Garap Video Edukasi, Mahasiswa ITS Juarai Lomba Puspiptek
Jum'at, 13 November 2020 - 21:51 WIB
JAKARTA - Video motion graphic yang dibuat mahasiswa ITS berhasil meraih juara pertama yang digelar Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Puspiptek). Mereka membuat video sebagai sarana edukasi untuk mengenalkan masyarakat awam terhadap teknologi-teknologi mutakhir.
Ialah Tim Ruang 309 yang terdiri dari Tito Maulana, Dayyan Nasrul Haq, dan Made Dwi Adistha Prana Loka Warsa yang berhasil membuat video edukasi berjudul Deteksi Penyakitmu Pakai Si Mungil Teknesium. Video motion graphic ini menjelaskan mengenai teknologi Generator Tc-99m Non-Fisi yang dikembangkan Marlina, peneliti di Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan). (Baca juga: Vokasi UI Beri Pelatihan Wirausaha Mandiri Digital Art untuk Anak dan Remaja )
Perwakilan Tim Ruang 309, Tito Maulana menjelaskan, dalam rangka memperingati Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas), topik yang diberikan berupa teknologi mutakhir yang sedang dikembangkan oleh para peneliti. “Kebetulan dari timnya Ibu Marlina sedang meneliti generator teknesium, akhirnya kami membuat motion graphic mengenai itu,” katanya melalui siaran pers, Jumat (13/11).
Video berdurasi 2 menit itu menjelaskan teknologi Generator Teknesium-99m (Tc-99m) Non-Fisi yang sebelumnya tidak tersedia di Indonesia. Generator non-fisi ini akan meluruhkan Molibdenum-99 (Mo-99) yang sebelumnya merupakan Mo-98 yang ditembakkan dengan neutron selama lima hari menjadi Tc-99m dalam waktu 24 jam. “Tc-99m ini sendiri adalah sebuah radioisotop yang dapat mendiagnosa berbagai penyakit yang ada di tubuh manusia,” imbuhnya.
Dalam proses pembuatannya, lanjut Tito, yang pertama dilakukan yaitu pra-produksi di mana naskah untuk video akan dibuat. Naskah yang telah dibuat harus diverifikasi oleh tim peneliti yang telah ditentukan oleh panitia penyelenggara. Verifikasi diperlukan agar informasi yang disampaikan dalam video peserta sesuai dengan keinginan peneliti dan kenyataan yang ada. (Baca juga: FRI: Dunia Kampus dan Industri Masih Sering 'Berkonflik' soal Inovasi )
Selanjutnya masuk ke tahap produksi, tim mahasiswa dari Departemen Desain Komunikasi Visual (DKV) ITS ini menambahkan design assets serta animasi yang dilakukan paralel. Setelah tahap produksi selesai, di tahap pascaproduksi video motion graphic disempurnakan dengan menyempurnakan voice-over. Tahap ini ditambahkan juga background musik dan sound effect.
Menurut Tito, terdapat beberapa ciri khas dalam motion graphic garapan tim Ruang 309 yang membuat karya mereka berbeda dengan tim lainnya. Menurutnya, konsep tim lain memiliki gaya visual yang berfokus pada detail tekstur. Sementara mereka menggunakan flat design dan garis distorsi di dalamnya. “Setelah diunggah, alhamdulillah banyak yang berpendapat tim kami memiliki gerakan animasi yang lebih halus dan unik dibandingkan tim lain,” katanya.
Terdapat beberapa aspek penilaian yang menjadi pertimbangan juri dalam menentukan pemenang lomba ini. Aspek tersebut yaitu konten harus membahas permasalahan serta kebermanfaatan teknologi, kesesuaian tema, ketepatan data dan informasi, kreativitas dalam memvisualisasikan informasi, serta teknik animasi. “Gaya visual, storytelling, serta kemahiran tim dalam penggunaan teknik animasi termasuk sangat penting,” beber mahasiswa asal Samarinda ini.
Setelah lomba selesai, tambah Tito, video-video yang telah dibuat oleh para peserta akan digunakan oleh Puspiptek untuk kepentingan edukasi mengenai perkembangan teknologi terbaru di Indonesia. Video ini juga berguna untuk meningkatkan semangat masyarakat Indonesia untuk berinovasi serta mendukung karya-karya anak bangsa.
Ialah Tim Ruang 309 yang terdiri dari Tito Maulana, Dayyan Nasrul Haq, dan Made Dwi Adistha Prana Loka Warsa yang berhasil membuat video edukasi berjudul Deteksi Penyakitmu Pakai Si Mungil Teknesium. Video motion graphic ini menjelaskan mengenai teknologi Generator Tc-99m Non-Fisi yang dikembangkan Marlina, peneliti di Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan). (Baca juga: Vokasi UI Beri Pelatihan Wirausaha Mandiri Digital Art untuk Anak dan Remaja )
Perwakilan Tim Ruang 309, Tito Maulana menjelaskan, dalam rangka memperingati Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas), topik yang diberikan berupa teknologi mutakhir yang sedang dikembangkan oleh para peneliti. “Kebetulan dari timnya Ibu Marlina sedang meneliti generator teknesium, akhirnya kami membuat motion graphic mengenai itu,” katanya melalui siaran pers, Jumat (13/11).
Video berdurasi 2 menit itu menjelaskan teknologi Generator Teknesium-99m (Tc-99m) Non-Fisi yang sebelumnya tidak tersedia di Indonesia. Generator non-fisi ini akan meluruhkan Molibdenum-99 (Mo-99) yang sebelumnya merupakan Mo-98 yang ditembakkan dengan neutron selama lima hari menjadi Tc-99m dalam waktu 24 jam. “Tc-99m ini sendiri adalah sebuah radioisotop yang dapat mendiagnosa berbagai penyakit yang ada di tubuh manusia,” imbuhnya.
Dalam proses pembuatannya, lanjut Tito, yang pertama dilakukan yaitu pra-produksi di mana naskah untuk video akan dibuat. Naskah yang telah dibuat harus diverifikasi oleh tim peneliti yang telah ditentukan oleh panitia penyelenggara. Verifikasi diperlukan agar informasi yang disampaikan dalam video peserta sesuai dengan keinginan peneliti dan kenyataan yang ada. (Baca juga: FRI: Dunia Kampus dan Industri Masih Sering 'Berkonflik' soal Inovasi )
Selanjutnya masuk ke tahap produksi, tim mahasiswa dari Departemen Desain Komunikasi Visual (DKV) ITS ini menambahkan design assets serta animasi yang dilakukan paralel. Setelah tahap produksi selesai, di tahap pascaproduksi video motion graphic disempurnakan dengan menyempurnakan voice-over. Tahap ini ditambahkan juga background musik dan sound effect.
Menurut Tito, terdapat beberapa ciri khas dalam motion graphic garapan tim Ruang 309 yang membuat karya mereka berbeda dengan tim lainnya. Menurutnya, konsep tim lain memiliki gaya visual yang berfokus pada detail tekstur. Sementara mereka menggunakan flat design dan garis distorsi di dalamnya. “Setelah diunggah, alhamdulillah banyak yang berpendapat tim kami memiliki gerakan animasi yang lebih halus dan unik dibandingkan tim lain,” katanya.
Terdapat beberapa aspek penilaian yang menjadi pertimbangan juri dalam menentukan pemenang lomba ini. Aspek tersebut yaitu konten harus membahas permasalahan serta kebermanfaatan teknologi, kesesuaian tema, ketepatan data dan informasi, kreativitas dalam memvisualisasikan informasi, serta teknik animasi. “Gaya visual, storytelling, serta kemahiran tim dalam penggunaan teknik animasi termasuk sangat penting,” beber mahasiswa asal Samarinda ini.
Setelah lomba selesai, tambah Tito, video-video yang telah dibuat oleh para peserta akan digunakan oleh Puspiptek untuk kepentingan edukasi mengenai perkembangan teknologi terbaru di Indonesia. Video ini juga berguna untuk meningkatkan semangat masyarakat Indonesia untuk berinovasi serta mendukung karya-karya anak bangsa.
(mpw)
tulis komentar anda