CSID Fakultas Teknik UI Gelar Diskusi Artificial Intelligence
A
A
A
JAKARTA - Center for Sustainable Infrastructure Development (CSID) Fakultas Tehnik Universitas Indonesia (FTUI) menggelar diskusi mengenai penggunaan Artificial Intelligence (AI).
Diskusi ini hasil kerja sama HCI Engineering Group, Computer Science and Artificial Intelligence Laboratory dan Massachusetts Institute of Technology (MIT).
Seminar ini merupakan kunjungan balasan setelah sebelumnya CSID FTUI diundang untuk melakukan kerja sama kolaborasi riset di MIT pada akhir tahun 2019. Dalam seminar dibahas soal penggunaan artificial intelligence (AI).
Direktur CSID UI, Mohammed Ali Berawi mengatakan, perkembangan teknologi secara masif seperti AI, Internet of Things (IoT), machine learning pada berbagai sektor industri perlu diimbangi dengan riset-riset terkait. Misalnya dari aspek sosial, aspek lingkungan, aspek etika, keamanan dan keselamatan, serta kebijakan dan peraturan yang kondusif.
"Sehingga teknologi dapat dioptimalkan bagi peningkatan kualitas hidup dan kesejahteraan," katanya, Selasa (21/1/2020).
Dia mengatakan, intervensi teknologi untuk material, mesin dan proses akan mampu meningkatkan kinerja dan kualitas akhir produk. Rekayasa desain produk menggunakan real time 3D object dapat secara fleksibel disesuaikan akan mampu menghasilkan berbagai varian pilihan produk secara cepat.
"Menyebabkan persaingan bidang service dan industri semakin kompetitif," tambahnya.
Ke depan pihaknya akan terus melakukan kerjasama dengan MIT untuk mengembangkan penelitian. "Kita akan kerja sama terus dengan MIT untuk mengembangkan penelitian di bidang rekayasa industri material, disain produk, infrastruktur dan kedokteran," ungkapnya.
Sementara itu, Direktur HCI Engineering Group, Stefani menuturkan dari hasil riset, pihaknya yakin kedepan harga produk akan jauh berkurang dan bahkan nilai intellectual property akan menjadi standar bisnis transaksi perdagangan.
"Berkembangnya mesin 3D printing portable yang dapat dibawa oleh individu untuk menghasilkan berbagai produk secara real time," katanya.
Kemajuan teknologi juga memberikan kesempatan pada kemampuan customer untuk melakukan variasi terhadap karakter design produk sehingga bisa mengubah sesuai design dan warna pada object yang sama. "Serta teleport mengirimkan object atau produk langsung dari tempat lain ke rumah melalui sistem 3D printing akan membentuk sebuah sistem yang lebih efisien dan efektif," tuturnya.
Diskusi ini hasil kerja sama HCI Engineering Group, Computer Science and Artificial Intelligence Laboratory dan Massachusetts Institute of Technology (MIT).
Seminar ini merupakan kunjungan balasan setelah sebelumnya CSID FTUI diundang untuk melakukan kerja sama kolaborasi riset di MIT pada akhir tahun 2019. Dalam seminar dibahas soal penggunaan artificial intelligence (AI).
Direktur CSID UI, Mohammed Ali Berawi mengatakan, perkembangan teknologi secara masif seperti AI, Internet of Things (IoT), machine learning pada berbagai sektor industri perlu diimbangi dengan riset-riset terkait. Misalnya dari aspek sosial, aspek lingkungan, aspek etika, keamanan dan keselamatan, serta kebijakan dan peraturan yang kondusif.
"Sehingga teknologi dapat dioptimalkan bagi peningkatan kualitas hidup dan kesejahteraan," katanya, Selasa (21/1/2020).
Dia mengatakan, intervensi teknologi untuk material, mesin dan proses akan mampu meningkatkan kinerja dan kualitas akhir produk. Rekayasa desain produk menggunakan real time 3D object dapat secara fleksibel disesuaikan akan mampu menghasilkan berbagai varian pilihan produk secara cepat.
"Menyebabkan persaingan bidang service dan industri semakin kompetitif," tambahnya.
Ke depan pihaknya akan terus melakukan kerjasama dengan MIT untuk mengembangkan penelitian. "Kita akan kerja sama terus dengan MIT untuk mengembangkan penelitian di bidang rekayasa industri material, disain produk, infrastruktur dan kedokteran," ungkapnya.
Sementara itu, Direktur HCI Engineering Group, Stefani menuturkan dari hasil riset, pihaknya yakin kedepan harga produk akan jauh berkurang dan bahkan nilai intellectual property akan menjadi standar bisnis transaksi perdagangan.
"Berkembangnya mesin 3D printing portable yang dapat dibawa oleh individu untuk menghasilkan berbagai produk secara real time," katanya.
Kemajuan teknologi juga memberikan kesempatan pada kemampuan customer untuk melakukan variasi terhadap karakter design produk sehingga bisa mengubah sesuai design dan warna pada object yang sama. "Serta teleport mengirimkan object atau produk langsung dari tempat lain ke rumah melalui sistem 3D printing akan membentuk sebuah sistem yang lebih efisien dan efektif," tuturnya.
(dam)