Himpunan Mahasiswa Jurusan Agribisnis UIN Jakarta Diajak Bertani

Sabtu, 15 Desember 2018 - 19:17 WIB
Himpunan Mahasiswa Jurusan...
Himpunan Mahasiswa Jurusan Agribisnis UIN Jakarta Diajak Bertani
A A A
JAKARTA - Himpunan Mahasiswa Jurusan Agribisnis Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta diajak turun bertani oleh Pemuda Tani Indonesia. Pertanian dinilai sebagai invstasi masa depan.

Hal ini muncul saat Pemuda Tani Indonesia menyelenggarakan Dialog Tani Nasional bekerja sama dengan Himpunan Mahasiswa Jurusan Agribisnis UIN Jakarta dengan tema “Ayo Bertani: Pertanian Investasi Masa Depan”, Sabtu (15/12/2018).

Dialog ini adalah rangkaian kegiatan dialog ke-6 yang diselenggarakan Pemuda Tani Indonesia dari kampus ke kampus dalam agenda peringatan HUT Pemuda Tani ke 32.

Sekretaris Program Studi Agribisnis Dr. Iwan Aminudin yang sangat mengapresiasi kegiatan ini. “Dilihat dari temanya -Ayo Bertani- ini adalah sebuah ajakan bagi mahasiswa agribisnis untuk menekuni bidang pertanian. Pertanian harus jadi tujuan dalam berwirausaha, jangan lagi menjadi sebatas alternatif,” bebernya.

Senada, dekan Fakultas Sains dan Teknologi Agus Salim menyatakan bahwa saat ini Indonesia sedang memasuki revolusi industri 4.0 yang berbasis IOT (Internet of Think) begitu juga di bidang pertanian.

“Saya pernah ke Korea dan melihat bagaimana majunya pertanian di sana dengan teknologi yang maju. Petani mengelola lahan yang sangat luas secara efisien karena ditunjang teknologi tersebut, seperti kontrol lahan, pengairan, pemupukan dan lainnya menggunakan teknologi yang maju. Kita juga bisa seperti itu, kita bisa menjadi pelopor petani modern,” sebutnya.

Dialog tani sendiri menghadirkan pembicara dari pengusaha pertanian, akademisi pertanian dan dari Otoritas Jasa Keuangan. Mewakili dari pengusaha pertanian yaitu Eva Tristianto sebagai pengusaha bunga anggrek yang beromzet diatas 1 Miliar, juga Johan Setiawan sebagai pengusaha kuliner. Selanjutnya Dewi Rahmawati sebagai akademisi Agribisnis UIN Jakarta dan Boni dari OJK. Dialog dipandu oleh Suroyo selaku Ketua Harian Pemuda Tani Indonesia.

Wirausaha pertanian sebagai investasi masa depan bisa dilakukan dengan berawal dari hoby. Seperti yang dialami eva bahwa anggrek awalnya adalah hobi keluarga dan menjadi usaha yang serius. “Saya juga sarjana pertanian dan belajar tentang pertanian, kebetulan keluarga juga sudah menekuni anggrek ini, saya ingin berwirausaha di bidang ini karena prospeknya sangat bagus,” kata dia.

Keberanian berwirausaha juga ditambahkan oleh Boni yang bercerita pernah menawarkan pekerjaan kepada CEO Bukalapak Ahmad Zaky sebagai programmer dengan gaji dua kali lipat gaji programmer saat itu.

Zaky menolak tawaran tersebut karena mau fokus berwirausaha, akhirnya Bukalapak yang didirikannya sekarang menjadi Start up yang sukses. Terkait masalah pendanaan, sekarang sudah banyak Fintech yang memfasilitasi permodalan wirausahawan baru, cuman ya harus berhati-hati dalam meminjam, harus terencana.”.

Tantangan yang dihadapi dalam menumbuhkan wirausahawan baru bidang pertanian ini adalah masalah pola pikir. Bu Dewi menjelaskan bagaimana seharusnya pemuda dari desa yang belajar di kota kembali ke desa untuk membangun, bukan bertahan di kota dan menjadi pekerja.

“Yang kuliah di sini adalah investasi masa depan, bisa memberikan dampak dalam membangun desa dengan teknologi terbarukan dan lebih modern di Desa-desanya. Jangan sampai mahasiswa agribisnis yang sudah lulus masih bertahan di kota dan menjadi pekerja, padahal sebenarnya dia adalah investasi dalam membangun desanya,” ucapnya.
(vhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7034 seconds (0.1#10.140)