Dana Abadi Pendidikan Bakal Naik Bertahap

Jum'at, 15 Maret 2019 - 13:48 WIB
Dana Abadi Pendidikan Bakal Naik Bertahap
Dana Abadi Pendidikan Bakal Naik Bertahap
A A A
JAKARTA - Dana abadi di empat sektor direncanakan bakal naik terus secara bertahap selama lima tahun ke depan.

Empat sektor itu antara lain dana abadi kebudayaan, penelitian, Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP), dan dana abadi perguruan tinggi. Rencana ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia ke depan.

Deputi II Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Yanuar Nugroho menyebut, dana abadi LPDP dalam lima tahun mendatang dapat mencapai Rp100 triliun. Menurutnya, LPDP patut dikembangkan karena dengan dana tersebut banyak anak-anak Indonesia dapat melanjutkan pendidikan S-2 dan S-3.

“Meneruskan LPDP, dana abadi pendidikan. Ini akan ditingkatkan. Sekarang Rp60 triliun kita punya. Itu akan ditingkatkan sampai Rp100 triliun dalam lima tahun ke depan,” katanya di kantor KSP, Jakarta, kemarin.

Lalu untuk sektor penelitian, Yanuar mengatakan bahwa saat ini telah dianggarkan dana sebesar Rp1 triliun. Dia menyebut ada kemungkinan dana abadi di sektor penelitian tersebut bakal dinaikkan lima puluh kali lipat dari jumlah saat ini.

“Dimulai dari Rp1 triliun yang sudah disiapkan pada tahun anggaran ini sebetulnya. (Ini) yang akan digarap teman-teman Kemenristek-Dikti, dan masih dipikirkan bersama bagaimana pengelolaannya. Tapi dana abadi penelitian atau riset ini juga akan meningkat sampai Rp50 triliun selama lima tahun ke depan pada 2024,” ungkapnya.

Menurut Yanuar, untuk dana abadi perguruan tinggi akan mulai dianggarkan sebesar Rp10 triliun, dan akan naik menjadi Rp50 triliun.

Dana abadi ini untuk mendorong universitas di Indonesia dapat bersaing masuk 500 besar dunia. “Jadi, tidak hanya jago kandang, namun juga masuk ke liga internasional. Saat ini ada tiga kampus yang masuk 500 besar, yakni UI, ITB, dan UGM.

Ide dana abadi ini untuk memperkuat perguruan tinggi itu agar tidak menggunakan mekanisme keuangan yang kaku,” tuturnya. Yanuar mengatakan, dengan pengelolaan dana abadi ini, hasilnya dapat digunakan perguruan tinggi untuk meningkatkan kinerja akademika kampus.

Mulai publikasi, riset, hingga peningkatan SDM dosen. “Kalau untuk mahasiswa, pemerintah sudah alokasikan banyak. Yang tidak bisa bayar ada beasiswa Bidikmisi. Keterima perguruan tinggi dan miskin pasti dapat Bidikmisi.

Lalu ada afirmasi pendidikan, dari 3T (tertinggal, terluar, terdepan), dan Papua. (Beasiswa) PPA untuk peningkatan prestasi akademik,” katanya. Sementara itu, Direktur Jenderal (Dirjen) Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Hilmar Farid mengatakan, dana abadi untuk sektor kebudayaan dianggarkan sebesar Rp5 triliun tahun ini.

Menurutnya, dengan pengelolaan ini akan menghasilkan bunga 6% pada 2021 men datang. “Jadi 2019 dianggarkan, 2020 masuk dalam APBN, hasilnya bisa digunakan 2021,” ujarnya. Dia mengatakan adanya dana abadi ini untuk mempermudah kegiatan kebudayaan.

Pasalnya, selama ini kegiatan kebudayaan bergantung kepada APBN yang pada saat yang sama mekanisme APBN tidaklah fleksibel. “Kami sedang berkomunikasi dengan Kemenkeu, nanti bentuknya (pengelolaannya) seperti BLU. Kelembagaannya mirip LPDP, kemudian fokus tentu pada kegiatan yang selama ini sulit dibiayai,” pungkasnya. (Dita Angga)
(nfl)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.4436 seconds (0.1#10.140)