Kurikulum Merdeka Ajak Orang Tua Lebih Dekat dengan Anak
Jum'at, 20 September 2024 - 22:07 WIB
JAKARTA - Pendidikan anak tidak hanya menjadi tanggung jawab guru di sekolah, akan tetapi juga merupakan tanggung jawab orang tua di rumah. Pada Potret Cerita Kurikulum Merdeka 2024, gambaran keterlibatan orang tua dalam proses pendidikan anak tersebut turut dihadirkan, melalui pameran digital https://feskurmer.kemdikbud.go.id .
Dalam pameran tersebut terdapat enam karya orang tua yang terpilih. Karya-karya ini menampilkan pengalaman dan cerita inspiratif dari orang tua yang menunjukkan bagaimana kolaborasi antara sekolah dan keluarga dapat mendukung pendidikan anak secara efektif.
Salah satu karya yang menarik perhatian adalah ‘Mendongeng Seru Bersama Ayahku’ oleh Tri Sujarwo, yang termasuk dalam Karya Terpilih pada kategori Orang Tua. Karya ini berupa foto yang menangkap momen keceriaan saat Tri mendongeng kepada putranya, Albiruni, menggunakan boneka tangan bernama Bruno. Tri menyebut bahwa mendongeng dengan boneka membuat cerita menjadi lebih hidup dan menyenangkan bagi anaknya.
“Mendongeng dengan boneka tangan membuat anak lebih tertarik pada cerita. Saya selalu berusaha menyisipkan pesan moral yang bisa dipahami, dan metode mendongeng ini membuat pesan tersebut lebih mudah diterima oleh anak tanpa terkesan menggurui,” ujar Tri.
Tri mengaku sangat senang dan bangga karena karyanya terpilih sebagai salah satu Karya Terbaik dalam Potret Cerita Kurikulum Merdeka 2024. Ia juga menyebut bahwa mendongeng adalah salah satu bentuk partisipasi orang tua dalam mendukung proses belajar anak sesuai dengan prinsip Kurikulum Merdeka di mana orang tua dapat berperan aktif dalam memperkaya pengalaman belajar anak di luar lingkungan sekolah, menjadikan pembelajaran lebih menyenangkan dan bermakna.
“Melalui kegiatan mendongeng, anak-anak dapat memperluas kosakata dan menambah wawasan baru yang secara tidak langsung mendukung upaya para guru di sekolah. Terlebih lagi, dalam Kurikulum Merdeka, orang tua memainkan peran penting dalam proses belajar anak. Oleh karena itu, saya merasa sangat bersyukur dan bangga bisa menjadi salah satu karya terpilih dalam Potret Cerita Kurikulum Merdeka 2024,” tutur Tri.
Karya lain yang menggambarkan keceriaan orang tua dan anak dalam mengasah kemampuan kognitif adalah ‘Aku Cinta Buku Sejak Kecil’ karya Hastuti Madyaning Utami. Hastuti, orang tua dari Azzam, seorang murid TK Pertiwi Mardisiwi Bandingan Sigaluh, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, membiasakan anaknya membaca setidaknya 15 menit setiap hari sejak usia dini. Ia menyebut bahwa kegiatan ini sudah dilakukan sejak anaknya berusia satu tahun.
“Menurut saya, literasi harus ditanamkan sejak dini, bahkan sejak bayi. Saya dan suami membiasakan anak kami membaca minimal 15 menit sehari dengan buku yang sesuai usianya. Kebiasaan ini akan memberikan efek yang sangat positif bagi perkembangan literasi dan numerasi anak sekaligus membuatnya semakin cinta belajar.” Kata Hastuti.
Dalam pameran tersebut terdapat enam karya orang tua yang terpilih. Karya-karya ini menampilkan pengalaman dan cerita inspiratif dari orang tua yang menunjukkan bagaimana kolaborasi antara sekolah dan keluarga dapat mendukung pendidikan anak secara efektif.
Salah satu karya yang menarik perhatian adalah ‘Mendongeng Seru Bersama Ayahku’ oleh Tri Sujarwo, yang termasuk dalam Karya Terpilih pada kategori Orang Tua. Karya ini berupa foto yang menangkap momen keceriaan saat Tri mendongeng kepada putranya, Albiruni, menggunakan boneka tangan bernama Bruno. Tri menyebut bahwa mendongeng dengan boneka membuat cerita menjadi lebih hidup dan menyenangkan bagi anaknya.
“Mendongeng dengan boneka tangan membuat anak lebih tertarik pada cerita. Saya selalu berusaha menyisipkan pesan moral yang bisa dipahami, dan metode mendongeng ini membuat pesan tersebut lebih mudah diterima oleh anak tanpa terkesan menggurui,” ujar Tri.
Tri mengaku sangat senang dan bangga karena karyanya terpilih sebagai salah satu Karya Terbaik dalam Potret Cerita Kurikulum Merdeka 2024. Ia juga menyebut bahwa mendongeng adalah salah satu bentuk partisipasi orang tua dalam mendukung proses belajar anak sesuai dengan prinsip Kurikulum Merdeka di mana orang tua dapat berperan aktif dalam memperkaya pengalaman belajar anak di luar lingkungan sekolah, menjadikan pembelajaran lebih menyenangkan dan bermakna.
“Melalui kegiatan mendongeng, anak-anak dapat memperluas kosakata dan menambah wawasan baru yang secara tidak langsung mendukung upaya para guru di sekolah. Terlebih lagi, dalam Kurikulum Merdeka, orang tua memainkan peran penting dalam proses belajar anak. Oleh karena itu, saya merasa sangat bersyukur dan bangga bisa menjadi salah satu karya terpilih dalam Potret Cerita Kurikulum Merdeka 2024,” tutur Tri.
Karya lain yang menggambarkan keceriaan orang tua dan anak dalam mengasah kemampuan kognitif adalah ‘Aku Cinta Buku Sejak Kecil’ karya Hastuti Madyaning Utami. Hastuti, orang tua dari Azzam, seorang murid TK Pertiwi Mardisiwi Bandingan Sigaluh, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, membiasakan anaknya membaca setidaknya 15 menit setiap hari sejak usia dini. Ia menyebut bahwa kegiatan ini sudah dilakukan sejak anaknya berusia satu tahun.
“Menurut saya, literasi harus ditanamkan sejak dini, bahkan sejak bayi. Saya dan suami membiasakan anak kami membaca minimal 15 menit sehari dengan buku yang sesuai usianya. Kebiasaan ini akan memberikan efek yang sangat positif bagi perkembangan literasi dan numerasi anak sekaligus membuatnya semakin cinta belajar.” Kata Hastuti.
Lihat Juga :
tulis komentar anda