Ini 3 Strategi Kampus untuk Siapkan Lulusannya Hadapi Tantangan Dunia Kerja Masa Depan
Jum'at, 01 September 2023 - 09:33 WIB
JAKARTA - Kampus dan dunia pendidikan tinggi saat ini sedang menghadapi era disrupsi. Kampus kini digempur oleh perkembangan teknologi yang sangat cepat, serta lulusannya banyak yang kesulitan memperoleh pekerjaan.
Menghadapi fenomena tersebut, Prof. Rhenald Kasali selaku pakar dan pendiri Rumah Perubahan menekankan, kampus idealnya melakukan perubahan sesegera mungkin. Utamanya ketika kampus ada dalam posisi mapan, punya uang, dan belum menghadapi puncak dari tantangan disrupsi. Karena untuk melakukan perubahan, membutuhkan uang dan tenaga yang tidak ringan.
"Sayangnya, pada saat kita (perguruan tinggi) punya banyak resources (sumber daya), banyak yang tidak punya keinginan melakukan perubahan. Tapi saat anda tidak punya resources, semua orang bilang saatnya berubah, padahal sudah tidak ada energi. Inilah contoh kampus yang tidak lama lagi akan terdisrupsi, mana mau mahasiswa mendaftar," ungkap Rhenald Kasali dalam Executive Forum SEVIMA, melalui siaran pers, Jumat (1/9/2023).
Baca juga: Unand Buka Lowongan Dosen Non PNS, Lulusan S2-S3 Merapat
Selain Prof Rhenald Kasali, Executive Forum SEVIMA menghadirkan ratusan rektor, pejabat, serta pakar pendidikan seperti Ketua STIE Bisnis Indonesia dan Mantan Sekjen Kementerian Pertahanan Laksamana Madya Purn Agus Setiadji, Ketua Forum CSR Nasional & Ketua Kedaireka Kemendikbudristek Mahir Bayasut, Ketua Umum Perkumpulan Politeknik Swasta se-Indonesia Akhwanul Akhmal, dan lainnya..
Prof Rhenald juga menyoroti kampus belum sepenuhnya memberikan pemahaman yang memadai kepada mahasiswa mengenai digital. Analogi yang ia gunakan menggambarkan teknologi sebagai "Kotak Pandora", yang belum pernah dibuka dan perlu segera dibuka oleh banyak dosen dan perguruan tinggi.
"Anak-anak saat ini tidak tahu ketika masuk ke rimba digital mereka akan bertemu apa? Ini PR besar kita ketika kita mau menjelaskan disrupsi pertama kali harus menjelaskan pada mahasiswa apa yang akan ditemui ketika mereka masuk ke rimba belantara digital. Sejak dalam kampus perlu diberikan pemahaman mendalam tentang dunia digital secara keseluruhan, harus melek teknologi!," tuturnya.
Berikut tiga strategi yang dirumuskan Executive Forum SEVIMA:
Menghadapi fenomena tersebut, Prof. Rhenald Kasali selaku pakar dan pendiri Rumah Perubahan menekankan, kampus idealnya melakukan perubahan sesegera mungkin. Utamanya ketika kampus ada dalam posisi mapan, punya uang, dan belum menghadapi puncak dari tantangan disrupsi. Karena untuk melakukan perubahan, membutuhkan uang dan tenaga yang tidak ringan.
"Sayangnya, pada saat kita (perguruan tinggi) punya banyak resources (sumber daya), banyak yang tidak punya keinginan melakukan perubahan. Tapi saat anda tidak punya resources, semua orang bilang saatnya berubah, padahal sudah tidak ada energi. Inilah contoh kampus yang tidak lama lagi akan terdisrupsi, mana mau mahasiswa mendaftar," ungkap Rhenald Kasali dalam Executive Forum SEVIMA, melalui siaran pers, Jumat (1/9/2023).
Baca juga: Unand Buka Lowongan Dosen Non PNS, Lulusan S2-S3 Merapat
Selain Prof Rhenald Kasali, Executive Forum SEVIMA menghadirkan ratusan rektor, pejabat, serta pakar pendidikan seperti Ketua STIE Bisnis Indonesia dan Mantan Sekjen Kementerian Pertahanan Laksamana Madya Purn Agus Setiadji, Ketua Forum CSR Nasional & Ketua Kedaireka Kemendikbudristek Mahir Bayasut, Ketua Umum Perkumpulan Politeknik Swasta se-Indonesia Akhwanul Akhmal, dan lainnya..
Prof Rhenald juga menyoroti kampus belum sepenuhnya memberikan pemahaman yang memadai kepada mahasiswa mengenai digital. Analogi yang ia gunakan menggambarkan teknologi sebagai "Kotak Pandora", yang belum pernah dibuka dan perlu segera dibuka oleh banyak dosen dan perguruan tinggi.
"Anak-anak saat ini tidak tahu ketika masuk ke rimba digital mereka akan bertemu apa? Ini PR besar kita ketika kita mau menjelaskan disrupsi pertama kali harus menjelaskan pada mahasiswa apa yang akan ditemui ketika mereka masuk ke rimba belantara digital. Sejak dalam kampus perlu diberikan pemahaman mendalam tentang dunia digital secara keseluruhan, harus melek teknologi!," tuturnya.
Berikut tiga strategi yang dirumuskan Executive Forum SEVIMA:
1. Lakukan Transformasi Berbasis OBE Sesegera Mungkin
Kampus di Indonesia dalam pandangan Rhenald Kasali, kini telah mengenal baik pendekatan Outcome Based Education (OBE). Pendekatan ini menekankan bahwa ilmu dan pendidikan di kampus harus melampaui sekadar hafalan. Tetapi juga harus mampu diaplikasikan dan dipraktikkan dalam menciptakan sesuatu yang baru.
tulis komentar anda