Dirjen GTK Ungkap Keunggulan Kurikulum Merdeka, Pendaftaran Dibuka Hingga Maret
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pendaftaran implementasi Kurikulum Merdeka di sekolah dibuka sejak 6 Februari hingga 31 Maret 2023 mendatang. Kurikulum Merdeka dinilai akan memberikan pembelajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan siswa.
Pelaksana tugas Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Plt. Dirjen GTK), Nunuk Suryani, menjelaskan penerapan Kurikulum Merdeka tidak hanya menyangkut soal perubahan administratif, seperti format dokumen dan perubahan istilah.
Namun lebih dari itu, ungkapnya, penerapan Kurikulum Merdeka adalah momentum untuk merefleksikan dan memperbaiki praktik pembelajaran.
“Kurikulum Merdeka mendorong guru untuk menciptakan pembelajaran berkualitas sesuai kebutuhan pelajar dan kondisi satuan pendidikan. Para guru tidak (perlu) terburu-buru dalam mengajar dan pembelajaran (sehingga) bisa lebih mendalam, karena kurikulum ini berfokus pada materi esensial,” katanya, melalui siaran pers, Sabtu (18/2/2023).
Baca juga: IKN Buka Lowongan Kerja Lulusan S1, Ini Jurusan yang Dibutuhkan
Nunuk menyampaikan, salah satu keunggulan Kurikulum Merdeka yang dilaksanakan melalui Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila akan memberi waktu lebih banyak bagi peserta didik untuk mengembangkan kompetensi dan karakter melalui belajar kelompok seputar konteks nyata.
Dengan demikian, kata dia, Kurikulum Merdeka, akan memberi kesempatan bagi semua peserta didik di Indonesia untuk menjadi pemelajar sepanjang hayat yang kompeten dan berkarakter Pancasila.
“Kurikulum Merdeka juga memberikan fleksibilitas dan dukungan bagi pendidik untuk bergotong royong menciptakan pembelajaran berkualitas yang sesuai dengan kebutuhan pelajar dan kondisi satuan pendidikan,” lanjut Nunuk.
Guru SMA Negeri 20 Konawe Selatan Imam Firmanto menuturkan, meskipun sekolahnya masih jauh dari kondisi ideal, tetapi mereka memilih untuk melakukan implementasi Kurikulum Merdeka secara mandiri karena melihat kondisi pendidikan siswa di daerah mereka timpang dengan daerah lain.
“Sekolah kami mengambil keputusan untuk mengimplementasikan Kurikulum Merdeka secara mandiri karena kami mengamati dari tahun ke tahun, input atau yang masuk ke sekolah kami dari sisi kognitif itu menengah ke bawah, baik dari sisi ekonomi,” kata Imam.
Baca juga: Kemenkes Tinjau Langsung Kesiapan ITS dalam Pembukaan Fakultas Kedokteran
Terkait dengan pendaftaran Kurikulum Merdeka tahun ajaran 2023/2024, pembicara berikutnya yakni Nur Malik Maulana dari Balai Latihan Pendidikan Teknik Pusat Data dan Informasi (BLPT Pusdatin) Kemendikbudristek, mengungkapkan bahwa khusus untuk opsi kurikulum tertentu, satuan pendidikan masih diberi kesempatan untuk mengubah opsi Kurikulum Merdeka yang akan diterapkan.
Khusus untuk satuan pendidikan yang sebelumnya memilih Kurikulum Merdeka Mandiri Belajar, masih memiliki dua kesempatan lagi untuk mengubah pilihan ke level Kurikulum Merdeka di atasnya yaitu Mandiri Berubah atau Mandiri Berbagi.
Kemudian, untuk satuan pendidikan yang sudah terdaftar di Kurikulum Merdeka Mandiri Berubah, memiliki kesempatan satu kali untuk mengubah opsi kurikulum. Meskipun hanya bisa naik ke level di atasnya yakni Kurikulum Merdeka Mandiri Berbagi.
“Selama masa pendaftaran, satuan pendidikan dapat mengubah opsi Kurikulum Merdeka meskipun ia sudah memutuskan untuk mendaftar. Masih ada kesempatan untuk berdiskusi dengan pengelola,” terang Nur lebih lanjut.
Sementara itu, untuk satuan pendidikan yang sudah terdaftar di Kurikulum Merdeka Mandiri Berbagi, tidak bisa berubah untuk mengambil dua opsi kurikulum pada level di bawahnya. Mereka hanya punya pilihan untuk menjalankan Kurikulum Merdeka Mandiri Berbagi.
Selain itu, hal yang tidak kalah penting untuk dipersiapkan sekolah sebelum melakukan pendaftaran adalah mengunduh aplikasi PMM dan menyiapkan akun belajar.id.
Lihat Juga: 5.383 Siswa Terdampak Erupsi Gunung Lewotobi, Kemendikdasmen Lakukan Pembelajaran Darurat
Pelaksana tugas Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Plt. Dirjen GTK), Nunuk Suryani, menjelaskan penerapan Kurikulum Merdeka tidak hanya menyangkut soal perubahan administratif, seperti format dokumen dan perubahan istilah.
Namun lebih dari itu, ungkapnya, penerapan Kurikulum Merdeka adalah momentum untuk merefleksikan dan memperbaiki praktik pembelajaran.
“Kurikulum Merdeka mendorong guru untuk menciptakan pembelajaran berkualitas sesuai kebutuhan pelajar dan kondisi satuan pendidikan. Para guru tidak (perlu) terburu-buru dalam mengajar dan pembelajaran (sehingga) bisa lebih mendalam, karena kurikulum ini berfokus pada materi esensial,” katanya, melalui siaran pers, Sabtu (18/2/2023).
Baca juga: IKN Buka Lowongan Kerja Lulusan S1, Ini Jurusan yang Dibutuhkan
Nunuk menyampaikan, salah satu keunggulan Kurikulum Merdeka yang dilaksanakan melalui Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila akan memberi waktu lebih banyak bagi peserta didik untuk mengembangkan kompetensi dan karakter melalui belajar kelompok seputar konteks nyata.
Dengan demikian, kata dia, Kurikulum Merdeka, akan memberi kesempatan bagi semua peserta didik di Indonesia untuk menjadi pemelajar sepanjang hayat yang kompeten dan berkarakter Pancasila.
“Kurikulum Merdeka juga memberikan fleksibilitas dan dukungan bagi pendidik untuk bergotong royong menciptakan pembelajaran berkualitas yang sesuai dengan kebutuhan pelajar dan kondisi satuan pendidikan,” lanjut Nunuk.
Guru SMA Negeri 20 Konawe Selatan Imam Firmanto menuturkan, meskipun sekolahnya masih jauh dari kondisi ideal, tetapi mereka memilih untuk melakukan implementasi Kurikulum Merdeka secara mandiri karena melihat kondisi pendidikan siswa di daerah mereka timpang dengan daerah lain.
“Sekolah kami mengambil keputusan untuk mengimplementasikan Kurikulum Merdeka secara mandiri karena kami mengamati dari tahun ke tahun, input atau yang masuk ke sekolah kami dari sisi kognitif itu menengah ke bawah, baik dari sisi ekonomi,” kata Imam.
Baca juga: Kemenkes Tinjau Langsung Kesiapan ITS dalam Pembukaan Fakultas Kedokteran
Terkait dengan pendaftaran Kurikulum Merdeka tahun ajaran 2023/2024, pembicara berikutnya yakni Nur Malik Maulana dari Balai Latihan Pendidikan Teknik Pusat Data dan Informasi (BLPT Pusdatin) Kemendikbudristek, mengungkapkan bahwa khusus untuk opsi kurikulum tertentu, satuan pendidikan masih diberi kesempatan untuk mengubah opsi Kurikulum Merdeka yang akan diterapkan.
Khusus untuk satuan pendidikan yang sebelumnya memilih Kurikulum Merdeka Mandiri Belajar, masih memiliki dua kesempatan lagi untuk mengubah pilihan ke level Kurikulum Merdeka di atasnya yaitu Mandiri Berubah atau Mandiri Berbagi.
Kemudian, untuk satuan pendidikan yang sudah terdaftar di Kurikulum Merdeka Mandiri Berubah, memiliki kesempatan satu kali untuk mengubah opsi kurikulum. Meskipun hanya bisa naik ke level di atasnya yakni Kurikulum Merdeka Mandiri Berbagi.
“Selama masa pendaftaran, satuan pendidikan dapat mengubah opsi Kurikulum Merdeka meskipun ia sudah memutuskan untuk mendaftar. Masih ada kesempatan untuk berdiskusi dengan pengelola,” terang Nur lebih lanjut.
Sementara itu, untuk satuan pendidikan yang sudah terdaftar di Kurikulum Merdeka Mandiri Berbagi, tidak bisa berubah untuk mengambil dua opsi kurikulum pada level di bawahnya. Mereka hanya punya pilihan untuk menjalankan Kurikulum Merdeka Mandiri Berbagi.
Selain itu, hal yang tidak kalah penting untuk dipersiapkan sekolah sebelum melakukan pendaftaran adalah mengunduh aplikasi PMM dan menyiapkan akun belajar.id.
Lihat Juga: 5.383 Siswa Terdampak Erupsi Gunung Lewotobi, Kemendikdasmen Lakukan Pembelajaran Darurat
(nnz)