Mahasiswa Unair Ubah Kulit Durian Jadi Brem, Ada Khasiatnya?
Sabtu, 11 Februari 2023 - 16:20 WIB
JAKARTA - Enam mahasiswa Universitas Airlangga ( Unair ) berhasil mengharumkan nama bangsa di kejuaraan internasional di Thailand. Mereka membawa inovasi makanan tradisional brem yang diolah dari kulit durian.
Tim mahasiswa Unair itu adalah adalah Sulthan Fathi (FST ’19), Ardelia Bertha (FK ’19), Syadilla Rahmansyah (FKM ’19), Lidya Ayu (FKM ’20), Dennis Muhammad (FTMM ’20), dan Bernika Citra (FISIP ’20). Keenamnya berhasil raih medali emas dalam kompetisi internasional, yakni Thailand Inventors Day pada 1-6 Februari 2023.
Pada laga yang digelar National Research Council of Thailand itu, keenamnya kompak mengusung inovasi bertajuk “Brem-D: Utilization of Durio Zibethinus Skin Waste as Neutral-Stabilizer for Lysergic Acid Diethylamide (LSD) Addicts”.
Baca juga: Jurusan Kuliah di ITS, Unair, dan UB dengan Daya Tampung Tertinggi, Referensi SNBP 2023
Perwakilan tim Syadilla Rahmansyah mengatakan, gagasan mereka berasal dari inovasi makanan tradisional Kota Madiun, yakni brem. “Jadi, untuk karya atau inovasi yg kami lombakan adalah inovasi makanan alternatif yakni brem, makanan tradisional juga yg terkenal dari kota Madiun,” katanya dikutip dari laman Unair.
Perbedaanya dengan brem yang original dari Madiun adalah, mereka menggunakan campuran tepung kulit durian, khususnya bagian mesokarpnya.
Lebih lanjut, mahasiswa yang akrab disapa Rama itu menjelaskan, penggunaan kulit durian sebagai campuran brem bermanfaat sebagai bioregulator serotonin pada otak.
Dengan kombinasi kulit durian, kata dia, brem yang mereka ciptakan dapat menjadi alternatif penghilang dampak buruk terhadap kesehatan para pengguna maupun mantan pengguna Lysergic Acid Diethylamide (LSD).
“Di Asia Tenggara, narkoba jenis LSD ini sedang marak. Jadi, kami memanfaatkan kandungan yang ada dalam kulit durian tersebut untuk meningkatkan kadar serotonin di otak, sehingga dapat mengurangi gejala depresi, sakau, dan gejala lainnya,” ujarnya.
Tim mahasiswa Unair itu adalah adalah Sulthan Fathi (FST ’19), Ardelia Bertha (FK ’19), Syadilla Rahmansyah (FKM ’19), Lidya Ayu (FKM ’20), Dennis Muhammad (FTMM ’20), dan Bernika Citra (FISIP ’20). Keenamnya berhasil raih medali emas dalam kompetisi internasional, yakni Thailand Inventors Day pada 1-6 Februari 2023.
Pada laga yang digelar National Research Council of Thailand itu, keenamnya kompak mengusung inovasi bertajuk “Brem-D: Utilization of Durio Zibethinus Skin Waste as Neutral-Stabilizer for Lysergic Acid Diethylamide (LSD) Addicts”.
Baca juga: Jurusan Kuliah di ITS, Unair, dan UB dengan Daya Tampung Tertinggi, Referensi SNBP 2023
Perwakilan tim Syadilla Rahmansyah mengatakan, gagasan mereka berasal dari inovasi makanan tradisional Kota Madiun, yakni brem. “Jadi, untuk karya atau inovasi yg kami lombakan adalah inovasi makanan alternatif yakni brem, makanan tradisional juga yg terkenal dari kota Madiun,” katanya dikutip dari laman Unair.
Perbedaanya dengan brem yang original dari Madiun adalah, mereka menggunakan campuran tepung kulit durian, khususnya bagian mesokarpnya.
Lebih lanjut, mahasiswa yang akrab disapa Rama itu menjelaskan, penggunaan kulit durian sebagai campuran brem bermanfaat sebagai bioregulator serotonin pada otak.
Dengan kombinasi kulit durian, kata dia, brem yang mereka ciptakan dapat menjadi alternatif penghilang dampak buruk terhadap kesehatan para pengguna maupun mantan pengguna Lysergic Acid Diethylamide (LSD).
“Di Asia Tenggara, narkoba jenis LSD ini sedang marak. Jadi, kami memanfaatkan kandungan yang ada dalam kulit durian tersebut untuk meningkatkan kadar serotonin di otak, sehingga dapat mengurangi gejala depresi, sakau, dan gejala lainnya,” ujarnya.
Lihat Juga :
tulis komentar anda