UI dan Yayasan EcoNusa Gelar Talkshow Mari Cerita Papua

Sabtu, 29 Februari 2020 - 15:03 WIB
UI dan Yayasan EcoNusa Gelar Talkshow Mari Cerita Papua
UI dan Yayasan EcoNusa Gelar Talkshow Mari Cerita Papua
A A A
DEPOK - Universitas Indonesia bersama Yayasan EcoNusa menghadirkan talkshow Mari Cerita (MaCe) Papua dengan tema “Mengenal Papua: Ragam Karya Anak Papua di Indonesia”. Kedepan Papua diharapkan bisa menjadi tolak ukur bahwa masyarakat asli mampu berdiri di atas tanahnya sendiri.

Kegiatan yang dihadiri lebih dari 500 peserta ini menghadirkan tokoh-tokoh muda Papua yaitu Ronald Manoach (Komisioner Bawaslu Papua), Jean Richard Jokhu (Doktor asli Papua Termuda di UI), Nanny Uswanas (Direktur Institut Kalaway Muda), Grison (Petani Muda Papua) dan Putri Nere Patty (Founder of Papua Inspiratif).

Direktur Kemahasiswaan UI, Devie Rahmawati mengatakan, selama ini kita sering lupa bahwa matahari dan peradaban dunia dimulai dari Timur. Seyogyanya, Papua lah yang memimpin kemajuan dan kemandirian bangsa ke depan melalui keanekaragaman hayati, ketahanan pangan dan kekayaan budayanya.

"UI ingin mengingatkan generasi muda, bahwa bila kita memiliki cahaya terang dari Timur, yaitu Papua," katanya, Sabtu (29/2/2020).

Doktor asli Papua Termuda di UI, Jean Richard Jokhu menambahkan, masalah utama Papua adalah pendidikan, ekonomi, dan masalah sumber daya manusia yang ada di sana. Orang Papua terlalu lama by nature. Terlalu dimanja oleh alam.

"Kita di Papua anak tidak dipaksa untuk sekolah. Kalau bisa tanam singkong untuk hidup, tanam singkong saja, kalau bisa petani pisang, kau hidup dari pisang saja," kata Jean. Dia berharap, kedepan Papua bisa menjadi tolak ukur bahwa masyarakat asli mampu berdiri di atas tanahnya sendiri.

"Jadi tidak hanya membungkuk, menanam secara tradisional tapi juga bisa berdiri dengan membangun apa saja, seperti bandara, dan lain lain. Kalau bisa dikatakan, kita ciptakan wakanda di Papua," ujarnya.

Direktur Institut Kalaway Muda, Nanny Uswanas menuturkan, pihaknya ingin menjembatani antara golongan kolonial (tua) dengan milenial. Selain itu pihaknya juga harus berkolaborasi supaya mampu berjalan lebih panjang untuk mencapai tujuan yang lebih bagus demi Papua.

"Di organisasi kami, Kalaway Muda, kami ingin menjembatani antara golongan kolonial (tua) dengan milenial. Kami (saya Nani) lahir di antara kedua golongan tersebut, sehingga kami harus menjadi jembatan antara kedua golongan tersebut. Selain itu kita juga harus berkolaborasi supaya mampu berjalan lebih panjang untuk mencapai tujuan yang lebih bagus demi Papua," kata Nanny.
(whb)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 2.1903 seconds (0.1#10.140)