Mahasiswa Usul Pusat Pendidikan Dibangun di Ibu Kota Baru
A
A
A
JAKARTA - Pemindahan ibu kota baru menjadi wacana yang mengundang diskusi. Mahasiswa pun memberikan masukan bahwa ibu kota baru mesti dibangun pusat pendidikan yang menunjang pembangunan setempat.
Mahasiswa President University Jurusan Manajemen, Natalia Tamara Hamdali berpendapat pada konteks keindonesiaan, pemindahan ibu kota ke luar Jakarta yang berada di Pulau Jawa merupakan langkah untuk menepis anggapan adanya kecenderungan Jawa sentris dalam pembangunan Indonesia. Pada tataran tertentu, hal ini menimbulkan dampak politis yang sangat kuat, yaitu adanya suatu wajah baru Indonesia yang selama ini kerap disebut sebagai terlalu bertumpu pada berbagai proses di Pulau Jawa.
“Pendidikan menjadi sangat penting untuk mengawal transformasi itu. Oleh sebab itu, di daerah baru tersebut perlu dikembangkan pusat-pusat pendidikan yang dapat menunjang kebutuhan pembangunan setempat dengan mengakomodasi SDM lokal, seperti sekolah kejuruan, politeknik, dan universitas. Sehingga diharapkan terjadi sinergi yang erat antara pemerintah, kalangan usaha, dan dunia pendidikan dalam mengembangkan SDM lokal,” ujarnya pada diskusi Pandangan dan Masukan Pemindahan Ibu Kota Ditinjau dari Aspek Ekonomi, Sosial, Politik dan Lingkungan di Menara Batavia Jakarta, Kamis (23/5/2019).
Sementara pemapar lain yang juga dari mahasiswa President University Militia Christia Pandelaki mengatakan perubahan fungsi suatu wilayah menjadi ibu kota membawa konsekuensi tertentu pada lingkungan hidup dan kehidupan masyarakat. Oleh karena itu, sebagai bagian dari rencana pemindahan ibu kota, pemerintah perlu memikirkan solusi bagi penghidupan atau livelihood masyarakat lokal sebagai akibat dari perubahan fisik dan fungsi wilayah tempat mereka tinggal.
“Seperti kita pahami bersama, pembangunan memerlukan kesiapan penduduk di sekitarnya agar ikut merasakan manfaat pembangunan yang terjadi di daerahnya. Dalam hal ini, perlu dipikirkan suatu proses transformasi sosial sehingga tidak mengganggu tatanan sosial masyarakat yang sudah ada, sekaligus mencari alternatif penghidupan dengan memperhatikan pendidikan dan keahlian mereka,” kata Militia.
Chairman Jababeka Group SD Darmono berpendapat, pentingnya ibu kota baru mempersiapkan fasilitas pendidikan yang memadai pula. Sebab, jelasnya, Singapura berhasil menjadi salah satu kota penting di dunia karena mereka mendirikan dua kampus ternama. Yakni National University of Singapore, (NUS) dan Nanyang Technological University (NTU) serta 25 politeknik.
“Dengan dua kampus utama itu untuk pembekalan teori dan politeknik untuk praktik yang disiapkan sumber daya manusia bagi perusahaan asing yang masuk sehingga Singapura menjadi negara maju,” tuturnya.
Mahasiswa President University Jurusan Manajemen, Natalia Tamara Hamdali berpendapat pada konteks keindonesiaan, pemindahan ibu kota ke luar Jakarta yang berada di Pulau Jawa merupakan langkah untuk menepis anggapan adanya kecenderungan Jawa sentris dalam pembangunan Indonesia. Pada tataran tertentu, hal ini menimbulkan dampak politis yang sangat kuat, yaitu adanya suatu wajah baru Indonesia yang selama ini kerap disebut sebagai terlalu bertumpu pada berbagai proses di Pulau Jawa.
“Pendidikan menjadi sangat penting untuk mengawal transformasi itu. Oleh sebab itu, di daerah baru tersebut perlu dikembangkan pusat-pusat pendidikan yang dapat menunjang kebutuhan pembangunan setempat dengan mengakomodasi SDM lokal, seperti sekolah kejuruan, politeknik, dan universitas. Sehingga diharapkan terjadi sinergi yang erat antara pemerintah, kalangan usaha, dan dunia pendidikan dalam mengembangkan SDM lokal,” ujarnya pada diskusi Pandangan dan Masukan Pemindahan Ibu Kota Ditinjau dari Aspek Ekonomi, Sosial, Politik dan Lingkungan di Menara Batavia Jakarta, Kamis (23/5/2019).
Sementara pemapar lain yang juga dari mahasiswa President University Militia Christia Pandelaki mengatakan perubahan fungsi suatu wilayah menjadi ibu kota membawa konsekuensi tertentu pada lingkungan hidup dan kehidupan masyarakat. Oleh karena itu, sebagai bagian dari rencana pemindahan ibu kota, pemerintah perlu memikirkan solusi bagi penghidupan atau livelihood masyarakat lokal sebagai akibat dari perubahan fisik dan fungsi wilayah tempat mereka tinggal.
“Seperti kita pahami bersama, pembangunan memerlukan kesiapan penduduk di sekitarnya agar ikut merasakan manfaat pembangunan yang terjadi di daerahnya. Dalam hal ini, perlu dipikirkan suatu proses transformasi sosial sehingga tidak mengganggu tatanan sosial masyarakat yang sudah ada, sekaligus mencari alternatif penghidupan dengan memperhatikan pendidikan dan keahlian mereka,” kata Militia.
Chairman Jababeka Group SD Darmono berpendapat, pentingnya ibu kota baru mempersiapkan fasilitas pendidikan yang memadai pula. Sebab, jelasnya, Singapura berhasil menjadi salah satu kota penting di dunia karena mereka mendirikan dua kampus ternama. Yakni National University of Singapore, (NUS) dan Nanyang Technological University (NTU) serta 25 politeknik.
“Dengan dua kampus utama itu untuk pembekalan teori dan politeknik untuk praktik yang disiapkan sumber daya manusia bagi perusahaan asing yang masuk sehingga Singapura menjadi negara maju,” tuturnya.
(kri)