Dukung Kurikulum Merdeka, Pergunu Perkuat Kompetensi Guru
Kamis, 03 Agustus 2023 - 14:05 WIB
JAKARTA - Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu) mendukung program strategis nasional dalam bidang pendidikan, terutama dalam pengembangan Kurikulum Merdeka . Komitmen ini sejalan dengan program kerja Pergunu.
Menurut Ketua Pokja Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM) Pergunu HM Faojin, Kurikulum Merdeka sangat relevan dengan kebutuhan pendidikan di Indonesia saat ini. Dia menambahkan, prinsip Merdeka Belajar memang sejatinya adalah karakter pendidikan di Indonesia sejak dahulu kala, bahkan sudah sejalan dengan konsep pendidikan pesantren ala Nahldatul Ulama.
“Selama ini sesungguhnya sudah kita terapkan, cuma banyak yang belum menyadarinya,” katanya, dalam keterangan resmi, Kamis (3/8/2023).
Dalam bidang peningkatan kompetensi guru, Pergunu secara mandiri menjadi penggerak Kurikulum Merdeka yang dicetuskan oleh pemerintah yakni Kemendikbudristek dan Kementerian Agama.
Baca juga: Hebat, Siswa Indonesia Sabet 3 Emas Olimpiade Ekonomi Dunia di Yunani
Di tingkat nasional Pergunu telah melaksanakan setidaknya 8 seri workshop Implementasi Kurikulum Merdeka dengan beragam tematik yang secara stimulan menjawab kebutuhan guru dalam mengejawantahkan Kurikulum Merdeka di setiap pembelajaran.
Pada tingkatan daerah, Pergunu juga telah melaksanakan workshop implementasi Kurikulum Merdeka, di antaranya oleh PC Pergunu Kabupaten Kudus, Kabupaten Magelang dan Kabupaten Cirebon.
Dampak dari Kurikulum Merdeka, menurut HM Faojin yang juga sebagai salah satu Ketua Pimpinan Pusat Persatuan Guru Nahdlatul Ulama ini adalah memberikan keluasan para guru dalam memberikan layanan kepada anak didik sesuai dengan ciri khas peserta didik yang disesuaikan dengan sumber daya lingkungan sekolah/madrasah.
Baca juga: 5 Sekolah Calon Taruna Ternama di Indonesia, Pilih Taruna Nusantara atau Pradita Dirgantara?
“Sekaligus para guru tidak sebatas menyelesaikan kurikulum namun berekspresi secara elegan dalam mengembangkan kompetensi siswa,” ungkapnya.
Meski demikian dia menilai, Implementasi Kurikulum Merdeka butuh waktu dan proses yang tak mudah. Hal ini karena belum semua insan pendidikan mendapatkan kesempatan yang sama dalam memperoleh informasi atau pengetahuan tentang bagaimana implementasinya.
“Maka Pergunu secara mandiri berinisiatif memaksimalkan perannya sebagai organisasi guru untuk meningkatkan kompetensi guru-guru NU,” pungkasnya.
Menurut Ketua Pokja Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM) Pergunu HM Faojin, Kurikulum Merdeka sangat relevan dengan kebutuhan pendidikan di Indonesia saat ini. Dia menambahkan, prinsip Merdeka Belajar memang sejatinya adalah karakter pendidikan di Indonesia sejak dahulu kala, bahkan sudah sejalan dengan konsep pendidikan pesantren ala Nahldatul Ulama.
“Selama ini sesungguhnya sudah kita terapkan, cuma banyak yang belum menyadarinya,” katanya, dalam keterangan resmi, Kamis (3/8/2023).
Dalam bidang peningkatan kompetensi guru, Pergunu secara mandiri menjadi penggerak Kurikulum Merdeka yang dicetuskan oleh pemerintah yakni Kemendikbudristek dan Kementerian Agama.
Baca juga: Hebat, Siswa Indonesia Sabet 3 Emas Olimpiade Ekonomi Dunia di Yunani
Di tingkat nasional Pergunu telah melaksanakan setidaknya 8 seri workshop Implementasi Kurikulum Merdeka dengan beragam tematik yang secara stimulan menjawab kebutuhan guru dalam mengejawantahkan Kurikulum Merdeka di setiap pembelajaran.
Pada tingkatan daerah, Pergunu juga telah melaksanakan workshop implementasi Kurikulum Merdeka, di antaranya oleh PC Pergunu Kabupaten Kudus, Kabupaten Magelang dan Kabupaten Cirebon.
Dampak dari Kurikulum Merdeka, menurut HM Faojin yang juga sebagai salah satu Ketua Pimpinan Pusat Persatuan Guru Nahdlatul Ulama ini adalah memberikan keluasan para guru dalam memberikan layanan kepada anak didik sesuai dengan ciri khas peserta didik yang disesuaikan dengan sumber daya lingkungan sekolah/madrasah.
Baca juga: 5 Sekolah Calon Taruna Ternama di Indonesia, Pilih Taruna Nusantara atau Pradita Dirgantara?
“Sekaligus para guru tidak sebatas menyelesaikan kurikulum namun berekspresi secara elegan dalam mengembangkan kompetensi siswa,” ungkapnya.
Meski demikian dia menilai, Implementasi Kurikulum Merdeka butuh waktu dan proses yang tak mudah. Hal ini karena belum semua insan pendidikan mendapatkan kesempatan yang sama dalam memperoleh informasi atau pengetahuan tentang bagaimana implementasinya.
“Maka Pergunu secara mandiri berinisiatif memaksimalkan perannya sebagai organisasi guru untuk meningkatkan kompetensi guru-guru NU,” pungkasnya.
(nnz)
tulis komentar anda