ITS Luncurkan Purwarupa PLTS Apung Laut Pertama di Indonesia, Ini Penampakannya
Selasa, 19 Maret 2024 - 10:13 WIB
SURABAYA - Komitmen Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) dalam merealisasikan transisi energi kian serius. Lewat penelitian yang didanai Innovate UK, ITS bersama Cranfield University, Universitas Pattimura (Unpatti), Orela Shipyard, PT Gerbang Multindo Nusantara, Achelous Energy Ltd, serta HelioRec meluncurkan purwarupa struktur apung pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) laut pertama di Indonesia bertajuk Solar2Wave di Galeri Riset dan Inovasi Teknologi (GRIT) ITS, Senin (18/3) .
Rektor ITS Prof Dr Ir Mochamad Ashari MEng IPU AEng mengatakan, pengembangan PLTS apung di Indonesia yang ada saat ini masih terbatas pada skala danau atau waduk. Luas daerah yang terbatas tersebut membuat area jangkauan pemanfaatan PLTS menjadi kurang optimum.
“Karena itu, untuk memaksimalkan potensi serta dampak dari PLTS apung ini, luas aplikasinya kita perluas menjadi di laut,” tutur rektor yang kerap disapa Ashari ini.
Menurut Ashari, meski dampaknya dapat diperluas, pengembangan PLTS apung laut memiliki hambatan yang cukup berat dalam realisasinya. Salah satu permasalahan utama yang mengganggu upaya ini adalah besarnya gelombang laut yang dapat menimbulkan kerusakan pada panel surya. Untuk itu, menurut Guru Besar Teknik Elektro ini, Solar2Wave hadir sebagai jawaban atas permasalahan tersebut.
Baca juga: Inovasi ITS Bantu Pelaku UMKM di Kampung Tempe Bagusari
Ketua tim peneliti Solar2Wave Indonesia Prof Dr I Ketut Aria Pria Utama MSc menerangkan, Solar2Wave ini merupakan proyek pengembangan kawasan panel surya apung yang dilengkapi dengan sistem terpadu untuk mengatasi masalah gelombang.
Kawasan panel surya pada Solar2Wave dilengkapi dengan floater dan dikelilingi oleh water brick yang mampu meminimalisasi adanya hantaman keras gelombang pada panel surya apung.
Lebih lanjut, papar profesor yang akrab disapa Ikap ini, purwarupa yang dikembangkan tersebut terdiri dari enam buah panel surya berjenis monocrystalline dan polycrystalline dengan kapasitas total 600 Watt. Solar2Wave juga dilengkapi sistem penyimpanan energi dalam wujud baterai berkapasitas 12 Volt dengan tegangan 65 AH. “Kubus apung yang digunakan juga telah tersertifikasi dan tahan terhadap sinar ultraviolet, anti korosi dari air laut, bahan kimia, serta minyak,” bebernya.
Setelah berhasil mengembangkan purwarupa di wilayah galangan kapal Orela di Gresik, pilot project riset Solar2Wave ini selanjutnya akan dikembangkan di wilayah Gili Ketapang, Probolinggo, Jawa Timur. Menurut Ikap, pemilihan daerah ini didasarkan pada berbagai faktor. Melingkupi, jumlah penduduk yang membutuhkan bantuan listrik, kondisi sosial penduduk, hingga aksesibilitas menuju wilayah pemasangan Solar2Wave ini sendiri.
Rektor ITS Prof Dr Ir Mochamad Ashari MEng IPU AEng mengatakan, pengembangan PLTS apung di Indonesia yang ada saat ini masih terbatas pada skala danau atau waduk. Luas daerah yang terbatas tersebut membuat area jangkauan pemanfaatan PLTS menjadi kurang optimum.
“Karena itu, untuk memaksimalkan potensi serta dampak dari PLTS apung ini, luas aplikasinya kita perluas menjadi di laut,” tutur rektor yang kerap disapa Ashari ini.
Menurut Ashari, meski dampaknya dapat diperluas, pengembangan PLTS apung laut memiliki hambatan yang cukup berat dalam realisasinya. Salah satu permasalahan utama yang mengganggu upaya ini adalah besarnya gelombang laut yang dapat menimbulkan kerusakan pada panel surya. Untuk itu, menurut Guru Besar Teknik Elektro ini, Solar2Wave hadir sebagai jawaban atas permasalahan tersebut.
Baca juga: Inovasi ITS Bantu Pelaku UMKM di Kampung Tempe Bagusari
Ketua tim peneliti Solar2Wave Indonesia Prof Dr I Ketut Aria Pria Utama MSc menerangkan, Solar2Wave ini merupakan proyek pengembangan kawasan panel surya apung yang dilengkapi dengan sistem terpadu untuk mengatasi masalah gelombang.
Kawasan panel surya pada Solar2Wave dilengkapi dengan floater dan dikelilingi oleh water brick yang mampu meminimalisasi adanya hantaman keras gelombang pada panel surya apung.
Lebih lanjut, papar profesor yang akrab disapa Ikap ini, purwarupa yang dikembangkan tersebut terdiri dari enam buah panel surya berjenis monocrystalline dan polycrystalline dengan kapasitas total 600 Watt. Solar2Wave juga dilengkapi sistem penyimpanan energi dalam wujud baterai berkapasitas 12 Volt dengan tegangan 65 AH. “Kubus apung yang digunakan juga telah tersertifikasi dan tahan terhadap sinar ultraviolet, anti korosi dari air laut, bahan kimia, serta minyak,” bebernya.
Setelah berhasil mengembangkan purwarupa di wilayah galangan kapal Orela di Gresik, pilot project riset Solar2Wave ini selanjutnya akan dikembangkan di wilayah Gili Ketapang, Probolinggo, Jawa Timur. Menurut Ikap, pemilihan daerah ini didasarkan pada berbagai faktor. Melingkupi, jumlah penduduk yang membutuhkan bantuan listrik, kondisi sosial penduduk, hingga aksesibilitas menuju wilayah pemasangan Solar2Wave ini sendiri.
tulis komentar anda