Prof Arif Satria Ungkap Pengoptimalan Pengelolaan Investasi di IPB University
Selasa, 04 April 2023 - 14:54 WIB
JAKARTA - Badan Pengelolaan Bisnis, Investasi dan Wakaf (BP Biswaf) IPB University mengadakan Sharing Session bertajuk Optimalisasi Pengelolaan Investasi Institusi di IPB International Convention Center, Bogor. Rektor IPB University , Prof Arif Satria menjabarkan mengenai pengoptimalan pengelolaan investasi di kampusnya.
“IPB University mempunyai satu unit badan usaha, yakni BP Biswaf yang menjalankan fungsi pelaksana kegiatan yang berkaitan tentang income generating,” ujar Prof Arif, melalui siaran pers, Selasa (4/4/2023).
Baca juga: Seleksi Mandiri Kelas Internasional 2023 Unnes Dibuka, Cek Cara Daftar dan Prodinya
Ia mengungkapkan, dana yang disediakan oleh pemerintah untuk perguruan tinggi semakin menurun. Hal ini menurutnya menjadi kesempatan bagi institusi untuk bisa kreatif mencari berbagai sumber pendapatan.
“Kita harus kreatif membuat inovasi IPB University mulai dari produk, jasa dan aset menjadi sesuatu yang bernilai ekonomi tinggi. Soal aset, ada regulasi karena statusnya milik tanah negara. Karena itu, kita harus berkolaborasi dengan pihak swasta untuk memaksimalkan potensinya,” terangnya.
Prof Arif menambahkan, IPB University punya banyak peluang untuk memanfaatkan inovasi untuk pemenuhan bisnis. Pasalnya, saat ini IPB University sudah memiliki paten lebih dari 800 inovasi dengan tingkat komersialisasi mencapai 35 persen.
Baca juga: Universitas Negeri dan Swasta Tempat Kuliah para Artis Ternama di Indonesia
“Kita ada peluang untuk membuka Serambi Botani ke negara Arab. Ini merupakan suatu terobosan baru untuk melakukan ekspor produk inovasi IPB University. Tidak banyak perguruan tinggi yang dapat menghasilkan angle income dari kegiatan pendidikan. Namun, saya yakin, hal itu dapat kita lakukan lewat produk inovasi teknologi dan berbagai aset yang kita punya,” tandasnya.
Prof Arif mengurai, capital yang IPB University memiliki antara lain tangible dan intangible. Tangible berupa aset, sementara intangible dapat berupa kepakaran atau paten sehingga keduanya harus dimanfaatkan secara maksimal. “Kepakaran kita juga harus bermain di level global, karena kita akan memanfaatkan aset inovasi yang kita punya sebagai sumber pendapatan yang besar,” kata Prof Arif melanjutkan.
“Kita punya aset di Jonggol, Pelabuhan Ratu dan stasiun lapang lainnya untuk bisa segera dibuatkan masterplan sehingga kita bisa menggarap potensi bisnis apa yang akan dihasilkan dari aset kita. Secara capital, kita harus ekspansi menjadi yang lebih besar sehingga memerlukan sinergi dan kolaborasi dengan Badan Usaha milik Negara (BUMN) dan swasta,” tandasnya.
“IPB University mempunyai satu unit badan usaha, yakni BP Biswaf yang menjalankan fungsi pelaksana kegiatan yang berkaitan tentang income generating,” ujar Prof Arif, melalui siaran pers, Selasa (4/4/2023).
Baca juga: Seleksi Mandiri Kelas Internasional 2023 Unnes Dibuka, Cek Cara Daftar dan Prodinya
Ia mengungkapkan, dana yang disediakan oleh pemerintah untuk perguruan tinggi semakin menurun. Hal ini menurutnya menjadi kesempatan bagi institusi untuk bisa kreatif mencari berbagai sumber pendapatan.
“Kita harus kreatif membuat inovasi IPB University mulai dari produk, jasa dan aset menjadi sesuatu yang bernilai ekonomi tinggi. Soal aset, ada regulasi karena statusnya milik tanah negara. Karena itu, kita harus berkolaborasi dengan pihak swasta untuk memaksimalkan potensinya,” terangnya.
Prof Arif menambahkan, IPB University punya banyak peluang untuk memanfaatkan inovasi untuk pemenuhan bisnis. Pasalnya, saat ini IPB University sudah memiliki paten lebih dari 800 inovasi dengan tingkat komersialisasi mencapai 35 persen.
Baca juga: Universitas Negeri dan Swasta Tempat Kuliah para Artis Ternama di Indonesia
“Kita ada peluang untuk membuka Serambi Botani ke negara Arab. Ini merupakan suatu terobosan baru untuk melakukan ekspor produk inovasi IPB University. Tidak banyak perguruan tinggi yang dapat menghasilkan angle income dari kegiatan pendidikan. Namun, saya yakin, hal itu dapat kita lakukan lewat produk inovasi teknologi dan berbagai aset yang kita punya,” tandasnya.
Prof Arif mengurai, capital yang IPB University memiliki antara lain tangible dan intangible. Tangible berupa aset, sementara intangible dapat berupa kepakaran atau paten sehingga keduanya harus dimanfaatkan secara maksimal. “Kepakaran kita juga harus bermain di level global, karena kita akan memanfaatkan aset inovasi yang kita punya sebagai sumber pendapatan yang besar,” kata Prof Arif melanjutkan.
“Kita punya aset di Jonggol, Pelabuhan Ratu dan stasiun lapang lainnya untuk bisa segera dibuatkan masterplan sehingga kita bisa menggarap potensi bisnis apa yang akan dihasilkan dari aset kita. Secara capital, kita harus ekspansi menjadi yang lebih besar sehingga memerlukan sinergi dan kolaborasi dengan Badan Usaha milik Negara (BUMN) dan swasta,” tandasnya.
(nnz)
tulis komentar anda