Raih Beasiswa IISMA, Anak Cleaning Service Ini Mengejar Mimpi ke Amerika
loading...
A
A
A
JAKARTA - Mahasiswa Polimedia Bagus Hendrawan menjadi awardeebeasiswa IISMA ke Amerika Serikat. Anak dari seorang cleaning service ini akan kuliah satu semester di University of Missouri.
Mahasiswa Politeknik Negeri Media Kreatif (Polimedia) dari jurusan Teknologi Permainan ini awalnya tidak pernah menyangka dia akan menjadi bagian dari beasiswa populer program flagship Kemendikbudristek ini.
Namun nyatanya ia menjadi salah satu dari 590 mahasiswa vokasi yang akan berangkat ke berbagai kampus top dunia selama satu semester.
Bagus akan mengikuti pembelajaran sekaligus menikkmati pengalaman baru di University of Missouri-Kansas City khususnya pada bidang artificial intelligence (AI).
“Saya masih enggak menyangka menjadi awardee IISMA, apalagi jika dibandingkan dengan calon lain yang memiliki banyak prestasi,” tuturnya, dikutip dari laman Ditjen Pendidikan Vokasi Kemendikbudristek, Jumat (21/4/2023).
Alumni SMK 51 Jakarta ini mengaku tidak berharap banyak lolos program mobilitas belajar internasional dari beasiswa IISMA, apalagi ia harus bersaing ketat menuju kampus di Negeri Paman Sam tersebut.
Baca juga: 295 Mahasiswa UI Lolos Program IISMA 2023, Mayoritas ke Universitas di Inggris dan AS
Namun, berkat usaha dan doa dari keluarga dan rekan-rekannya, Bagus terpilih sebagai satu-satunya mahasiswa Polimedia yang berangkat ke negeri adidaya itu.
Bagus bertekad untuk mengembangkan permainan yang bagus untuk anak Indonesia sepulangnya belajar dari Amerika nanti. Apalagi di Prodi Teknologi Permainan Polimedia Bagus juga sudah mempelajari bagaimana membangun dan mengembangkan sebuah teknologi permainan.
Kombinasi antara kompetensi yang didapat selama ini di kampus dan ilmu AI yang akan dipelajari nanti diharapkan bisa melahirkan karya yang membawa manfaat.
“Saya harap semoga ilmu yang saya dapatkan nanti bisa berkontribusi kembali kepada keluarga, Polimedia, dan juga Indonesia,” ujar Bagus.
Memiliki orang tua yang berprofesi sebagai cleaning service dan asisten rumah tangga, tidak menyurutkan semangat Bagus untuk meraih cita-cita. Di tengah keterbatasan yang sudah dilalui semenjak bangku SMK, Bagus memetik hasil manisnya saat ini.
Ayah Bagus, Sutisna, saat mendengar kabar tersebut terasa campur aduk. Baginya, pendidikan anak merupakan kebahagiaan bagi orang tuanya. Apalagi Bagus selalu berjuang untuk tetap mengenyam pendidikan sampai saat ini.
“Campur aduk rasanya, senang, haru, khawatir, karena harus jauh dari Indonesia. Tapi saya bangga kepada Bagus karena telah memberikan terbaik untuk kami,” jelas Sutisna saat dihubungi melalui sambungan telepon.
Meski serba terbatas, Sutisna selalu memprioritaskan agar anaknya mendapatkan pendidikan yang layak. Ayah dua anak ini bercerita bahwa anaknya jangan sampai putus sekolah karena terhalang biaya. Oleh karena itu, motivasi dan pesan selalu diberikan kepada Bagus agar tetap semangat menjalani perkuliahannya.
“Saya tidak ingin anak ini seperti saya, yang tidak lanjut kuliah karena biaya. Alhamdulillah Bagus mendapatkan rezekinya di situ, dari biaya kuliah, sampai nanti akan berangkat ke luar negeri,” ucap Sutisna.
Baca juga: Dukung SDM Indonesia Unggul, Unpad Tawarkan Beasiswa Fast Track dan Doktor
Sebagai orang tua, Sutisna mengaku selalu memberikan dukungan kepada sang putra untuk mendalami passion Bagus di bidang permainan. Sutisna bahkan mengajarkan beberapa permainan sampai akhirnya Bagus dapat memecahkan berbagai permainan yang sulit bagi anak seumurnya.
Selain itu, Sutisna juga mengaku memberikan dukungan agar Bagus belajar bahasa. Bagi Sutisna, bahasa akan menjembatani anaknya ke dunia luar.
“Saya senang bermain playstation, dan Bagus pun menyukainya. Bersyukurnya permainan ini juga yang memberikan Bagus banyak beasiswa” kata Sutisna.
Sejak kecil Bagus sudah bercita-cita menjadi tentara dengan alasannya yang sangat sederhana nan mulia, yaitu untuk mengabdi kepada negara ini. Namun jalan rezeki Bagus menempatkannya di program studi Teknologi Permainan.
“Ya mungkin semangat Bagus mengabdi kepada negara bisa dilakukan dengan cara yang berbeda. Tidak mesti harus jadi tentara,” pungkas Sutisna.
Mahasiswa Politeknik Negeri Media Kreatif (Polimedia) dari jurusan Teknologi Permainan ini awalnya tidak pernah menyangka dia akan menjadi bagian dari beasiswa populer program flagship Kemendikbudristek ini.
Namun nyatanya ia menjadi salah satu dari 590 mahasiswa vokasi yang akan berangkat ke berbagai kampus top dunia selama satu semester.
University of Missouri-Kansas City Tujuannya
Bagus akan mengikuti pembelajaran sekaligus menikkmati pengalaman baru di University of Missouri-Kansas City khususnya pada bidang artificial intelligence (AI).
“Saya masih enggak menyangka menjadi awardee IISMA, apalagi jika dibandingkan dengan calon lain yang memiliki banyak prestasi,” tuturnya, dikutip dari laman Ditjen Pendidikan Vokasi Kemendikbudristek, Jumat (21/4/2023).
Alumni SMK 51 Jakarta ini mengaku tidak berharap banyak lolos program mobilitas belajar internasional dari beasiswa IISMA, apalagi ia harus bersaing ketat menuju kampus di Negeri Paman Sam tersebut.
Baca juga: 295 Mahasiswa UI Lolos Program IISMA 2023, Mayoritas ke Universitas di Inggris dan AS
Namun, berkat usaha dan doa dari keluarga dan rekan-rekannya, Bagus terpilih sebagai satu-satunya mahasiswa Polimedia yang berangkat ke negeri adidaya itu.
Apa Tekadnya setelah Balik ke Indonesia?
Bagus bertekad untuk mengembangkan permainan yang bagus untuk anak Indonesia sepulangnya belajar dari Amerika nanti. Apalagi di Prodi Teknologi Permainan Polimedia Bagus juga sudah mempelajari bagaimana membangun dan mengembangkan sebuah teknologi permainan.
Kombinasi antara kompetensi yang didapat selama ini di kampus dan ilmu AI yang akan dipelajari nanti diharapkan bisa melahirkan karya yang membawa manfaat.
“Saya harap semoga ilmu yang saya dapatkan nanti bisa berkontribusi kembali kepada keluarga, Polimedia, dan juga Indonesia,” ujar Bagus.
Perasaan Campur Aduk Ayahanda Bagus
Bagus masuk ke Polimedia pada tahun 2019. Selama berkuliah Bagus merupakan penerima beasiswa Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul.Memiliki orang tua yang berprofesi sebagai cleaning service dan asisten rumah tangga, tidak menyurutkan semangat Bagus untuk meraih cita-cita. Di tengah keterbatasan yang sudah dilalui semenjak bangku SMK, Bagus memetik hasil manisnya saat ini.
Ayah Bagus, Sutisna, saat mendengar kabar tersebut terasa campur aduk. Baginya, pendidikan anak merupakan kebahagiaan bagi orang tuanya. Apalagi Bagus selalu berjuang untuk tetap mengenyam pendidikan sampai saat ini.
“Campur aduk rasanya, senang, haru, khawatir, karena harus jauh dari Indonesia. Tapi saya bangga kepada Bagus karena telah memberikan terbaik untuk kami,” jelas Sutisna saat dihubungi melalui sambungan telepon.
Dukungan Orang Tua di Tengah Keterbatasan
Meski serba terbatas, Sutisna selalu memprioritaskan agar anaknya mendapatkan pendidikan yang layak. Ayah dua anak ini bercerita bahwa anaknya jangan sampai putus sekolah karena terhalang biaya. Oleh karena itu, motivasi dan pesan selalu diberikan kepada Bagus agar tetap semangat menjalani perkuliahannya.
“Saya tidak ingin anak ini seperti saya, yang tidak lanjut kuliah karena biaya. Alhamdulillah Bagus mendapatkan rezekinya di situ, dari biaya kuliah, sampai nanti akan berangkat ke luar negeri,” ucap Sutisna.
Baca juga: Dukung SDM Indonesia Unggul, Unpad Tawarkan Beasiswa Fast Track dan Doktor
Sebagai orang tua, Sutisna mengaku selalu memberikan dukungan kepada sang putra untuk mendalami passion Bagus di bidang permainan. Sutisna bahkan mengajarkan beberapa permainan sampai akhirnya Bagus dapat memecahkan berbagai permainan yang sulit bagi anak seumurnya.
Selain itu, Sutisna juga mengaku memberikan dukungan agar Bagus belajar bahasa. Bagi Sutisna, bahasa akan menjembatani anaknya ke dunia luar.
“Saya senang bermain playstation, dan Bagus pun menyukainya. Bersyukurnya permainan ini juga yang memberikan Bagus banyak beasiswa” kata Sutisna.
Sejak kecil Bagus sudah bercita-cita menjadi tentara dengan alasannya yang sangat sederhana nan mulia, yaitu untuk mengabdi kepada negara ini. Namun jalan rezeki Bagus menempatkannya di program studi Teknologi Permainan.
“Ya mungkin semangat Bagus mengabdi kepada negara bisa dilakukan dengan cara yang berbeda. Tidak mesti harus jadi tentara,” pungkas Sutisna.
(nnz)