Apakah Lulusan Sarjana Pendidikan Bisa Bekerja Selain Guru? Ini Jawabannya

Senin, 31 Juli 2023 - 13:40 WIB
Lulusan Sarjana Kependidikan (SPd) dari universitas tidak hanya bisa menjadi guru saja tetapi ada beragam profesi lain yang bisa menjadi peluang kariernya. Foto/Ist
JAKARTA - Apakah seorang lulusan sarjana pendidikan (SPd) bisa bekerja selain menjadi guru? Pertanyaan ini bisa jadi mengemuka bagi calon mahasiswa yang ingin melanjutkan studi di jurusan kependidikan di perguruan tinggi. Terlebih selama ini gelar SPd selalu identik dengan profesi guru saja.

Tapi benarkah demikian? Bahwa seseorang yang telah meraih gelar Sarjana Pendidikan (SPd) hanya bisa menjadi guru dan tidak bisa meniti karier di profesi lain? Untuk menjawab hal itu, artikel berikut ini akan membahas soal lulusan SPd dan juga peluang karier lulusan SPd selain guru.

Sarjana Pendidikan Tak Selamanya Menjadi Pendidik

Apakah seorang sarjana pendidikan hanya bermuara menjadi guru di sekolah, atau sibuk bergelut dengan pendidikan dan pengajaran? Ah, tidak selamanya begitu.

Memang, menjadi guru adalah satu satunya jalan pintas bagi sarjana pendidikan. Apalagi fresh graduate yang baru saja mengabdikan dan mengabadikan dirinya di masyarakat.

Tentu tidak ada pilihan lain, selain mengasah dirinya untuk terjun dalam dunia ajar-mengajar.Rasanya, memang sangat lumrah. Tapi, sesungguhnya masa depan tidak (selalu) membutuhkan pendidik, khususnya sarjana pendidikan. Loh, mengapa demikian?



Syarat Menjadi Pendidik Tak Harus Bergelar SPd

Syarat menjadi seorang pendidik sejatinya tidak harus jebolan sarjana pendidikan (SPd). Siapa pun boleh berperan menjadi seorang pendidik. Toh juga sebaliknya seorang bergelar sarjana pendidikan, mereka juga tidak wajib untuk harus mengajar di sekolah, berstatus sosial sebagai guru.

Mereka boleh mengajar dan mendidik, luar sekolah formal, atau lembaga pendidikan. Mereka bisa mengajar lewat tulisan, video, atau berinovasi dengan karier lainnya tanpa harus terjun di dalamnya.Dewasa ini, banyak sekali mereka yang meremehkan bahwa jaminan keberlangsungan hidup di masa depan, adalah dengan berstatus sebagai sarjana pendidikan.

Harapannya, dimana pun nanti mereka bisa menulis rekam jejak hidupnya dengan menjadi seorang guru. Apalagi, dengan iming-iming, sebagai pahlawan tanda jasa, amal jariyah, mencetak generasi unggul bermartabat, dan lain sebagainya.

Padahal menjadi guru di sekolah atau lembaga pendidikan tidak akan pernah bisa menjanjikan di masa depan. Doktrinasi yang tertanam pada benak masyarakat khalayak, tetaplah terpaku dan susah untuk dihilangkan.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More