Siswa SMA Pradita Dirgantara Raih Perak Bidang Fisika di Ajang KSN 2020
Senin, 19 Oktober 2020 - 18:34 WIB
JAKARTA - Siswa SMA Pradita Dirgantara kembali menorehkan prestasi pada bidang sains. Ardi Syahda Ahmad Hakim, siswa kelas XII SMA Pradita Dirgantara asal Kabupaten Blitar ini berhasil meraih Medali Perak di Bidang Fisika pada Kompetisi Sains Nasional (KSN) 2020 yang diselenggarakan oleh Pusat Prestasi Nasional (Puspresnas) Kemendikbud .
Pembimbing Tim KSN SMA Pradita Dirgantara, Opik Prasetyo mengatakan, kompetisi tersebut diselenggarakan melalui beberapa tahap, mulai dari KSN Tingkat Kabupaten, dilanjutkan ke Tingkat Provinsi dan kemudian ke Tingkat Nasional. Di tingkat Kabupaten saat itu ada 35 siswa SMA Pradita Dirgantara yang mengikuti seleksi, dan 19 di antaranya lolos ke tingkat provinsi yang kemudian 4 di antaranya maju ke tingkat nasional. (Baca juga: MAN 2 Kota Malang Sabet Medali Terbanyak KSN Kemendikbud 2020 )
Empat siswa SMA Pradita Dirgantara yang mengikuti KSN Tingkat Nasional yaitu Ardi Syahda Ahmad Hakim di Bidang Fisika, Ruben Manuel Sitorus di Bidang Fisika, Nabila Shafia di Bidang Biologi, dan Kevin Adrian Rizona Putra di Bidang Informatika. Dari ke 4 siswa tersebut, Ardi berhasil meraih Medali Perak.
Atas prestasi itu, Opik Prasetyo mengaku sangat bersyukur atas prestasi yang diraih oleh Ardi dan tim KSN. Ini merupakan hasil dari kesungguhan siswa dalam belajar, serta peran Bapak/Ibu guru dan Sekolah dalam membimbing serta mendukung setiap bakat yang dimiliki oleh siswa sehingga dapat berkembang secara optimal.
"Semoga ini dapat memotivasi siswa lainnya untuk terus semangat belajar dan berprestasi, serta membawa nama baik SMA Pradita Dirgantara untuk semakin dikenal oleh masyarakat,” Tutur Opik dalam keterangan elektronik yang diterima SINDOnews, Senin (19/10/2020).
Sementara, Ardi Syahda Ahmad Hakim menyebutkan, seleksi kompetisi yang digelar kemendikbud dilalui secara bertahap, mulai mulai dari kota, provinsi, sampai nasional. Menurutnya, tujuan kompetisi ini untuk menyeleksi siswa-siswi yang akan diikutkan ke olimpiade internasional seperti IPhO, IBO, atau IMO. (Baca juga: UIN Bandung Bangun Pusat Riset Sejarah Rasulullah dan Peradaban Islam Dunia )
"Sewaktu ikut lomba tingkat nasional, saya deg-degan sekali, karena fisika itu bidang yang paling sedikit jumlah soalnya, tapi durasi waktunya cukup panjang. Pada tingkat nasional, jumlah soal cuma 5 tapi waktunya 5 jam. Meskipun waktunya cukup panjang, saat mengerjakan soal tersebut terkadang saya juga merasa kesulitan bahkan ngeblank, ditambah lagi sistem daring yang mengharuskan kita untuk mengerjakan urut sesuai nomor soal, perlu strategi yang tepat untuk bisa mengerjakan dengan baik,” kata Ardi.
Menurutnya, persiapan KSN ini membutuhkan waktu selama 2 minggu dan sebelumnya, Ardi sudah membaca serta mempelajari soal-soal KSN di tahun sebelumnya. “Tahun ini ada 4 soal permodelan dan satu soal text book yang menurut saya memang cukup sulit, tapi seru juga untuk menambah pengalaman mengerjakan soal,” Jelas Ardi.
Dia mengaku beruntung, sekolah sangat mendukung siswanya untuk berprestasi dengan mendaftarkan siswa di salah satu bimbingan belajar khusus olimpiade. Ardi menambahkan, sekolah tidak pernah memaksa siswanya harus menjuarai kompetisi yang diikuti, tapi sekolah sangat memfasilitasi kegiatan siswanya. (Baca juga: Sisihkan Ratusan Peserta, Mahasiswa UB Raih Juara Kompetisi Pangan se-Asia )
Pembimbing Tim KSN SMA Pradita Dirgantara, Opik Prasetyo mengatakan, kompetisi tersebut diselenggarakan melalui beberapa tahap, mulai dari KSN Tingkat Kabupaten, dilanjutkan ke Tingkat Provinsi dan kemudian ke Tingkat Nasional. Di tingkat Kabupaten saat itu ada 35 siswa SMA Pradita Dirgantara yang mengikuti seleksi, dan 19 di antaranya lolos ke tingkat provinsi yang kemudian 4 di antaranya maju ke tingkat nasional. (Baca juga: MAN 2 Kota Malang Sabet Medali Terbanyak KSN Kemendikbud 2020 )
Empat siswa SMA Pradita Dirgantara yang mengikuti KSN Tingkat Nasional yaitu Ardi Syahda Ahmad Hakim di Bidang Fisika, Ruben Manuel Sitorus di Bidang Fisika, Nabila Shafia di Bidang Biologi, dan Kevin Adrian Rizona Putra di Bidang Informatika. Dari ke 4 siswa tersebut, Ardi berhasil meraih Medali Perak.
Atas prestasi itu, Opik Prasetyo mengaku sangat bersyukur atas prestasi yang diraih oleh Ardi dan tim KSN. Ini merupakan hasil dari kesungguhan siswa dalam belajar, serta peran Bapak/Ibu guru dan Sekolah dalam membimbing serta mendukung setiap bakat yang dimiliki oleh siswa sehingga dapat berkembang secara optimal.
"Semoga ini dapat memotivasi siswa lainnya untuk terus semangat belajar dan berprestasi, serta membawa nama baik SMA Pradita Dirgantara untuk semakin dikenal oleh masyarakat,” Tutur Opik dalam keterangan elektronik yang diterima SINDOnews, Senin (19/10/2020).
Sementara, Ardi Syahda Ahmad Hakim menyebutkan, seleksi kompetisi yang digelar kemendikbud dilalui secara bertahap, mulai mulai dari kota, provinsi, sampai nasional. Menurutnya, tujuan kompetisi ini untuk menyeleksi siswa-siswi yang akan diikutkan ke olimpiade internasional seperti IPhO, IBO, atau IMO. (Baca juga: UIN Bandung Bangun Pusat Riset Sejarah Rasulullah dan Peradaban Islam Dunia )
"Sewaktu ikut lomba tingkat nasional, saya deg-degan sekali, karena fisika itu bidang yang paling sedikit jumlah soalnya, tapi durasi waktunya cukup panjang. Pada tingkat nasional, jumlah soal cuma 5 tapi waktunya 5 jam. Meskipun waktunya cukup panjang, saat mengerjakan soal tersebut terkadang saya juga merasa kesulitan bahkan ngeblank, ditambah lagi sistem daring yang mengharuskan kita untuk mengerjakan urut sesuai nomor soal, perlu strategi yang tepat untuk bisa mengerjakan dengan baik,” kata Ardi.
Menurutnya, persiapan KSN ini membutuhkan waktu selama 2 minggu dan sebelumnya, Ardi sudah membaca serta mempelajari soal-soal KSN di tahun sebelumnya. “Tahun ini ada 4 soal permodelan dan satu soal text book yang menurut saya memang cukup sulit, tapi seru juga untuk menambah pengalaman mengerjakan soal,” Jelas Ardi.
Dia mengaku beruntung, sekolah sangat mendukung siswanya untuk berprestasi dengan mendaftarkan siswa di salah satu bimbingan belajar khusus olimpiade. Ardi menambahkan, sekolah tidak pernah memaksa siswanya harus menjuarai kompetisi yang diikuti, tapi sekolah sangat memfasilitasi kegiatan siswanya. (Baca juga: Sisihkan Ratusan Peserta, Mahasiswa UB Raih Juara Kompetisi Pangan se-Asia )
tulis komentar anda