Penelitian Mahasiswa dan Dosen FTUI tentang Limbah Makanan Raih Best Paper Ajang ICMCER 2023
loading...
A
A
A
JAKARTA - Hasil riset mahasiswa Program Magister Departemen Teknik Industri (DTI) Fakultas Teknik Universitas Indonesia ( FTUI ), Yohanes Elia Purwanto dan Dosen DTI FTUI, Romadhani Ardi, meraih predikat Best Paper dalam ajang International Conference on Multidisciplinary and Current Educational Research (ICMCER) 2023.
Kompetisi internasional ini diadakan oleh Institute for Engineering Research and Publication (IFERP) di Bangkok, Thailand, pada 11–12 April 2023.
Makalah yang meraih predikat Best Paper berjudul “Food Waste Reduction Strategy in The Food Service Sector in Jakarta with Causal Loop Analysis.” Penelitian ini menawarkan solusi atas permasalahan limbah sisa makanan lewat, khususnya untuk sektor jasa pangan di Jakarta.
Dalam makalah tersebut, digambarkan cara timbulan sampah di sektor layanan makanan di DKI Jakarta memunculkan masalah. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional pada 2021, limbah makanan sebagian besar dihasilkan pada tahap konsumsi yang terdiri dari dua pelaku, yaitu food service dan rumah tangga.
“Sementara itu, penelitian yang kami lakukan berfokus pada timbulan limbah makanan di Jakarta dengan menggunakan analisis lingkaran sebab-akibat untuk memberikan pemahaman tentang aliran timbulan sampah makanan dan hubungan antar variabel yang memengaruhinya,” ujar Romadhani dalam keterangan pers, Minggu (16/4/2023).
Menurut Yohanes, timbulan sampah sisa makanan tidak dapat dihilangkan sama sekali, tetapi jumlahnya dapat dikurangi. Solusi untuk mengatasi sampah makanan ini adalah dengan memperhatikan kepentingan berbagai stakeholder agar dampaknya dapat dirasakan bersama.
“Kami mengusulkan tiga skenario strategis yang diharapkan dapat mengurangi timbulan sampah makanan secara signifikan. Pertama, kampanye kesadaran akan sampah makanan. Dengan adanya kampanye ini, diharapkan kesadaran kesadaran masyarakat meningkat dan masyarakat terdorong untuk ikut dalam program pengurangan sampah makanan,” kata Yohanes.
"Kedua, donasi makanan. Ini dapat menjadi tindakan untuk mengurangi jumlah sampah makanan. Ketiga, menjual makanan sisa dengan harga diskon, tujuannya agar makanan yang tidak terkonsumsi tidak berakhir menjadi sampah,” tambahnya.
Kompetisi internasional ini diadakan oleh Institute for Engineering Research and Publication (IFERP) di Bangkok, Thailand, pada 11–12 April 2023.
Makalah yang meraih predikat Best Paper berjudul “Food Waste Reduction Strategy in The Food Service Sector in Jakarta with Causal Loop Analysis.” Penelitian ini menawarkan solusi atas permasalahan limbah sisa makanan lewat, khususnya untuk sektor jasa pangan di Jakarta.
Dalam makalah tersebut, digambarkan cara timbulan sampah di sektor layanan makanan di DKI Jakarta memunculkan masalah. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional pada 2021, limbah makanan sebagian besar dihasilkan pada tahap konsumsi yang terdiri dari dua pelaku, yaitu food service dan rumah tangga.
“Sementara itu, penelitian yang kami lakukan berfokus pada timbulan limbah makanan di Jakarta dengan menggunakan analisis lingkaran sebab-akibat untuk memberikan pemahaman tentang aliran timbulan sampah makanan dan hubungan antar variabel yang memengaruhinya,” ujar Romadhani dalam keterangan pers, Minggu (16/4/2023).
Menurut Yohanes, timbulan sampah sisa makanan tidak dapat dihilangkan sama sekali, tetapi jumlahnya dapat dikurangi. Solusi untuk mengatasi sampah makanan ini adalah dengan memperhatikan kepentingan berbagai stakeholder agar dampaknya dapat dirasakan bersama.
“Kami mengusulkan tiga skenario strategis yang diharapkan dapat mengurangi timbulan sampah makanan secara signifikan. Pertama, kampanye kesadaran akan sampah makanan. Dengan adanya kampanye ini, diharapkan kesadaran kesadaran masyarakat meningkat dan masyarakat terdorong untuk ikut dalam program pengurangan sampah makanan,” kata Yohanes.
"Kedua, donasi makanan. Ini dapat menjadi tindakan untuk mengurangi jumlah sampah makanan. Ketiga, menjual makanan sisa dengan harga diskon, tujuannya agar makanan yang tidak terkonsumsi tidak berakhir menjadi sampah,” tambahnya.