Bisa Diprediksi, Gerhana Bulan Total Terjadi 2,5 Tahun Sekali
Rabu, 26 Mei 2021 - 11:28 WIB
JAKARTA - Peneliti di Observatorium Bosscha , Yatny Yulianty mengatakan, gerhana bulan tahun ini akan terjadi dua kali yakni Gerhana Bulan Total (GBT) pada 26 Mei 2021 dan Gerhana Bulan Sebagian (GBS) pada 19 November 2021.
GBT dapat diamati dalam interval waktu 2,5 tahun sekali. Gerhana bulan total terakhir yang terjadi di Indonesia adalah pada 2018. Tingkat kegelapan gerhana ditentukan menggunakan skala Danjon dengan rentang nilai 0 hingga 4. Gerhana yang sangat gelap memiliki skala Danjon 0.
Saat terjadi GBT, warna merah yang muncul disebabkan oleh cahaya matahari yang dihamburkan oleh debu dan molekul di atmosfer bumi. Warna biru terhamburkan lebih kuat sedangkan warna merah dapat melintasi atmosfer bumi dan sampai ke permukaan bulan. Tingkat kegelapan gerhana bulan ini dapat memberikan beberapa informasi penting.
“Nanti ketika gerhana bulan terjadi dengan asumsi cuaca memungkinkan, itu (warna) bulan akan menggelap. Jadi (bulan) purnama yang biasanya putih akan berubah menjadi gelap. Nah, gelapnya itu nanti bergantung pada kondisi atmosfer,” tutur Agus Triono, Astronom Bosschaseperti dilansir dari laman resmi ITB, Rabu (26/5/2021).
Warna bulan pada lokasi pengamatan saat GBT bergantung pada beberapa faktor seperti banyaknya kandungan uap air, polutan udara sebagai hasil pembakaran, asap pabrik atau asap kendaraan bermotor; dan debu atau abu letusan gunung berapi. Ketika kandungan material tersebut semakin banyak maka bulan akan tampak semakin gelap.
Berkaitan dengan fenomena langkah ini, Observatorium Bosschma menggelar Pengamatan Virtual Langit Malam (PVLM) dalam rangka Gerhana Bulan Total (GBT) pada 26 Mei 2021, bekerja sama dengan Universitas Nusa Cendana di Kupang, Nusa Tenggara Timur, komunitas pecinta astronomi Pecinta Langit Timur (Pelati), dan seorang astronom amatir dari Kupang, Zulkarnain.
Pengamatan GBT nanti akan dilaksanakan di Bandung dan Kupang. Pengamatan gerhana bulan di Kupang lebih mudah dilakukan dan potensi terlihatnya bulan lebih tinggi karena posisi bulan lebih tinggi dan cuaca lebih cerah daripada di Bandung.
PVLM dapat disaksikan di channel Youtube Bosscha Observatory dan Slido mulai pulul 17.00 WIB. Dengan bergabung di Slido, masyarakat dapat mengikuti sesi diskusi interaktif seperti memberikan pertanyaan, menjawab pertanyaan, dan mengikuti polling. Untuk dapat bergabung di Slido, masyarakat dapat mendaftar secara gratis melalui https://bosscha.itb.ac.id/id/layanan/pvlm/ mulai Selasa (25/5/2021) pukul 19.00 WIB dan terbatas hanya untuk 700 orang.
Lihat Juga: Profil Imam Santoso, Dosen ITB yang Sering Tampung Mahasiswa untuk Tinggal dan Belajar di Rumahnya
GBT dapat diamati dalam interval waktu 2,5 tahun sekali. Gerhana bulan total terakhir yang terjadi di Indonesia adalah pada 2018. Tingkat kegelapan gerhana ditentukan menggunakan skala Danjon dengan rentang nilai 0 hingga 4. Gerhana yang sangat gelap memiliki skala Danjon 0.
Saat terjadi GBT, warna merah yang muncul disebabkan oleh cahaya matahari yang dihamburkan oleh debu dan molekul di atmosfer bumi. Warna biru terhamburkan lebih kuat sedangkan warna merah dapat melintasi atmosfer bumi dan sampai ke permukaan bulan. Tingkat kegelapan gerhana bulan ini dapat memberikan beberapa informasi penting.
“Nanti ketika gerhana bulan terjadi dengan asumsi cuaca memungkinkan, itu (warna) bulan akan menggelap. Jadi (bulan) purnama yang biasanya putih akan berubah menjadi gelap. Nah, gelapnya itu nanti bergantung pada kondisi atmosfer,” tutur Agus Triono, Astronom Bosschaseperti dilansir dari laman resmi ITB, Rabu (26/5/2021).
Warna bulan pada lokasi pengamatan saat GBT bergantung pada beberapa faktor seperti banyaknya kandungan uap air, polutan udara sebagai hasil pembakaran, asap pabrik atau asap kendaraan bermotor; dan debu atau abu letusan gunung berapi. Ketika kandungan material tersebut semakin banyak maka bulan akan tampak semakin gelap.
Berkaitan dengan fenomena langkah ini, Observatorium Bosschma menggelar Pengamatan Virtual Langit Malam (PVLM) dalam rangka Gerhana Bulan Total (GBT) pada 26 Mei 2021, bekerja sama dengan Universitas Nusa Cendana di Kupang, Nusa Tenggara Timur, komunitas pecinta astronomi Pecinta Langit Timur (Pelati), dan seorang astronom amatir dari Kupang, Zulkarnain.
Pengamatan GBT nanti akan dilaksanakan di Bandung dan Kupang. Pengamatan gerhana bulan di Kupang lebih mudah dilakukan dan potensi terlihatnya bulan lebih tinggi karena posisi bulan lebih tinggi dan cuaca lebih cerah daripada di Bandung.
PVLM dapat disaksikan di channel Youtube Bosscha Observatory dan Slido mulai pulul 17.00 WIB. Dengan bergabung di Slido, masyarakat dapat mengikuti sesi diskusi interaktif seperti memberikan pertanyaan, menjawab pertanyaan, dan mengikuti polling. Untuk dapat bergabung di Slido, masyarakat dapat mendaftar secara gratis melalui https://bosscha.itb.ac.id/id/layanan/pvlm/ mulai Selasa (25/5/2021) pukul 19.00 WIB dan terbatas hanya untuk 700 orang.
Lihat Juga: Profil Imam Santoso, Dosen ITB yang Sering Tampung Mahasiswa untuk Tinggal dan Belajar di Rumahnya
(mpw)
tulis komentar anda