Ingin Majukan Vokasi, Mendikbud Minta Pengelolaan SMK Ditingkatkan
Senin, 29 Juni 2020 - 15:09 WIB
JAKARTA - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) , Nadiem Anwar Makarim mengimbau ribuan kepala dan guru SMK agar segera mempersiapkan diri dalam meningkatkan ‘pernikahan’ dengan dunia usaha dan dunia industri. Hal itu didorongnya dengan harapan agar Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) banyak diminati oleh masyarakat dalam lima tahun ke depan.
“Harapan saya, pendidikan vokasi Indonesia menjadi semakin mumpuni, semakin kuat dan akan menghasilkan talenta-talenta Indonesia yang berdaya saing dan berkualitas tinggi, menjadi daya dorong kemajuan bangsa, menguatkan Indonesia,” tutur Nadiem melalui keterangan resminya, Senin (29/6/2020). (Baca juga: Dexamethasone dan Hydroxychloroquine Hanya untuk Pasien COVID-19 Berat)
Pria yang akrab disapa Mas Menteri itu menilai, kepala sekolah sebagai manajer pada satuan pendidikan harus bisa bertindak seperti CEO perusahaan. Harus bisa mengelola sekolahnya dalam mencari dan mengembangkan peluang kerja sama dengan industri dan dunia kerja.
Selain itu, lanjut Nadiem, para guru dan instruktur juga harus mau berlatih dan meningkatkan kompetensinya agar terus relevan dengan kompetensi yang digunakan atau dibutuhkan oleh industri dan dunia kerja. “Jadi penting sekali kepala, guru, instruktur SMK terbuka pada perubahan dan melihat peluang perubahan,” imbuhnya.
Dia berpandangan pendidikan vokasi Indonesia harus menjadi center of excellence di dunia yang kualitas lulusannya tidak lagi diragukan. Untuk mewujudkan hal tersebut, Ditjen Pendidikan Vokasi memiliki paket paket ‘pernikahan massal’ yang harus diterapkan oleh seluruh SMK.
Pertama, kurikulum disusun bersama industri di mana materi pelatihan dan sertifikasi di industri masuk resmi ke dalam kurikulum di sekolah. Kedua, guru tamu dari industri rutin mengajar di sekolah. Ketiga, program magang yang terstruktur dan dikelola bersama dengan baik.
Berikutnya yakni komitmen kuat dan resmi pihak industri menyerap lulusan. Kemudian, program beasiswa dan ikatan dinas bagi siswa. (Baca juga: Jokowi ke Menkes Terawan: Anggaran Rp75 Triliun Baru keluar 1,53% Coba)
Keenam, jembatan program di mana pihak industri memperkenalkan teknologi dan proses kerja industri yang diperlukan kepada para guru, sertifikasi kompetensi bagi lulusan diberikan oleh pihak industri. Paket lainnya yaitu sertifikasi kompetensi bagi lulusan diberikan oleh sekolah bersama industri. Kemudian, riset bersama yaitu riset terapan dengan guru yang berasal dari kasus nyata di industri dan berbagai kegiatan atau program ‘pernikahan’ lainnya.
“Harapan saya, pendidikan vokasi Indonesia menjadi semakin mumpuni, semakin kuat dan akan menghasilkan talenta-talenta Indonesia yang berdaya saing dan berkualitas tinggi, menjadi daya dorong kemajuan bangsa, menguatkan Indonesia,” tutur Nadiem melalui keterangan resminya, Senin (29/6/2020). (Baca juga: Dexamethasone dan Hydroxychloroquine Hanya untuk Pasien COVID-19 Berat)
Pria yang akrab disapa Mas Menteri itu menilai, kepala sekolah sebagai manajer pada satuan pendidikan harus bisa bertindak seperti CEO perusahaan. Harus bisa mengelola sekolahnya dalam mencari dan mengembangkan peluang kerja sama dengan industri dan dunia kerja.
Selain itu, lanjut Nadiem, para guru dan instruktur juga harus mau berlatih dan meningkatkan kompetensinya agar terus relevan dengan kompetensi yang digunakan atau dibutuhkan oleh industri dan dunia kerja. “Jadi penting sekali kepala, guru, instruktur SMK terbuka pada perubahan dan melihat peluang perubahan,” imbuhnya.
Dia berpandangan pendidikan vokasi Indonesia harus menjadi center of excellence di dunia yang kualitas lulusannya tidak lagi diragukan. Untuk mewujudkan hal tersebut, Ditjen Pendidikan Vokasi memiliki paket paket ‘pernikahan massal’ yang harus diterapkan oleh seluruh SMK.
Pertama, kurikulum disusun bersama industri di mana materi pelatihan dan sertifikasi di industri masuk resmi ke dalam kurikulum di sekolah. Kedua, guru tamu dari industri rutin mengajar di sekolah. Ketiga, program magang yang terstruktur dan dikelola bersama dengan baik.
Berikutnya yakni komitmen kuat dan resmi pihak industri menyerap lulusan. Kemudian, program beasiswa dan ikatan dinas bagi siswa. (Baca juga: Jokowi ke Menkes Terawan: Anggaran Rp75 Triliun Baru keluar 1,53% Coba)
Keenam, jembatan program di mana pihak industri memperkenalkan teknologi dan proses kerja industri yang diperlukan kepada para guru, sertifikasi kompetensi bagi lulusan diberikan oleh pihak industri. Paket lainnya yaitu sertifikasi kompetensi bagi lulusan diberikan oleh sekolah bersama industri. Kemudian, riset bersama yaitu riset terapan dengan guru yang berasal dari kasus nyata di industri dan berbagai kegiatan atau program ‘pernikahan’ lainnya.
(kri)
Lihat Juga :
tulis komentar anda