang intelek atau cendekiawan
saja namun juga sarjana yang memiliki karakakter dan watak iman taqwa. Sehingga saat di kehidupan baik di masyarakat maupun tempat
kerjanya tetap dapat menjaga intelektual dan cendikiawannya itu.
“Inilah fungsinya pendidikan tidak hanya pengajaran, adanya penyelarasan antara Iptek dan Imtaq,” ujar Mahfud.
Untuk itu Islam menekankan pada watak intelektualisme dan kecendekiawanan dengan tiga pilar pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi (iptek) yakni integrasi agama dan ilmu kemudian berwawasan rasional tetapi menolak rasionalisme serta memihak pada nilai-nilai kemaslahatan bagi umat manusia. Namun muncul tantangan baru untuk intelektualisme ini yakni digitalisasi yang serba instan khususnya di era Milenial, Z dan Alpha.
“Oleh karena itu kita harus tetap merawat intelektualisme untuk merawat kemajuan bangsa dan keselamatan ilmu,” paparnya.
Mahfud juga menjelaskan ilmuan Islam dalam tradisi menekankan ilmu sebagai penguat iman. Orang yang taat, amanat dan beriman adalah yang berilmu dan semakin memperdalam ilmunya.
Staf Humas UII, Rifki Sasmita menambahkan kegiatan ini merupakan agenda rutin saat menyambut mahasiswa baru program profesi, S2 dan S3 di lingkungan UII. Diharapkan mereka segera akan menyesuaikan dengan pendidikan di UII serta dapat menjadi intekletual dan cendekiawan di bidangnya masing-masing.
(kri)