Mahasiswa ITS Kembangkan Aplikasi KardiaQ untuk Deteksi Kesehatan Jantung
Jum'at, 08 September 2023 - 13:05 WIB
Baca juga: Universitas Jember Siap Berlakukan Skripsi Tidak Wajib Lagi Tahun Depan
Setelah meneliti lebih lanjut terkait SCG dan PCG, ungkap lelaki kelahiran 1979 mendapatkan validasi bahwa alat ukur fonokardiografi dan seismokardiometer memanfaatkan sensor akselerometer untuk membaca kondisi jantung manusia.
Akselerometer adalah sensor pengukur perubahan kecepatan suatu objek dalam tiga dimensi berbeda yang akan menghasilkan data tentang gerakan atau getaran yang dialami oleh objek tersebut.
Pada fonokardiograf, akselerometer digunakan untuk membantu mengisolasi dan merekam suara jantung dengan lebih jelas. Sementara itu, akselerometer pada seismokardiometer digunakan untuk mendeteksi getaran yang dihasilkan oleh gerakan jantung.
Dilansir dari situs Alodokter, detak jantung memang mampu menciptakan sensasi getaran di dada kiri terutama saat berbaring.
“Sehingga lebih disarankan pengguna berada dalam posisi terlentang untuk meminimalisir getaran akibat pergerakan tubuh,” papar dosen Departemen Tadris Fisika Universitas Islam Negeri Mahmud Yunus, Batusangkar.
Dikutip dari jurnal berjudul Aplikasi Sensor Accelerometer pada Handphone Android sebagai Pencatat Getaran Gempa Bumi secara Online, sebagian besar perangkat ponsel memang dilengkapi sensor akselerometer yang dapat mengukur gerak, orientasi, dan berbagai kondisi lingkungan. Peluang perkembangan teknologi inilah yang dimanfaatkan Frans untuk menjadikan ponsel sebagai alat utama dari produk penelitiannya.
Salah satu jurnal ilmiah yang ditulis oleh Adinarayana pada 2014 pun menyatakan bahwa sinyal suara jantung merupakan sinyal gelombang suara yang lemah dan umumnya berada pada kisaran 10-250 Hertz.
Maka dari itu, sensor pada telepon genggam pun sudah mampu menangkap sinyal tersebut. “Sehingga orang yang ingin memeriksakan kondisi kesehatan jantungnya dapat bermodalkan ponselnya dalam mendeteksi ketidaknormalan pada irama jantungnya,” jelasnya.
Setelah meneliti lebih lanjut terkait SCG dan PCG, ungkap lelaki kelahiran 1979 mendapatkan validasi bahwa alat ukur fonokardiografi dan seismokardiometer memanfaatkan sensor akselerometer untuk membaca kondisi jantung manusia.
Akselerometer adalah sensor pengukur perubahan kecepatan suatu objek dalam tiga dimensi berbeda yang akan menghasilkan data tentang gerakan atau getaran yang dialami oleh objek tersebut.
Pada fonokardiograf, akselerometer digunakan untuk membantu mengisolasi dan merekam suara jantung dengan lebih jelas. Sementara itu, akselerometer pada seismokardiometer digunakan untuk mendeteksi getaran yang dihasilkan oleh gerakan jantung.
Dilansir dari situs Alodokter, detak jantung memang mampu menciptakan sensasi getaran di dada kiri terutama saat berbaring.
“Sehingga lebih disarankan pengguna berada dalam posisi terlentang untuk meminimalisir getaran akibat pergerakan tubuh,” papar dosen Departemen Tadris Fisika Universitas Islam Negeri Mahmud Yunus, Batusangkar.
Dikutip dari jurnal berjudul Aplikasi Sensor Accelerometer pada Handphone Android sebagai Pencatat Getaran Gempa Bumi secara Online, sebagian besar perangkat ponsel memang dilengkapi sensor akselerometer yang dapat mengukur gerak, orientasi, dan berbagai kondisi lingkungan. Peluang perkembangan teknologi inilah yang dimanfaatkan Frans untuk menjadikan ponsel sebagai alat utama dari produk penelitiannya.
Salah satu jurnal ilmiah yang ditulis oleh Adinarayana pada 2014 pun menyatakan bahwa sinyal suara jantung merupakan sinyal gelombang suara yang lemah dan umumnya berada pada kisaran 10-250 Hertz.
Maka dari itu, sensor pada telepon genggam pun sudah mampu menangkap sinyal tersebut. “Sehingga orang yang ingin memeriksakan kondisi kesehatan jantungnya dapat bermodalkan ponselnya dalam mendeteksi ketidaknormalan pada irama jantungnya,” jelasnya.
tulis komentar anda