BKKBN Nilai Pendidikan Rakyat Indonesia Rendah

Rabu, 18 Juni 2014 - 16:14 WIB
BKKBN Nilai Pendidikan...
BKKBN Nilai Pendidikan Rakyat Indonesia Rendah
A A A
JAKARTA - Melihat kualitas penduduk di Indonesia saat ini, ternyata permasalahannya ada pada kualitas penduduk yang rendah. Ini disampaikan melalui Laporan Pembangunan Manusia (Human Development Report) UNDP.

Pada tahun 2013 memperlihatkan, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) atau Human Development Index (HDI) Indonesia, berada di posisi ke 121 dari 187 negara di dunia. Rata-rata angka harapan hidup (AHH) pada saat lahir penduduk Indonesia sekitar 69,8 tahun (UNDP, 2013).

Kepala BKKBN Fasli Jalal mengatakan, rata-rata lama bersekolah penduduk Indonesia usia 25 tahun ke atas baru mencapai 5,8 tahun (UNDP, 2013). Ini berarti sebagian besar penduduk Indonesia bahkan tidak lulus Sekolah Dasar (SD).

"Sedangkan jika kita lihat dari sisi distribusi penduduk, penyebaran penduduk Indonesia masih belum merata. Hasil Sensus Penduduk Indonesia menunjukkan, sekitar 57,5 persen penduduk Indonesia tinggal di Pulau Jawa. Padahal, luas Pulau Jawa hanya 6,8 persen dari luas wilayah Indonesia," kata Fasli Jalal di Kantor Bappenas, Jakarta, Rabu (18/6/2014)

Kondisi tersebut dijelaskan Fasli, akan berdampak luas pada berbagai aspek kehidupan dan pembangunan Indonesia. "Sebagai ilustrasi, ketimpangan potensi dan perputaran roda perekonomian antara wilayah desa dan kota, mendorong derasnya arus perpindahan penduduk menuju wilayah perkotaan," ucapnya.

"Meskipun urbanisasi juga bisa didorong oleh penyebab lain seperti perubahan status wilayah atau pertumbuhan proporsi penduduk di suatu wilayah kota," imbuhnya.

Sebagai akibatnya, Fasli menambahkan, pemukiman penduduk di perkotaan bertambah padat, sehingga memicu berbagai dampak negatif. Seperti masalah sampah, rendahnya tingkat kebersihan individu maupun wilayah yang memicu masalah kesehatan.

Tidak hanya itu, risiko terjadinya konflik atau friksi sosial lainnya semakin besar. "Contoh tingginya tingkat pengangguran dan angka kemiskinan, memiliki berbagai dampak sosial seperti angka kriminalitas yang meningkat, tawuran antar warga," ungkapnya.

"Kemudian masalah TKI di luar negeri, perdagangan manusia, sampai pada timbulnya demonstrasi anarkis yang mengganggu iklim politik dan stabilitas keamanan nasional," imbuhnya.
(maf)
Berita Terkait
Tingkatkan Kualitas...
Tingkatkan Kualitas Pendidikan, Pemkab Langkat Hadirkan Smartboard untuk Siswa
Pendidikan Mahal, Orang...
Pendidikan Mahal, Orang Miskin Dilarang Sekolah
Meningkatkan Literasi...
Meningkatkan Literasi di Dunia Pendidikan
Tingkatkan Mutu Perguruan...
Tingkatkan Mutu Perguruan Tinggi, DPD Perkindo DKI Jakarta Gandeng 3 Universitas
Rayakan Hari Anak Nasional...
Rayakan Hari Anak Nasional 2023, Bank Hana Salurkan Donasi Dana Pendidikan dan Distribusikan Gawai
Program Pendidikan Islam...
Program Pendidikan Islam Kemenag Papua, Yan Permenas Mandenas Tekankan Pentingnya Pendidikan Keagamaan
Berita Terkini
Kisah Si Kembar Risyad...
Kisah Si Kembar Risyad dan Rasyid, Lulus Bersama dari ITS Mengejar Mimpi di Dunia Teknologi
1 menit yang lalu
Kisah Haru Pasutri Raih...
Kisah Haru Pasutri Raih Gelar Doktor Bareng di ITS, Sempat Hadapi Kebutaan
50 menit yang lalu
Jadwal Tes Online Rekrutmen...
Jadwal Tes Online Rekrutmen Bersama BUMN 2025, Sudah Siap?
1 jam yang lalu
P2G Ungkap Plus Minus...
P2G Ungkap Plus Minus Kembalinya Jurusan IPA, IPS, dan Bahasa di SMA
2 jam yang lalu
Cara Cek Jadwal Tes...
Cara Cek Jadwal Tes RBB BUMN 2025, Mudah Banget!
4 jam yang lalu
10 Kata Ini Ternyata...
10 Kata Ini Ternyata Berasal dari Bahasa Belanda, Nomor 4 Pasti Sering Kamu Dengar!
10 jam yang lalu
Infografis
Indonesia di Puncak...
Indonesia di Puncak Klasemen, Lolos ke Piala Dunia!
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved