UIN Bandung Menuju Perguruan Tinggi Islam Skala Internasional
Selasa, 01 Desember 2020 - 14:13 WIB
BANDUNG - UIN Sunan Gunung Djati Bandung diminta menjadi garda terdepan dalam melakukan internasionalisasi Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) di Indonesia.
Dasarnya, keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam nomor 7334 tahun 2019 tentang Petunjuk Teknis Program Senior Experten Services tahun 2020. "Semuanya dilakukan untuk meningkatkan daya saing di level Internasional," jelas Wakil Rektor IV, Prof Hj Ulfiah, saat melakukan Rapat Evaluasi Bidang Kerjasama dan International Office. (Baca juga: IPB University Raih Juara 3 Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional 2020 )
Menurut dia, kedatangan profesor dari lintas disiplin keilmuan, di antaranya guru besar bidang arsitek, kesehatan, dan sipil ini akan dimanfaatkan secara optimal oleh PTKIN. Terutama untuk mendorong realisasi visi integrasi keilmuan di tubuh PTKIN.
Apalagi, sejak 2015, Ditjen Pendis telah menandatangani memorandum of understanding (MoU) dengan Senior Experten Service (SES). Sebuah lembaga internasional non-profit dari Jerman yang fokus menjalin kerjasama internasional. Tujuan program ini meliputi kurikulum, proses pendidikan dan pembelajaran, melakukan penelitian dan publikasi, pengabdian kepada masyarakat, tata kelola, manajemen Perguruan Tinggi, kerjasama antara PTKIN dengan universitas, dunia industri dan lain sebagainya.
"Sumber daya manusia sebagai penguatan legitamasi kekuatan peningkatan kuantitas dan kualitas untuk kemajuan kampus UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Kita perlu melakukan Kerjasama karena gerak organisasi kita bukanlah organisasi superman, tapi super team yang melakukan kerja bareng. Modal ini harus kita rawat dalam melakukan go internasional, sesuai visi dan misi kampus tercita," tegasnya. (Baca juga: UGM Kembali Juara Umum Ajang Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasiona 2020 )
Perwakilan dari Internasional Office Pepi menyampaikan tentang mekanisme pelaksaan program dilakukan dengan cara pengajuan permohonan bantuan Tenaga ahli, melakukan verifikasi pengajuan dan pelaksanaan kegiatan yang meliputi durasi dan lingkup Kegiatan.
"Sebagai contoh Program Senior Experten Service (SES) dari Jerman ini dilaksanakan minimal tiga minggu sampai maksimal enam) bulan. Dengan melibatkan tenaga ahli yang sama dapat diundang kembali sesuai dengan kebutuhan PTKIN," paparnya.
Tentunya dengan menghadirkan narasumber mulai dari konsultan ahli pengembangan kurikulum, konsultan ahli manajemen mutu PTKIN sampai pada kerlibat dalam penyusunan penelitian dan program pengabdian.
"Peningkatan mutu karya ilmiah dan penerbitan di level Internasional dan melakukan diseminasi hasil program kegiatan SES selama ini. Untuk itu, keterlibatan semua kompenen mejadi sebuah keharusan dalam rangka mengingatkan kualitas SDM, terutama di lingkungan UIN Bandung," pungkasnya.
Dasarnya, keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam nomor 7334 tahun 2019 tentang Petunjuk Teknis Program Senior Experten Services tahun 2020. "Semuanya dilakukan untuk meningkatkan daya saing di level Internasional," jelas Wakil Rektor IV, Prof Hj Ulfiah, saat melakukan Rapat Evaluasi Bidang Kerjasama dan International Office. (Baca juga: IPB University Raih Juara 3 Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional 2020 )
Menurut dia, kedatangan profesor dari lintas disiplin keilmuan, di antaranya guru besar bidang arsitek, kesehatan, dan sipil ini akan dimanfaatkan secara optimal oleh PTKIN. Terutama untuk mendorong realisasi visi integrasi keilmuan di tubuh PTKIN.
Apalagi, sejak 2015, Ditjen Pendis telah menandatangani memorandum of understanding (MoU) dengan Senior Experten Service (SES). Sebuah lembaga internasional non-profit dari Jerman yang fokus menjalin kerjasama internasional. Tujuan program ini meliputi kurikulum, proses pendidikan dan pembelajaran, melakukan penelitian dan publikasi, pengabdian kepada masyarakat, tata kelola, manajemen Perguruan Tinggi, kerjasama antara PTKIN dengan universitas, dunia industri dan lain sebagainya.
"Sumber daya manusia sebagai penguatan legitamasi kekuatan peningkatan kuantitas dan kualitas untuk kemajuan kampus UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Kita perlu melakukan Kerjasama karena gerak organisasi kita bukanlah organisasi superman, tapi super team yang melakukan kerja bareng. Modal ini harus kita rawat dalam melakukan go internasional, sesuai visi dan misi kampus tercita," tegasnya. (Baca juga: UGM Kembali Juara Umum Ajang Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasiona 2020 )
Perwakilan dari Internasional Office Pepi menyampaikan tentang mekanisme pelaksaan program dilakukan dengan cara pengajuan permohonan bantuan Tenaga ahli, melakukan verifikasi pengajuan dan pelaksanaan kegiatan yang meliputi durasi dan lingkup Kegiatan.
"Sebagai contoh Program Senior Experten Service (SES) dari Jerman ini dilaksanakan minimal tiga minggu sampai maksimal enam) bulan. Dengan melibatkan tenaga ahli yang sama dapat diundang kembali sesuai dengan kebutuhan PTKIN," paparnya.
Tentunya dengan menghadirkan narasumber mulai dari konsultan ahli pengembangan kurikulum, konsultan ahli manajemen mutu PTKIN sampai pada kerlibat dalam penyusunan penelitian dan program pengabdian.
"Peningkatan mutu karya ilmiah dan penerbitan di level Internasional dan melakukan diseminasi hasil program kegiatan SES selama ini. Untuk itu, keterlibatan semua kompenen mejadi sebuah keharusan dalam rangka mengingatkan kualitas SDM, terutama di lingkungan UIN Bandung," pungkasnya.
(mpw)
Lihat Juga :
tulis komentar anda