Dirjen Diktiristek Dorong Kolaborasi Riset Kampus Indonesia dengan Luar Negeri
Minggu, 16 Juli 2023 - 12:16 WIB
JAKARTA - Dirjen Diktiristek Kemendikbudristek mendorong kampus di Indonesia berkolaborasi di bidang riset dengan kampus luar negeri. Berbagai skema kerja sama disediakan untuk mendukung kolaborasi ini.
Pelaksana tugas (Plt.) Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Diktiristek) Kemendikbudristek Nizam untuk mendorong riset dan inovasi, Ditjen Diktiristek mengalokasikan anggaran melalui program Matching Fund-Kedaireka. Bahkan pendanaan proposal Kedaireka meningkat dari tahun 2021 ke tahun 2022, yang awalnya hanya 427 proposal menjadi 1.093 proposal.
Ditjen Diktiristek juga mendorong kolaborasi riset perguruan tinggi Indonesia dengan luar negeri melalui berbagai skema kerja sama seperti Newton Fund, e-Asia Joint Research, Kolaborasi Pengetahuan dan Inovasi Australia Indonesia (KONEKSI), dan lainnya.
Baca juga: Lembaga Akreditasi Indonesia untuk Prodi Keteknikan Kini Bertaraf Internasional
“Kolaborasi ini kami dorong agar perguruan tinggi Indonesia menjadi perguruan tinggi berkelas dunia melalui riset-riset dengan perguruan tinggi berkelas dunia,” katanya pada melalui siaran pers, Minggu (16/7/2023).
Nizam dalam Media Gathering Diktiristek mengatakan, banyak tantangan yang dihadapi pemerintah dalam membangun pendidikan tinggi Indonesia yang unggul dan berdaya saing.
Dalam hal pendanaan pendidikan tinggi, Indonesia memang masih terbatas jika dibandingkan dengan beberapa negara ASEAN lain seperti Thailand, Singapura, dan Malaysia.
Demikian pula dalam pendanaan untuk riset dan pengembangan, Nizam menyebutkan berdasarkan data Bank Dunia 2019, anggaran riset di Indonesia sekitar 0,08% dari GDP. Angka tersebut juga masih didominasi dari anggaran pemerintah.
“Saat ini kita sedang bermimpi menjadi negara maju. Menjadi negara maju kuncinya ada dua, SDM berkualitas dan ekonomi berbasis pada inovasi,” lanjutnya.
Pelaksana tugas (Plt.) Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Diktiristek) Kemendikbudristek Nizam untuk mendorong riset dan inovasi, Ditjen Diktiristek mengalokasikan anggaran melalui program Matching Fund-Kedaireka. Bahkan pendanaan proposal Kedaireka meningkat dari tahun 2021 ke tahun 2022, yang awalnya hanya 427 proposal menjadi 1.093 proposal.
Ditjen Diktiristek juga mendorong kolaborasi riset perguruan tinggi Indonesia dengan luar negeri melalui berbagai skema kerja sama seperti Newton Fund, e-Asia Joint Research, Kolaborasi Pengetahuan dan Inovasi Australia Indonesia (KONEKSI), dan lainnya.
Baca juga: Lembaga Akreditasi Indonesia untuk Prodi Keteknikan Kini Bertaraf Internasional
“Kolaborasi ini kami dorong agar perguruan tinggi Indonesia menjadi perguruan tinggi berkelas dunia melalui riset-riset dengan perguruan tinggi berkelas dunia,” katanya pada melalui siaran pers, Minggu (16/7/2023).
Nizam dalam Media Gathering Diktiristek mengatakan, banyak tantangan yang dihadapi pemerintah dalam membangun pendidikan tinggi Indonesia yang unggul dan berdaya saing.
Dalam hal pendanaan pendidikan tinggi, Indonesia memang masih terbatas jika dibandingkan dengan beberapa negara ASEAN lain seperti Thailand, Singapura, dan Malaysia.
Demikian pula dalam pendanaan untuk riset dan pengembangan, Nizam menyebutkan berdasarkan data Bank Dunia 2019, anggaran riset di Indonesia sekitar 0,08% dari GDP. Angka tersebut juga masih didominasi dari anggaran pemerintah.
“Saat ini kita sedang bermimpi menjadi negara maju. Menjadi negara maju kuncinya ada dua, SDM berkualitas dan ekonomi berbasis pada inovasi,” lanjutnya.
Lihat Juga :
tulis komentar anda