Pemahaman Pengguna Terkait Platform Digital Kunci Cermat Bermedia Sosial
Selasa, 23 April 2024 - 14:15 WIB
JAKARTA - Kecermatan dalam bermedia sosial sangat ditentukan oleh pemahaman dan kompetensi pengguna terkait platform digital. Kompetensi tersebut meliputi pemahaman terhadap perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software), jaringan (networks), dan protokol.
Dosen Universitas Paramadina Jakarta, Septa Dinata mengatakan, media sosial mempunyai manfaat positif salah satunya yakni menghubungkan masyarakat di berbagai belahan dunia. Melalui media sosial masyarakat juga dapat berbagi pengalaman (informasi) dan cerita, serta membangun komunikasi dan jaringan.
“Media sosial menyediakan sebuah platform untuk membangun komunitas dan jaringan, menyatukan orang-orang yang memiliki minat sama, dan menciptakan peluang baru untuk pertumbuhan dan penemuan,” ujar Septa dalam webinar literasi digital untuk segmen pendidikan yang digelar Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) RI bersama Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Timur, di Kota Malang, Selasa (23/4).
Dalam diskusi online bertajuk ”Cermat Bermain Media Sosial” itu, Septa menegaskan, media sosial memiliki banyak manfaat seperti menghubungkan masyarakat, memotivasi dan menginspirasi, juga berandil besar dalam mempengaruhi perubahan sosial.
”Media sosial adalah alat yang ampuh untuk menciptakan perubahan sosial, penggalangan gerakan (dana) sosial. Hal ini memungkinkan kita untuk meningkatkan kesadaran memobilisasi masyarakat mengenai isu-isu penting, sehingga memberikan dampak positif pada masyarakat,” tambah Septa
Meski begitu, media sosial juga dapat mengganggu kesehatan mental dan risiko kecanduan. ”Awas, di media sosial juga ada perundungan dan akan meninggalkan jejak digital,” tegas Septa dalam webinar yang diikuti siswa sekolah menengah dengan cara menggelar nonton bareng (nobar) itu.
Sejumlah sekolah menengah di Kota Malang yang mengikuti kegiatan nobar di ruang kelas, di antaranya: SMPN 28 Malang, SMPN 25 Malang, SMPN 30 Malang, SMPN 11 Malang, dan SMP Islam Maarif 2 Malang.
Narasumber lain technopreneur Erlan Primansyah mengatakan, cermat bermedia sosial harus memperhatikan etiket berinternet. Menurutnya, bermain media sosial membutuhkan tata krama (netiket).
Dosen Universitas Paramadina Jakarta, Septa Dinata mengatakan, media sosial mempunyai manfaat positif salah satunya yakni menghubungkan masyarakat di berbagai belahan dunia. Melalui media sosial masyarakat juga dapat berbagi pengalaman (informasi) dan cerita, serta membangun komunikasi dan jaringan.
“Media sosial menyediakan sebuah platform untuk membangun komunitas dan jaringan, menyatukan orang-orang yang memiliki minat sama, dan menciptakan peluang baru untuk pertumbuhan dan penemuan,” ujar Septa dalam webinar literasi digital untuk segmen pendidikan yang digelar Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) RI bersama Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Timur, di Kota Malang, Selasa (23/4).
Dalam diskusi online bertajuk ”Cermat Bermain Media Sosial” itu, Septa menegaskan, media sosial memiliki banyak manfaat seperti menghubungkan masyarakat, memotivasi dan menginspirasi, juga berandil besar dalam mempengaruhi perubahan sosial.
”Media sosial adalah alat yang ampuh untuk menciptakan perubahan sosial, penggalangan gerakan (dana) sosial. Hal ini memungkinkan kita untuk meningkatkan kesadaran memobilisasi masyarakat mengenai isu-isu penting, sehingga memberikan dampak positif pada masyarakat,” tambah Septa
Meski begitu, media sosial juga dapat mengganggu kesehatan mental dan risiko kecanduan. ”Awas, di media sosial juga ada perundungan dan akan meninggalkan jejak digital,” tegas Septa dalam webinar yang diikuti siswa sekolah menengah dengan cara menggelar nonton bareng (nobar) itu.
Sejumlah sekolah menengah di Kota Malang yang mengikuti kegiatan nobar di ruang kelas, di antaranya: SMPN 28 Malang, SMPN 25 Malang, SMPN 30 Malang, SMPN 11 Malang, dan SMP Islam Maarif 2 Malang.
Narasumber lain technopreneur Erlan Primansyah mengatakan, cermat bermedia sosial harus memperhatikan etiket berinternet. Menurutnya, bermain media sosial membutuhkan tata krama (netiket).
Lihat Juga :
tulis komentar anda