Menata Asa di Bina Bangsa

Senin, 13 Februari 2023 - 18:40 WIB
loading...
Menata Asa di Bina Bangsa
Para siswa belajar di lab bahasa SD Bina Bangsa, area PT Mustika Sembuluh 1, Wilmar di Desa Pondok Damar, Kecamatan Mentaya Hilir Utara, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, Rabu (8/2/2023). Foto/Puguh Hariyanto
A A A
KOTAWARINGIN TIMUR - Deretan bangunan sekolah dari TK hingga SMA yang berdiri megah di kanan-kiri jalan. Jika bangunan itu berada di wilayah perkotaan, maka akan menjadi pemandangan yang biasa. Namun ini di tengah kebun sawit. Tentu kontras dengan lanskap di sekitarnya.

Apalagi jika kita masuk ke dalam. Bangunan fisik dan fasilitas yang tersedia ubahnya sekolah unggulan di Jakarta dan sekitarnya.

Ya, sekolah tersebut berada di area PT Mustika Sembuluh 1, Wilmar di Desa Pondok Damar, Kecamatan Mentaya Hilir Utara, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah. Sekolah tersebut dikelola Yayasan Bina Bangsa yang bernaung di bawah Wilmar Central Kalimantan Project.

Selain di Kota Waringin Timur, yayasan ini juga mengoperasikan sekolah di Kabupaten Seruyan. Total ada 18 sekolah yang dikelola. Rinciannya 8 TK, 6 SD, 3 SMP, dan 1 SMA dengan total jumlah murid mencapai 5.377 orang. Fasilitas tersebut disediakan untuk anak karyawan. Meski demikian, Yayasan memberikan peluang bagi masyarakat sekitar perkebunan untuk turut menimba ilmu di sekolah tersebut.

Selama ini, Wilmar dikenal sebagai perusahaan yang bergerak dalam industri agribisnis. Lantas, apa yang mendorong perusahaan tersebut concern dalam masalah pendidikan?

Menata Asa di Bina Bangsa


Ketua Yayasan Bina Bangsa Eko Yuliadi menuturkan, perusahaan sangat peduli dengan pendidikan. Alasannya pendidikan merupakan pondasi dalam menyiapkan generasi masa depan yang berkualitas dan sumbangsih terhadap negara.

Semua anak perlu mendapatkan kesempatan yang sama dalam memperoleh pendidikan, dimanapun mereka berada. "Ini merupakan kesempatan juga kebanggaan bagi karyawan agar putra-putrinya bisa mendapatkan pendidikan yang lebih baik," katanya saat ditemui dalam kunjungan ke Sekolah Bina Bangsa, Rabu (8/2/2023).

Salah satu upaya mempersiapkan generasi yang baik adalah dengan membina minat dan bakat sejak dini. Hal itu terlihat dalam program unggulan di TK Bina Bangsa, yang terdiri dari seni tari, melukis, berkebun, drum band, dan teknologi informasi dan komunikasi (TIK).

Pihaknya juga mengajarkan mengenai budaya agar anak-nak tersebut mengenalnya sejak dini. "Setiap kelas punya khas, ini agar kami tau minat dan bakat anak apa," kata Supinah, kepala sekolah TK Bina Bangsa 01.

Program lainnya yaitu setiap pagi guru dan murid memungut sampah, berlatih menggosok gigi (Senin dan Rabu), berlatih menabung (kerjasama dengan Bank Kalteng), dan kelas orang tua (kerjasama di setiap kegiatan).

Perempuan yang mulai mengajar sejak 2009 itu menjelaskan, institusinya telah meraih predikat sebagai Sekolah Penggerak dari pemerintah. Sebagai informasi, Sekolah Penggerak adalah sekolah yang berfokus pada pengembangan hasil belajar siswa secara holistik dengan mewujudkan Profil Pelajar Pancasila yang mencakup kompetensi dan karakter yang diawali dengan SDM yang unggul (kepala sekolah dan guru).

Dengan predikat tersebut, TK Bina Bangsa memperoleh bantuan dari pemerintah berupa laptop, proyektor, dan alat bermain. Sekolah yang bersangkutan juga akan diaudit satu tahun sekali.

Menata Asa di Bina Bangsa


Tidak hanya sekolahnya yang dinilai, kepala sekolah juga harus menjalani tes berkas, wawancara tahap satu, tes kesehatan, wawancara tahap dua dan diberikan pelatihan khusus. "Alhamdulillah saya mendapat nilai sangat baik," katanya.

Supinah telah mengajar TK Bina Bangsa sejak sekolah itu buka pada 2009. Bahkan dia mengaku sempat membantu ikut menimbun tanah agar dapat ditanami saat pembangunannya dilakukan. Menurutnya, mengajar TK lebih banyak sukanya ketimbang duka karena selalu ceria bila berhadapan dengan anak-anak.

Dia memang sempat dimutasi ke SMP Bina Bangsa beberapa waktu tetapi kemudian kembali mengajar TK. "Ibaratnya, kita di rumah tidak punya beras, tapi kalau sampai sekolah kita sapa- selamat pagi anak-anak-hati kita gembira lagi," katanya.

Tiga sekolah Bina Bangsa lainnya, yaitu SD, SMP dan SMA menggunakan kurikulum 2013 dan Kurikulum Merdeka. Ketiganya banyak menorehkan prestasi baik di tingkat kabupaten, provinsi maupun nasional. Misalnya, meraih medali emas olimpiade bahasa Inggris nasional 2022, medali perak dan emas olimpiade bahasa Indonesia nasional 2022, medali emas karate tingkat provinsi.

Rahmatus Syariah, salah satu orang tua siswa mengaku, memilih menyekolahkan dua anaknya ke sekolah Bina Bangsa karena kualitasnya baik. Anaknya juga dapat menyalurkan bakatnya karena tersedia fasilitas untuk mengembangkan. Salah satu anaknya telah meraih juara membaca puisi di tingkat kecamatan.

Salah satu orang tua murid lainnya, Royendi Gultom mengapresiasi sekolah tersebut karena anaknya memperoleh kesempatan menuntut ilmu dan menorehkan prestasi. "Layanannya tidak ada perbedaan dengan anak karyawan," ujarnya.

Menata Asa di Bina Bangsa


Eko menambahkan, karena fasilitas dan kualitas pendidikan di sekolah tersebut, pihaknya harus menentukan kuota bagi anak di luar perusahaan yang ingin belajar di yayasannya. Hal itu karena tingginya minat masyarakat untuk ikut serta mengenyam pendidikan disana. Kuota diutamakan berdasarkan zonasi masyarakat yang berada di sekitar kawasan perusahaan saja.

Pihaknya membatasi kuato siswa luar karena sudah diwanti-wanti dinas pendidikan setempat. Karena jika tidak dibatasi maka sekolah negeri akan kekuarangan murid.
(poe)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1905 seconds (0.1#10.140)