Nadiem Ungkap Pengalaman Berharganya selama Jadi Mendikbudristek
Jum'at, 04 November 2022 - 18:51 WIB
JAKARTA - Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim menghadiri pertemuan ASEAN Youth Fellowship (AYF) di Jakarta. Di hadapan 45 delegasi yang hadir, selama satu jam Mendikbudristek menjawab berbagai pertanyaan seputar visi dan misinya tentang kehidupan, profesi, hingga dunia pendidikan di Indonesia.
Mengawali perbincangan, Mendikbudristek bercerita tentang bagaimana ia akhirnya memilih untuk mengambil risiko berada dalam lingkaran birokrasi dan menjadi orang nomor satu di dunia pendidikan dan kebudayaan.
“Saya berkaca dari anak-anak saya, jika saya tidak berani untuk mengambil tantangan ini, bagaimana saya bisa menjawab pertanyaan mereka suatu saat nanti tentang saya yang menyia-nyiakan kesempatan untuk bisa berbuat sesuatu demi negeri ini,” katanya, melalui siaran pers, Jumat (4/11/2022).
Baginya, kesempatan untuk gagal setelah mencoba merupakan hal yang biasa dalam sebuah perjuangan. Dengan demikian, saat diminta untuk bergabung oleh Presiden Joko Widodo dalam Kabinet Kerja Jilid II, ia tidak melewatkan kesempatan tersebut.
Baca juga: Kuliah Gratis S1 ke Jepang dengan Beasiswa Asia Bridge Program
“Meski perjuangan ini harus saya bayar dengan belajar dan bekerja keras setiap saat,” ucapnya yang berkeyakinan bahwa tidak apa-apa mengambil risiko karena tidak ada orang yang langsung berhasil dalam pencapaiannya.
Berangkat dari latar belakang pendidikannya yang bergelut di bidang teknologi informasi, menurut Nadiem ada irisan semangat yang ia miliki dengan amanah yang ia emban sebagai Mendikburistek. Ia mengaku bersemangat untuk berjuang meningkatkan kualitas pendidikan yang membutuhkan campur tangan teknologi untuk bisa bertahan dan bersaing di tengah perubahan zaman.
“Saya terobsesi di bidang teknologi dan sekarang hal itu saya gunakan untuk bagaimana meningkatkan kapasitas SDM di Indonesia,” ungkap pria yang mengaku sebelum terjun ke pemerintahan, sebelumnya ia tidak memiliki latar belakang di bidang pendidikan, politik maupun birokrasi.
Sebagai salah satu kunci yang dibutuhkan di masa depan, penguasaan teknologi diyakini Nadiem bisa menjawab tantangan pada sektor pendidikan. Contohnya di masa pandemi Covid-19 beberapa waktu lalu, teknologi dalam pembelajaran menjadi fasilitator untuk meminimalisir hilangnya pembelajaran (learning loss).
Mengawali perbincangan, Mendikbudristek bercerita tentang bagaimana ia akhirnya memilih untuk mengambil risiko berada dalam lingkaran birokrasi dan menjadi orang nomor satu di dunia pendidikan dan kebudayaan.
“Saya berkaca dari anak-anak saya, jika saya tidak berani untuk mengambil tantangan ini, bagaimana saya bisa menjawab pertanyaan mereka suatu saat nanti tentang saya yang menyia-nyiakan kesempatan untuk bisa berbuat sesuatu demi negeri ini,” katanya, melalui siaran pers, Jumat (4/11/2022).
Baginya, kesempatan untuk gagal setelah mencoba merupakan hal yang biasa dalam sebuah perjuangan. Dengan demikian, saat diminta untuk bergabung oleh Presiden Joko Widodo dalam Kabinet Kerja Jilid II, ia tidak melewatkan kesempatan tersebut.
Baca juga: Kuliah Gratis S1 ke Jepang dengan Beasiswa Asia Bridge Program
“Meski perjuangan ini harus saya bayar dengan belajar dan bekerja keras setiap saat,” ucapnya yang berkeyakinan bahwa tidak apa-apa mengambil risiko karena tidak ada orang yang langsung berhasil dalam pencapaiannya.
Berangkat dari latar belakang pendidikannya yang bergelut di bidang teknologi informasi, menurut Nadiem ada irisan semangat yang ia miliki dengan amanah yang ia emban sebagai Mendikburistek. Ia mengaku bersemangat untuk berjuang meningkatkan kualitas pendidikan yang membutuhkan campur tangan teknologi untuk bisa bertahan dan bersaing di tengah perubahan zaman.
“Saya terobsesi di bidang teknologi dan sekarang hal itu saya gunakan untuk bagaimana meningkatkan kapasitas SDM di Indonesia,” ungkap pria yang mengaku sebelum terjun ke pemerintahan, sebelumnya ia tidak memiliki latar belakang di bidang pendidikan, politik maupun birokrasi.
Sebagai salah satu kunci yang dibutuhkan di masa depan, penguasaan teknologi diyakini Nadiem bisa menjawab tantangan pada sektor pendidikan. Contohnya di masa pandemi Covid-19 beberapa waktu lalu, teknologi dalam pembelajaran menjadi fasilitator untuk meminimalisir hilangnya pembelajaran (learning loss).
Lihat Juga :
tulis komentar anda