Islam Nusantara Siap Menghadapi Tantangan Global

Sabtu, 08 Februari 2020 - 16:10 WIB
Islam Nusantara Siap...
Islam Nusantara Siap Menghadapi Tantangan Global
A A A
JAKARTA - Tantangan global tidak hanya dalam hal teknologi dan arus informasi di media sosial, tetapi juga kebudayaan global yang tak jarang menggerus identitas kebangsaan. Sebab itu, Islam Nusantara sebagai tipologi dan kekhasan umat Islam di Indonesia mendorong penguatan proses beragama melalui budaya sehingga tantangan global bisa dihadapi dengan kokoh.

Saat ini, diskursus Islam Nusantara terus menjadi perbincangan publik. Baik di tingkat akademik maupun di ruang media sosial. Meskipun gagasan Islam Nusantara bukan hal yang baru, tapi sempat mencuat ke permukaan dan mengundang perdebatan di media cetak dan media sosial sejak dijadikan tema utama dalam Muktamar ke-33 Nahdlatul Ulama di Jombang 2015 lalu.

“Padahal tiga tahun sebelumnya, di 2012, Pascasarjana Sekolah Tinggi Nahdlatul Ulama Jakarta, yang kini melebur menjadi Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (UNUSIA), telah membuka Program Magister Islam Nusantara. Kini, UNUSIA Jakarta sejak 2018 yang lalu telah membuka Program Doktoral dengan konsentrasi yang sama,” ujar Dekan Fakultas Islam Nusantara (FIN) Unusia Jakarta, Ahmad Suaedy.

Menurutnya, selain diperkuat sebagai ruh dakwah, Islam Nusantara juga perlu diperkuat secara akademik sebagai sebuah disiplin keilmuan. Sebab itu, FIN melaksanakan kegiatan Simposium Islam Nusantara pada Sabtu, 8 Februari 2020. Menurut Suaedy, penyelenggaraan simposium ini merupakan salah satu ikhtiar untuk mendiskusikan Islam Nusantara dalam merespons isu-isu Islam dan Kebangsaan mutakhir serta menjawab tantangan global. “Acara simposium tersebut sekaligus menjadi bagian dari rangkaian persiapan acara Muktamar Pemikiran Islam Nusantara yang Insyaallah akan digelar bersamaan dengan acara Muktamar ke-34 NU di Lampung,” jelasnya.

Islam Nusantara secara akademik masih menyisakan lubang-lubang yang harus segera ditutupi. Berbagai tantangan juga datang untuk mempertanyakan gagasan Islam Nusantara, apakah ia benar-benar mampu menjawab persoalan ke Islam-an dan kebangsaan dalam konteks kekinian (nowness) dan kedisinian (hereness).

Kendati demikian, Islam Nusantara terbilang masih berkutat dalam kajian-kajian ke-Islam-an, kebudayaan dan kebangsaan. Padahal persoalan yang dihadapi oleh Indonesia dan dunia hari ini semakin kompleks. Di antara kelemahan mendasar dari Islam Nusantara sebagai Ilmu Pengetahuan dalam dunia akademik adalah masih miskinnya topik-topik yang digeluti, yang masih terbatas sekitar kajian teologis, hukum Islam, tradisi dan sejarah. Isu-isu penting mutakhir seperti ketidakadilan yang menyentuh langsung nasib rakyat: seperti agraria, climate change, ekses pembangunan, urbanisasi, serta sektor-sektor mayoritas masyarakat seperti petani, nelayan dan buruh nyaris tidak tersentuh.

Dalam rangka mewujudkan pengembangan Islam Nusantara di ranah akademik, Islam Nusantara membutuhkan kerja sama banyak pihak terkait dengan penelitian-penelitian akademik dalam kajian Islam Nusantara. Selain itu juga diperlukan adanya kegiatan-kegiatan akademik untuk penguatan kajian Islam Nusantara melalui sejumlah kegiatan penelitian dan lain sebagainya.

Dalam kegiatan Simposium tersebut, Islam Nusantara secara akademik bakal dibahas oleh sejumlah dosen, peneliti, guru besar, dan lain-lain. Di antaranya KH Said Aqil Siroj, Agus Sunyoto, Fachry Ali, Azyumardi Azra, Najib Burhani, KH Masdar Farid Mas’udi, Zastrouw Al-Ngatawi, Oman Fathurrahman, Ulil Abshar Abdalla, KH Abdul Moqsith Ghazali, Badriyah Fayumi, Syafiq Hasyim, Mahmud Syaltout, dan tokoh-tokoh lainnya.

Adapun sejumlah tema strategis yang akan diperdalam ialah: Sumber-sumber Tekstual-Material dan Otoritas Keagamaan dalam Islam Nusantara, Perspektif Islam Nusantara tentang Minoritas, Disabilitas dan Perempuan, Perspektif Islam Nusantara tentang Agraria, Pertanian, dan Climate Change, Perspektif Islam Nusantara tentang Filantropi, Keadilan dan Pengentasan Kemiskinan.
(cip)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.2269 seconds (0.1#10.140)