Bantuan Kuota untuk Tetap Nyalakan Api Belajar Siswa
Rabu, 30 September 2020 - 06:45 WIB
JAKARTA - Selama empat bulan pemerintah memberikan bantuan kuota data kepada jutaan siswa di Indonesia. Lewat bantuan ini, nyala api belajar peserta didik diharapkan tetap berkobar di tengah pandemi Covid-19 yang belum diketahui kapan akan berhenti ini.
Plt Kepala Pusat Data dan Teknologi Informasi (Pusdatin) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Muhammad Hasan Chabibie mengatakan, selama masa pandemi ini tidak mudah bagi semua orang untuk terus berdiam diri di rumah, apalagi dalam waktu hingga berbulan-bulan. Orang tua umumnya bekerja dari rumah. Demikian juga para pelajar pun harus tetap diberi semangat agar bisa meraih masa depan mereka. (Baca: Penyebab Rezeki Tidak Lancar dan Penawarnya)
“Makanya Kemendikbud memikirkan apa pun yang bisa kita lakukan untuk menjaga nyala api belajar peserta didik kita,” kata Hasan pada diskusi “Subsidi Pulsa: Belajar Aman dan Tetap Terkoneksi dari Rumah Saja” yang diselenggarakan Forum Merdeka Barat (FMB) 9 via streaming YouTube, kemarin.
Diskusi ini menghadirkan juga Senior Vice President Enterprise Account Management Telkomsel Dharma Simorangkir dan seorang guru SMA Rangkasbitung di Lebak, Banten, Wenny Purnama Putri.
Hasan menjelaskan, mahalnya harga kuota memang telah menjadi curahan hati para siswa dan guru di tengah pendidikan jarak jauh (PJJ) ini. Karena itu, jelasnya, Kemendikbud terus berkoordinasi dengan Kementerian Keuangan (Kemenkeu) untuk terus berikhtiar menjaga generasi penerus bangsa untuk tetap belajar. (Baca juga: Kemendikbud: Aplikasi untuk Paket Kuota belajar akan Ditambah)
Menurut Hasan, masa pandemi ini adalah momentum yang baik bagi semua pihak untuk membantu dunia pendidikan. Ketika di masa sebelum pandemi ini, jelasnya, hanya kepada sekolah persoalan pendidikan diserahkan, tetapi kini semua pihak baik orang tua, pemerintah, hingga operator membantu.
“Ini momentum buat kita untuk kemudian sama-sama bisa bergandengan tangan berkolaborasi. Mari kita jaga generasi kita ini jangan sampai hilang karena pandemi. Bahwa ada kesulitan mari kita cari solusinya secara bersama-sama,” terangnya.
Mantan ketua Pimpinan Wilayah Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) Jawa Tengah ini menjelaskan, bantuan kuota data ini terbagi dua, yakni kuota umum dan kuota belajar. Dia menjelaskan, dengan kuota umum yang terbatas, para penerima bantuan tetap bisa membuka aplikasi lain yang menghibur. Namun, karena bantuan ini untuk belajar, maka kuota belajar yang diperbanyak porsinya. (Baca juga: Saatnya Menjadi Tuan Rumah Industri Halal)
Dengan begitu, katanya, dengan kuota belajar itu, kebutuhan untuk menggunakan WhatsApp sebagai sarana berkomunikasi serta Zoom, Webex, ataupun Google Meet untuk video konferensi bisa terpenuhi. “Dengan kecanggihan teknologi saat ini, guru dan siswa pun bisa berinteraksi langsung dengan konferensi virtual,” katanya.
Plt Kepala Pusat Data dan Teknologi Informasi (Pusdatin) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Muhammad Hasan Chabibie mengatakan, selama masa pandemi ini tidak mudah bagi semua orang untuk terus berdiam diri di rumah, apalagi dalam waktu hingga berbulan-bulan. Orang tua umumnya bekerja dari rumah. Demikian juga para pelajar pun harus tetap diberi semangat agar bisa meraih masa depan mereka. (Baca: Penyebab Rezeki Tidak Lancar dan Penawarnya)
“Makanya Kemendikbud memikirkan apa pun yang bisa kita lakukan untuk menjaga nyala api belajar peserta didik kita,” kata Hasan pada diskusi “Subsidi Pulsa: Belajar Aman dan Tetap Terkoneksi dari Rumah Saja” yang diselenggarakan Forum Merdeka Barat (FMB) 9 via streaming YouTube, kemarin.
Diskusi ini menghadirkan juga Senior Vice President Enterprise Account Management Telkomsel Dharma Simorangkir dan seorang guru SMA Rangkasbitung di Lebak, Banten, Wenny Purnama Putri.
Hasan menjelaskan, mahalnya harga kuota memang telah menjadi curahan hati para siswa dan guru di tengah pendidikan jarak jauh (PJJ) ini. Karena itu, jelasnya, Kemendikbud terus berkoordinasi dengan Kementerian Keuangan (Kemenkeu) untuk terus berikhtiar menjaga generasi penerus bangsa untuk tetap belajar. (Baca juga: Kemendikbud: Aplikasi untuk Paket Kuota belajar akan Ditambah)
Menurut Hasan, masa pandemi ini adalah momentum yang baik bagi semua pihak untuk membantu dunia pendidikan. Ketika di masa sebelum pandemi ini, jelasnya, hanya kepada sekolah persoalan pendidikan diserahkan, tetapi kini semua pihak baik orang tua, pemerintah, hingga operator membantu.
“Ini momentum buat kita untuk kemudian sama-sama bisa bergandengan tangan berkolaborasi. Mari kita jaga generasi kita ini jangan sampai hilang karena pandemi. Bahwa ada kesulitan mari kita cari solusinya secara bersama-sama,” terangnya.
Mantan ketua Pimpinan Wilayah Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) Jawa Tengah ini menjelaskan, bantuan kuota data ini terbagi dua, yakni kuota umum dan kuota belajar. Dia menjelaskan, dengan kuota umum yang terbatas, para penerima bantuan tetap bisa membuka aplikasi lain yang menghibur. Namun, karena bantuan ini untuk belajar, maka kuota belajar yang diperbanyak porsinya. (Baca juga: Saatnya Menjadi Tuan Rumah Industri Halal)
Dengan begitu, katanya, dengan kuota belajar itu, kebutuhan untuk menggunakan WhatsApp sebagai sarana berkomunikasi serta Zoom, Webex, ataupun Google Meet untuk video konferensi bisa terpenuhi. “Dengan kecanggihan teknologi saat ini, guru dan siswa pun bisa berinteraksi langsung dengan konferensi virtual,” katanya.
tulis komentar anda