Jelang Tahun Ajaran Baru, Sekolah Tambah Fasilitas Pencegahan Covid-19
Sabtu, 06 Juni 2020 - 11:07 WIB
JAKARTA - Tahun ajaran baru akan dimulai pertengahan Juli 2020. Namun bukan berarti siswa akan kembali bersekolah. Sementara waktu, proses pembelajaran akan tetap dilakukan dari rumah dan masih mempertahankan sistem pembelajaran jarak jauh.
Kepala Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat (BKHM) Kemendikbud Evy Mulyani mengatakan, tahun ajaran baru 2020/2021 rencananya dimulai pada 13 Juli mendatang. “Tapi bukan berarti pada tanggal tersebut pembelajaran tatap muka mulai diberlakukan," katanya.
Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah (PAUD Dikdasmen) Kemendikbud Hamid Muhammad sebelumnya telah menjelaskan, metode belajar akan tergantung kondisi di daerah. Pembelajaran untuk sekolah yang berada di zona merah dan zona kuning akan berbeda dengan sekolah yang berada di zona hijau.
Adapun keputusan zona merah, zona kuning, maupun zona hijau merupakan keputusan dari Gugus Tugas Pencegahan Covid-19. Meski demikian beberapa sekolah terlihat mulai berbenah. Mereka bersiap-siap jikalau belajar mengajar bisa terlaksanan secara langsung. Hal ini terlihat dari salah satu SMA swasta yang dikunjungi Koran SINDO.
Meski sekolah yang berada di Kawasan Pasar Minggu, Jakarta, Selatan ini masih sepi, namun pihak sekolah telah menambah beberapa pasilitas untuk mengantisipasi pencegahan Covid-19 jikalau suatu saat belajar mengajar secara langsung. Sekolah tetap melakukan penyemprotan disinfektan meskipun tidak ada siswa yang datang. (Baca: Hindari Kerumunan, SMP di Magelang Ini Gelar Wisuda Online)
Persis di depan SMA Suluh setelah pintu gerbang, pihak sekolah membangun tempat cuci tangan lebih dari satu kran air, lengkap sabun cuci tangan. Bukan asal tempat cuci tangan sebab pihak sekolah tetap memerhatikan keindahan lingkungan sekolah agar tetap asri.
Kepala Sekolah SMA Suluh, Syaifuddin mengatakan kran air untuk cucu tangan kedepannya akan kita buat di depan setiap kelas. Menurutnya hal ini sebagai antisipasi persiapan sekolah jika kebijakan Pemrov DKI terkait pembelajaran langsung dilakukan.
Menurutnya sementara ini ada tiga opsi yang diberikan kepada sekolah. Opsi tersebut ialah 100 persen siswa masuk, 50 persen masuk dan 0 persen masuk.
"Kecamatan Pasar Minggu termasuk zona merah sehingga tidak mungkin 100 persen masuk. Kemungkinan 50 persen. Itupun akan dibagi pagi dan sore atau rentang hari," jelas Syaifuddin.
Kepala Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat (BKHM) Kemendikbud Evy Mulyani mengatakan, tahun ajaran baru 2020/2021 rencananya dimulai pada 13 Juli mendatang. “Tapi bukan berarti pada tanggal tersebut pembelajaran tatap muka mulai diberlakukan," katanya.
Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah (PAUD Dikdasmen) Kemendikbud Hamid Muhammad sebelumnya telah menjelaskan, metode belajar akan tergantung kondisi di daerah. Pembelajaran untuk sekolah yang berada di zona merah dan zona kuning akan berbeda dengan sekolah yang berada di zona hijau.
Adapun keputusan zona merah, zona kuning, maupun zona hijau merupakan keputusan dari Gugus Tugas Pencegahan Covid-19. Meski demikian beberapa sekolah terlihat mulai berbenah. Mereka bersiap-siap jikalau belajar mengajar bisa terlaksanan secara langsung. Hal ini terlihat dari salah satu SMA swasta yang dikunjungi Koran SINDO.
Meski sekolah yang berada di Kawasan Pasar Minggu, Jakarta, Selatan ini masih sepi, namun pihak sekolah telah menambah beberapa pasilitas untuk mengantisipasi pencegahan Covid-19 jikalau suatu saat belajar mengajar secara langsung. Sekolah tetap melakukan penyemprotan disinfektan meskipun tidak ada siswa yang datang. (Baca: Hindari Kerumunan, SMP di Magelang Ini Gelar Wisuda Online)
Persis di depan SMA Suluh setelah pintu gerbang, pihak sekolah membangun tempat cuci tangan lebih dari satu kran air, lengkap sabun cuci tangan. Bukan asal tempat cuci tangan sebab pihak sekolah tetap memerhatikan keindahan lingkungan sekolah agar tetap asri.
Kepala Sekolah SMA Suluh, Syaifuddin mengatakan kran air untuk cucu tangan kedepannya akan kita buat di depan setiap kelas. Menurutnya hal ini sebagai antisipasi persiapan sekolah jika kebijakan Pemrov DKI terkait pembelajaran langsung dilakukan.
Menurutnya sementara ini ada tiga opsi yang diberikan kepada sekolah. Opsi tersebut ialah 100 persen siswa masuk, 50 persen masuk dan 0 persen masuk.
"Kecamatan Pasar Minggu termasuk zona merah sehingga tidak mungkin 100 persen masuk. Kemungkinan 50 persen. Itupun akan dibagi pagi dan sore atau rentang hari," jelas Syaifuddin.
tulis komentar anda