Kuliah Umum, Hasto: Perguruan Tinggi Harus Kembangkan Iptek dengan Semangat Berdikari
Jum'at, 25 Februari 2022 - 18:00 WIB
JAKARTA - Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto mengatakan, kehadirannya di kampus bertujuan mengingatkan kampus-kampus di Indonesia bisa menjadi city of intellect sebagaimana yang disampaikan Presiden Pertama RI Soekarno.
Demikian disampaikan Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto saat memberikan Kuliah Umum berjudul "Peran Perguruan Tinggi dalam Pembangunan Ekonomi Hijau dan Digital Menuju Indonesia Emas 2025" di Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Surabaya, Jawa Timur, Jumat (25/2/2022).
Dalam kesempatan itu, turut hadir Ketua DPP PDIP Prof. Rokhmin Dahuri yang juga pemateri bersama Rektor Unesa, Prof. Dr. Nurhasan dan sejumlah kepala daerah wilayah Jawa Timur termasuk Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi.
"Jadi kami datang ke kampus-kampus bersama Prof Rokhmin. Sejak 1953 sejatinya Bung Karno sudah menegaskan kampus harus menjadi city of intellect, kampus harus menjadi pusat pengembangan peradaban Indonesia. Di dunia kampus inilah supremasi ilmu pengetahuan dan teknologi harus menjadi infrastruktur terpenting bagi kemajuan Indonesia Raya," kata Hasto.
Dia pun mengingatkan, bagaimana perjuangan Soekarno yang bisa melepas belenggu dari kolonialisme. Namun, semua dirusak ketika Orde Baru kembali melakukan kolonialisasi dengan begitu mudah memberikan sumber daya alam ke asing.
"Kalau Bung Karno melakukan dekolonialisasi, zaman Orde Baru terjadi rekolonialisasi kembali. Hutan kita dibabat, kekayaan alam kita diberikan, padahal saat Sukarno bertemu Eisenhower Presiden Amerika Serikat mengatakan, biarkan anak-anak muda Indonesia yang kami kirim ke luar negeri nanti yang akan membangun Indonesia dengan cara-cara berdikari," ungkap Hasto.
"Ini adalah tugas kita. Bung Karno, Bung Hatta sosok pembelajar, sosok pemimpin yang negarawan, sosok yang tidak pernah menyerah. Bahkan beliau hanya tidur setiap hari rata-rata empat sampai lima jam per hari. Kita sudah bisa menikmati kemerdekaan itu," tambah Hasto.
Demikian disampaikan Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto saat memberikan Kuliah Umum berjudul "Peran Perguruan Tinggi dalam Pembangunan Ekonomi Hijau dan Digital Menuju Indonesia Emas 2025" di Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Surabaya, Jawa Timur, Jumat (25/2/2022).
Dalam kesempatan itu, turut hadir Ketua DPP PDIP Prof. Rokhmin Dahuri yang juga pemateri bersama Rektor Unesa, Prof. Dr. Nurhasan dan sejumlah kepala daerah wilayah Jawa Timur termasuk Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi.
"Jadi kami datang ke kampus-kampus bersama Prof Rokhmin. Sejak 1953 sejatinya Bung Karno sudah menegaskan kampus harus menjadi city of intellect, kampus harus menjadi pusat pengembangan peradaban Indonesia. Di dunia kampus inilah supremasi ilmu pengetahuan dan teknologi harus menjadi infrastruktur terpenting bagi kemajuan Indonesia Raya," kata Hasto.
Dia pun mengingatkan, bagaimana perjuangan Soekarno yang bisa melepas belenggu dari kolonialisme. Namun, semua dirusak ketika Orde Baru kembali melakukan kolonialisasi dengan begitu mudah memberikan sumber daya alam ke asing.
"Kalau Bung Karno melakukan dekolonialisasi, zaman Orde Baru terjadi rekolonialisasi kembali. Hutan kita dibabat, kekayaan alam kita diberikan, padahal saat Sukarno bertemu Eisenhower Presiden Amerika Serikat mengatakan, biarkan anak-anak muda Indonesia yang kami kirim ke luar negeri nanti yang akan membangun Indonesia dengan cara-cara berdikari," ungkap Hasto.
"Ini adalah tugas kita. Bung Karno, Bung Hatta sosok pembelajar, sosok pemimpin yang negarawan, sosok yang tidak pernah menyerah. Bahkan beliau hanya tidur setiap hari rata-rata empat sampai lima jam per hari. Kita sudah bisa menikmati kemerdekaan itu," tambah Hasto.
tulis komentar anda