Profesor UNS Patenkan 3 Motif Batik yang Terinspirasi dari Kekhasan Daerah
Kamis, 03 Maret 2022 - 13:20 WIB
JAKARTA - Profesor bidang ekonomi Universitas Sebelas Maret ( UNS ) Surakarta Prof. Dr. Izza Mafruhah mematenkan tiga motif batik miliknya. Ketiga motif batik ini diilhami dari kekhasan daerah masing-masing.
Batik yang dibuat profesor yang kerap disapa Prof. Izza ini bernama Benteng Pendem, Waduk Pondok dan Edi Tirto. Berawal dari penelitian dan pengabdian masyarakat yang dilakukan dengan grup riset, Prof. Izza berinisiatif untuk membuatkan batik dengan motif khas daerah yang diteliti.
Motif batik Benteng Pendem dan Waduk Pondok yang diciptakannya terinspirasi dari kekhasan Kabupaten Ngawi. Sementara itu, motif terakhir tercetus dari kekhasan yang dimiliki Kabupaten Sragen.
“Dalam falsafah Jawa ada ungkapan ajining raga saka busana yang berarti kehormatan badan dilihat dari busananya. Nah, dari situ kami tertarik untuk membuat batik. Batik kan kalau dilihat bagus dan indah gitu. Jadi kita mempromosikan daerah melalui pakaian tadi,” katanya melansir laman UNS, Kamis (3/3/2022).
Baca: Keren, Mahasiswa Unair Sulap Vespa Klasik Jadi Motor Listrik
“Saat ada yang tanya wah batiknya bagus, nah saya bisa cerita kalau ini nih Sragen gitu jadi sekalian bisa kita promosikan. Saya pikir ini bisa menjadi metode yang efektif,” lanjut profesor di bidang Ekonomi Pembangunan ini.
Prof. Izza mengembangkan motif batik dengan konsep HEBAT. Konsep tersebut merupakan singkatan dari heritage, ecology, batik, agriculture, and tourism. Melalui konsep tersebut, Prof. Izza berusaha untuk merekam kekhasan suatu daerah dari segi peninggalan sejarah, ekologi, batik, pertanian, dan pariwisata.
Dua motif awal yang dikembangkan oleh Prof. Izza terinspirasi dari kekhasan Kabupaten Ngawi, Jawa Timur. Kabupaten tersebut memiliki banyak wisata alam seperti Waduk Pondok dan Benteng Pendem. Selain itu, ada pula wisata sejarah yakni Museum Trinil di Ngawi.
Batik bermotif Waduk Pondok dan Benteng Pendem itu juga dibuat dengan teknik khusus. Dua motif batik tersebut dibuat dengan perpaduan batik tulis dan cetak.
Batik yang dibuat profesor yang kerap disapa Prof. Izza ini bernama Benteng Pendem, Waduk Pondok dan Edi Tirto. Berawal dari penelitian dan pengabdian masyarakat yang dilakukan dengan grup riset, Prof. Izza berinisiatif untuk membuatkan batik dengan motif khas daerah yang diteliti.
Motif batik Benteng Pendem dan Waduk Pondok yang diciptakannya terinspirasi dari kekhasan Kabupaten Ngawi. Sementara itu, motif terakhir tercetus dari kekhasan yang dimiliki Kabupaten Sragen.
“Dalam falsafah Jawa ada ungkapan ajining raga saka busana yang berarti kehormatan badan dilihat dari busananya. Nah, dari situ kami tertarik untuk membuat batik. Batik kan kalau dilihat bagus dan indah gitu. Jadi kita mempromosikan daerah melalui pakaian tadi,” katanya melansir laman UNS, Kamis (3/3/2022).
Baca: Keren, Mahasiswa Unair Sulap Vespa Klasik Jadi Motor Listrik
“Saat ada yang tanya wah batiknya bagus, nah saya bisa cerita kalau ini nih Sragen gitu jadi sekalian bisa kita promosikan. Saya pikir ini bisa menjadi metode yang efektif,” lanjut profesor di bidang Ekonomi Pembangunan ini.
Prof. Izza mengembangkan motif batik dengan konsep HEBAT. Konsep tersebut merupakan singkatan dari heritage, ecology, batik, agriculture, and tourism. Melalui konsep tersebut, Prof. Izza berusaha untuk merekam kekhasan suatu daerah dari segi peninggalan sejarah, ekologi, batik, pertanian, dan pariwisata.
Dua motif awal yang dikembangkan oleh Prof. Izza terinspirasi dari kekhasan Kabupaten Ngawi, Jawa Timur. Kabupaten tersebut memiliki banyak wisata alam seperti Waduk Pondok dan Benteng Pendem. Selain itu, ada pula wisata sejarah yakni Museum Trinil di Ngawi.
Batik bermotif Waduk Pondok dan Benteng Pendem itu juga dibuat dengan teknik khusus. Dua motif batik tersebut dibuat dengan perpaduan batik tulis dan cetak.
Lihat Juga :
tulis komentar anda