TGB Fasih Berbahasa Arab, Mahasiswa UIN Jakarta Termotivasi
Selasa, 22 November 2022 - 21:31 WIB
TANGERANG SELATAN - Tuan Guru Bajang (TGB) Muhammad Zainul Majdi menjadi pembicara seminar bertema "Peran Bahasa Arab dalam Rekognisi Budaya Antar Negara" yang digelar Fakultas Dirasat Islamiyah UIN Jakarta, Selasa (22/11/2022). Mahasiswa mengaku termotivasi setelah mendengarkan pemaparan TGB.
Dalam seminar tersebut, TGB memaparkan keutamaan bahasa Arab dengan penyampaian menggunakan bahasa Arab. Doktor lulusan Kairo, Mesir, itu secara fasih berbahasa Arab dengan menyebut keistimewaan bahasa Arab.
"Beliau kan lulusan Kairo ya, pasti jauhlah tingkat ilmunya sama kita, pemahaman bahasa Arabnya juga berbeda, penyampaiannya sederhana tapi padat. Tadi tentang bagaimana menjaga bahasa arab itu jadi makin banyak disukai, itu benar-benar memotivasi kita ya, apalagi di jurusan kita ini kan udah sesuai banget menjadikan bahasa arab sebagai bahasa utama," tutur Rizka, seorang mahasiswa yang hadir.
Namun, tak semua peserta mahasiswa memahami secara utuh apa yang disampaikan TGB menggunakan bahasa Arab itu. Beberapa di antaranya mengaku kesulitan menerjemahkan, apalagi mereka masih tergolong mahasiswa tingkat dasar.
"Saya juga belum semuanya paham tadi yang dijelasin, sebagian ada yang belum ngerti karena beliau terlalu fasih, cepat juga, kita ketinggalan buat terjemahinnya," ungkap Muhamad Nur, mahasiswa tingkat dasar Fakultas Dirasat Islamiyah.
Diketahui, dalam seminar tersebut TGB yang juga Ketua Harian Nasional DPP Partai Perindo memaparkan peranan bahasa Arab yang berpengaruh terhadap perkembangan zaman dan teknologi. Semua itu, kata dia, tak luput dari ketetapan Islam bahwa Bahasa Arab merupakan bahasa Al-Qur'an dan Sunnah sehingga terjaga hingga zaman berakhir.
"Al-Qur'an dijamin ada selamanya, seumur dunia, tidak ada bahasa lain yang datang dari langit selain bahasa Arab. Tidak ada yang dijamin oleh Allah SWT, selain bahasa Arab. Bahasa Arab itu adalah bahasa Al-Qur'an dan Sunnah," katanya.
TGB mencontohkan bahasa Arab berperan secara konkret dalam membentuk jati diri bangsa Indonesia. Misalnya saja dalam masa awal berdirinya Republik Indonesia, banyak pendiri bangsa memilih menggunakan bahasa serapan dari bahasa Arab.
"Ketika kita bernegara, Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, pengadilan, Mahkamah Agung, itu serapan semua dari bahasa Arab. Itu artinya apa? Bahasa Arab sebenarnya sudah berperan secara konkret dalam membentuk jati diri kita sebagai bangsa," ujar mantan Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) itu.
Dalam seminar tersebut, TGB memaparkan keutamaan bahasa Arab dengan penyampaian menggunakan bahasa Arab. Doktor lulusan Kairo, Mesir, itu secara fasih berbahasa Arab dengan menyebut keistimewaan bahasa Arab.
"Beliau kan lulusan Kairo ya, pasti jauhlah tingkat ilmunya sama kita, pemahaman bahasa Arabnya juga berbeda, penyampaiannya sederhana tapi padat. Tadi tentang bagaimana menjaga bahasa arab itu jadi makin banyak disukai, itu benar-benar memotivasi kita ya, apalagi di jurusan kita ini kan udah sesuai banget menjadikan bahasa arab sebagai bahasa utama," tutur Rizka, seorang mahasiswa yang hadir.
Namun, tak semua peserta mahasiswa memahami secara utuh apa yang disampaikan TGB menggunakan bahasa Arab itu. Beberapa di antaranya mengaku kesulitan menerjemahkan, apalagi mereka masih tergolong mahasiswa tingkat dasar.
"Saya juga belum semuanya paham tadi yang dijelasin, sebagian ada yang belum ngerti karena beliau terlalu fasih, cepat juga, kita ketinggalan buat terjemahinnya," ungkap Muhamad Nur, mahasiswa tingkat dasar Fakultas Dirasat Islamiyah.
Diketahui, dalam seminar tersebut TGB yang juga Ketua Harian Nasional DPP Partai Perindo memaparkan peranan bahasa Arab yang berpengaruh terhadap perkembangan zaman dan teknologi. Semua itu, kata dia, tak luput dari ketetapan Islam bahwa Bahasa Arab merupakan bahasa Al-Qur'an dan Sunnah sehingga terjaga hingga zaman berakhir.
"Al-Qur'an dijamin ada selamanya, seumur dunia, tidak ada bahasa lain yang datang dari langit selain bahasa Arab. Tidak ada yang dijamin oleh Allah SWT, selain bahasa Arab. Bahasa Arab itu adalah bahasa Al-Qur'an dan Sunnah," katanya.
TGB mencontohkan bahasa Arab berperan secara konkret dalam membentuk jati diri bangsa Indonesia. Misalnya saja dalam masa awal berdirinya Republik Indonesia, banyak pendiri bangsa memilih menggunakan bahasa serapan dari bahasa Arab.
"Ketika kita bernegara, Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, pengadilan, Mahkamah Agung, itu serapan semua dari bahasa Arab. Itu artinya apa? Bahasa Arab sebenarnya sudah berperan secara konkret dalam membentuk jati diri kita sebagai bangsa," ujar mantan Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) itu.
(zik)
tulis komentar anda