Anak Belajar di Rumah, Orangtua Berharap Ada Diskon SPP

Selasa, 31 Maret 2020 - 12:59 WIB
Anak Belajar di Rumah, Orangtua Berharap Ada Diskon SPP
Anak Belajar di Rumah, Orangtua Berharap Ada Diskon SPP
A A A
JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah mengeluarkan kebijakan bekerja, mengerjakan tugas sekolah, dan beribadah dari rumah atau work from home (WFH) bagi masyarakat di tengah pandemi virus Corona.

Langkah tersebut merupakan bagian dari upaya mencegah penularan Covid-19 yang sedang melanda Tanah Air.

Sejak kebijakan ini diterapkan, beberapa perusahaan teknologi pendidikan kompak memberikan kontribusi dengan menggratiskan sejumlah layanan online, seperti layanan belajar online.

Ini sebagai bentuk dukungan untuk memberikan kemudahan bagi para orang tua mengajarkan anaknya selama WFH. Tapi bagaimana dengan Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP) setiap bulannya bagi anak yang mengenyam pendidikan di sekolah swasta?

Situasi ini mulai dirasakan para orangtua yang menyekolahkan anaknya di swasta. Selama anaknya belajar dan mengerjakan tugas di rumah, biaya justru semakin membengkak.

Misalnya bagi orang tua yang tidak memiliki alat komunikasi (handphone) yang memadai terpaksa membeli agar tugas-tugas sekolah anaknya dapat selesai. Belum lagi mereka harus membeli paketan data karena semua tugas yang diberikan akan dikirimkan melalui WhatsApp guru yang bersangkutan.

Kesulitan ini mulai dirasakan salah satu orang tua yang menyekolahkan anaknya di swasta. Yodi, salah satu orang tua yang menyekolahkan anaknya di sekolah swasta di Jakarta merasa terbebani dengan kondisi ini.

Dia tidak hanya fokus pada pekerjaannya tapi juga harus lebih memikirkan tugas anak serta SPP bulanannya. "Sudah hampir sebulan anak WFH belajar di rumah, terus bagaimana dengan SPP bulanannya, apakah ada diskon khusus? Ini yang harus dipikirkan juga oleh pemerintah," ungkap Yodi, Senin 30 Maret 2020.

"Karena tidak semua orangtua mendapatkan gaji tetap setiap bulannya, seperti misalnya pedagang dan pengemudi online. Dengan fokus pada tugas anak maka pekerjaannya semakin terbengkalai. Akibatnya, pemasukannya pun tidak banyak seperti biasanya. Belum lagi dengan kondisi di Jakarta yang mulai sepi," lanjut Yodi.
(dam)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9396 seconds (0.1#10.140)