Al-Azhar Kiblat Ilmu Pengetahuan dan Peradaban Islam, Alumninya Berkiprah untuk Kemajuan Indonesia
Senin, 24 Juni 2024 - 13:45 WIB
JAKARTA - Alumni Universitas Al-Azhar Mesir yang berasal dari Indonesia cukup banyak. Mereka berkiprah di berbagai bidang untuk memajukan Indonesia.
Guru Besar Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sumatera Utara dan Ketum Organisasi Internasional Alumni Al-Azhar (OIAA) Indonesia Sumatera Utara Prof. Dr. Zainal Arifin, LC, MA mengatakan, alumni Al-Azhar yang tidak tamat pun dengan bangga dapat mempersembahkan dirinya sebagai orang Medan yang bermanfaat di dunia travel haji dan umrah.
"Apalagi yang tamat menyelesaikan studi di Al-Azhar, di antara mereka ada yang menjadi rektor di UIN Sumatera Utara, menjadi ketua Umum MUI Sumatera Utara. Di samping itu, sebagian besar mereka mengabdi di dunia pendidikan, terutama pesantren," ujar Zainal dalam keterangannya, Senin (24/6/2024).
Zainal menekankan, Al-Azhar tetap memberi kesan baik dan terbaik untuk alumni dan umat. "Mendapatkan ilmu di Al-Azhar tidak saja di kelas, bisa juga di luar kelas. Di Mesir, semua adalah pendidikan dan pembelajaran," ujarnya.
Alumni Al-Azhar lainnya adalah Prof. Dr. H. Yusuf Baihaqi, Lc, M.A. Dia adalah Guru Besar Ilmu Tafsir di Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung. Yusuf menerangkan, pada aspek pengabdian kepada masyarakat, Universitas Al-Azhar Mesir sangat terbuka untuk semua mahasiswa dari belahan dunia mana pun. Sistem penerimaan mahasiswa yang inklusif, di samping bebas uang kuliah, melahirkan animo tinggi umat muslim sedunia untuk menimba ilmu di Universitas Al- Azhar.
"Inklusivitas Universitas Al-Azhar bagi umat muslim sedunia ini tidaklah kemudian mengabaikan aspek akademik dalam sistem perkuliahannya. Sumber daya manusia dosennya yang memiliki kualifikasi akademik minimal doktor, bahkan banyak yang berkualifikasi Guru Besar untuk program strata 1, merupakan kebanggaan tersendiri bagi para mahasiswa yang menimba ilmu di Universitas Al-Azhar," ujarnya.
Dia menambahkan, banyak karya ilmiah para dosennya yang menjadi bahan ajar perkuliahan dan sistem kelulusannya yang sangat ketat. "Tidaklah mengherankan, dan terinspirasi dari Universitas Al-Azhar sebagai lembaga akademik dan pengabdi masyarakat, kalau para alumninya, sepulangnya ke negeri asal, banyak yang berkiprah di dunia akademik sebagai dosen maupun di masyarakat, sebagai pemuka agama," papar Yusuf Baihaqi yang dahulu menetap di Islamic Mission City Abbasea, Kairo.
Sekretaris Jenderal Organisasi Internasional Alumni Al Azhar (OIAA) Indonesia - Jawa Timur Dr. H. Muhyiddin, Lc., MM menyatakan Al-Azhar sebagai kiblat ilmu pengetahuan dan peradaban Islam, Al-Azhar telah memberikan kontribusi luar biasa terhadap bangsa Indonesia.
Guru Besar Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sumatera Utara dan Ketum Organisasi Internasional Alumni Al-Azhar (OIAA) Indonesia Sumatera Utara Prof. Dr. Zainal Arifin, LC, MA mengatakan, alumni Al-Azhar yang tidak tamat pun dengan bangga dapat mempersembahkan dirinya sebagai orang Medan yang bermanfaat di dunia travel haji dan umrah.
"Apalagi yang tamat menyelesaikan studi di Al-Azhar, di antara mereka ada yang menjadi rektor di UIN Sumatera Utara, menjadi ketua Umum MUI Sumatera Utara. Di samping itu, sebagian besar mereka mengabdi di dunia pendidikan, terutama pesantren," ujar Zainal dalam keterangannya, Senin (24/6/2024).
Zainal menekankan, Al-Azhar tetap memberi kesan baik dan terbaik untuk alumni dan umat. "Mendapatkan ilmu di Al-Azhar tidak saja di kelas, bisa juga di luar kelas. Di Mesir, semua adalah pendidikan dan pembelajaran," ujarnya.
Alumni Al-Azhar lainnya adalah Prof. Dr. H. Yusuf Baihaqi, Lc, M.A. Dia adalah Guru Besar Ilmu Tafsir di Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung. Yusuf menerangkan, pada aspek pengabdian kepada masyarakat, Universitas Al-Azhar Mesir sangat terbuka untuk semua mahasiswa dari belahan dunia mana pun. Sistem penerimaan mahasiswa yang inklusif, di samping bebas uang kuliah, melahirkan animo tinggi umat muslim sedunia untuk menimba ilmu di Universitas Al- Azhar.
"Inklusivitas Universitas Al-Azhar bagi umat muslim sedunia ini tidaklah kemudian mengabaikan aspek akademik dalam sistem perkuliahannya. Sumber daya manusia dosennya yang memiliki kualifikasi akademik minimal doktor, bahkan banyak yang berkualifikasi Guru Besar untuk program strata 1, merupakan kebanggaan tersendiri bagi para mahasiswa yang menimba ilmu di Universitas Al-Azhar," ujarnya.
Dia menambahkan, banyak karya ilmiah para dosennya yang menjadi bahan ajar perkuliahan dan sistem kelulusannya yang sangat ketat. "Tidaklah mengherankan, dan terinspirasi dari Universitas Al-Azhar sebagai lembaga akademik dan pengabdi masyarakat, kalau para alumninya, sepulangnya ke negeri asal, banyak yang berkiprah di dunia akademik sebagai dosen maupun di masyarakat, sebagai pemuka agama," papar Yusuf Baihaqi yang dahulu menetap di Islamic Mission City Abbasea, Kairo.
Sekretaris Jenderal Organisasi Internasional Alumni Al Azhar (OIAA) Indonesia - Jawa Timur Dr. H. Muhyiddin, Lc., MM menyatakan Al-Azhar sebagai kiblat ilmu pengetahuan dan peradaban Islam, Al-Azhar telah memberikan kontribusi luar biasa terhadap bangsa Indonesia.
tulis komentar anda