Dirikan Pusat Riset Sosial dan Politik, UI Siap Bersaing Global
A
A
A
Universitas Indonesia (UI) hari ini meresmikan Gedung Mochtar Riady Social dan Political Research Center bertepatan dengan peringatan Hari Pendikan Nasional di Depok, Kamis (2/5/2019). Gedung ini akan menjadi pusat riset ilmu sosial dan politik sebagai salah satu upaya UI untuk mewujudkan visinya sebagai universitas riset terkemuka di dunia.
"Perkembangan globalisasi turut memengaruhi perkembangan bidang studi ilmu sosial dan politik. Ujung tombaknya adalah lembaga pendidikan tinggi," ujar Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi Mohammad Nasir seusai meresmikan.
Melalui pembangunan gedung ini akan menjadi salah satu modal bagi UI yang berada di peringkat ke-292 di jajaran universitas terkemuka kelas dunia. Untuk kemudian menuju peringkat 200 dunia dalam beberapa waktu ke depan.
Dari sisi peringkat, posisi UI lebih baik dibandingkan Universitas Gadjah Mada (UGM) berada di peringkat ke-390 dunia dan Institut Teknologi Bandung (ITB) berada di posisi ke-340
"Sebagai salah satu universitas terkemuka di Indonesia, sudah seharusnya UI terus menerus mengasah dan memiliki fasilitas terdepan guna mengembangkan program riset unggulannya, dimana kini juga mencakup bidang riset ilmu sosial dan politik," kata Nasir.
Indonesia memiliki target besar yakni dengan masuknya sekitar sebelas universitas sebagai lembaga pendidikan terbaik dunia pada tahun 2024. Untuk mendorong universitas-universitas Indonesia masuk ke jajaran 200 universitas terkemuka di dunia, Kemenristek Dikti telah mengusulkan anggaran sebesar Rp20 triliun pada 2020.
"Dana itu nantinya akan dialokasikan untuk pengembangan riset, staff mobility, pertukaran dosen asing ke Indonesia atau sebaliknya," ujarnya.
KemenristekDdikti juga akan mendorong adanya pertukaran mahasiswa serta kolaborasi di bidang riset dengan lembaga di luar negeri.
Pendiri Grup Lippo yang juga penyumbang utama gedung tersebut, Mochtar Riady mengatakan ia sangat senang diberi kesempatan untuk berkontribusi di dunia pendidikan Indonesia. "Hanya dengan kontribusi seluruh masyarakat, pendidikan di Indonesia dapat terus berkembang dan maju," ujar Mochtar dalam sambutannya.
Mochtar yang terpilih sebagai Ketua Majelis Wali Amanat Universitas Indonesia (MWA UI) pada 2002 mencanangkan tiga program riset unggulan, yaitu nanoteknologi, genetika (genome), serta teknologi informasi dan komunikasi (ICT). Namun, riset di bidang-bidang lainnya juga dinilai pantas dikembangkan sesuai dengan perkembangan zaman.
Gedung seluas 5.184 meter persegi tersebut dibangun di atas lahan seluas 2.300 meter persegi. Gedung tersebut mulai dibangun pada 2016 dan diselesaikan pada Maret 2019. Selain digunakan untuk kegiatan riset di bidang ilmu sosial dan politik, gedung tersebut juga digunakan untuk kegiatan perkuliahan pada tahun akademik 2019/2020.
Peresmian gedung seluas 5.184 meter persegi yang dibangun di atas lahan seluas 2.300 meter persegi tersebut ditandai dengan penandatanganan prasasti dan pembukaan gedung oleh Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi, Prof Mohamad Nasir, Ak, PhD, bersama Dr Mochtar Riady dan Rektor Universitas Indonesia, Prof Dr Ir Muhammad Anis, M.Met.
"Perkembangan globalisasi turut memengaruhi perkembangan bidang studi ilmu sosial dan politik. Ujung tombaknya adalah lembaga pendidikan tinggi," ujar Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi Mohammad Nasir seusai meresmikan.
Melalui pembangunan gedung ini akan menjadi salah satu modal bagi UI yang berada di peringkat ke-292 di jajaran universitas terkemuka kelas dunia. Untuk kemudian menuju peringkat 200 dunia dalam beberapa waktu ke depan.
Dari sisi peringkat, posisi UI lebih baik dibandingkan Universitas Gadjah Mada (UGM) berada di peringkat ke-390 dunia dan Institut Teknologi Bandung (ITB) berada di posisi ke-340
"Sebagai salah satu universitas terkemuka di Indonesia, sudah seharusnya UI terus menerus mengasah dan memiliki fasilitas terdepan guna mengembangkan program riset unggulannya, dimana kini juga mencakup bidang riset ilmu sosial dan politik," kata Nasir.
Indonesia memiliki target besar yakni dengan masuknya sekitar sebelas universitas sebagai lembaga pendidikan terbaik dunia pada tahun 2024. Untuk mendorong universitas-universitas Indonesia masuk ke jajaran 200 universitas terkemuka di dunia, Kemenristek Dikti telah mengusulkan anggaran sebesar Rp20 triliun pada 2020.
"Dana itu nantinya akan dialokasikan untuk pengembangan riset, staff mobility, pertukaran dosen asing ke Indonesia atau sebaliknya," ujarnya.
KemenristekDdikti juga akan mendorong adanya pertukaran mahasiswa serta kolaborasi di bidang riset dengan lembaga di luar negeri.
Pendiri Grup Lippo yang juga penyumbang utama gedung tersebut, Mochtar Riady mengatakan ia sangat senang diberi kesempatan untuk berkontribusi di dunia pendidikan Indonesia. "Hanya dengan kontribusi seluruh masyarakat, pendidikan di Indonesia dapat terus berkembang dan maju," ujar Mochtar dalam sambutannya.
Mochtar yang terpilih sebagai Ketua Majelis Wali Amanat Universitas Indonesia (MWA UI) pada 2002 mencanangkan tiga program riset unggulan, yaitu nanoteknologi, genetika (genome), serta teknologi informasi dan komunikasi (ICT). Namun, riset di bidang-bidang lainnya juga dinilai pantas dikembangkan sesuai dengan perkembangan zaman.
Gedung seluas 5.184 meter persegi tersebut dibangun di atas lahan seluas 2.300 meter persegi. Gedung tersebut mulai dibangun pada 2016 dan diselesaikan pada Maret 2019. Selain digunakan untuk kegiatan riset di bidang ilmu sosial dan politik, gedung tersebut juga digunakan untuk kegiatan perkuliahan pada tahun akademik 2019/2020.
Peresmian gedung seluas 5.184 meter persegi yang dibangun di atas lahan seluas 2.300 meter persegi tersebut ditandai dengan penandatanganan prasasti dan pembukaan gedung oleh Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi, Prof Mohamad Nasir, Ak, PhD, bersama Dr Mochtar Riady dan Rektor Universitas Indonesia, Prof Dr Ir Muhammad Anis, M.Met.
(kri)