IPB University Buka Program Studi S1 Biomedis Sejak Awal Mei 2023
loading...
A
A
A
JAKARTA - Tahun ini IPB University membuka Program Studi (Prodi) Biomedis untuk jenjang sarjana (S1). Prodi Biomedis ini berada di bawah Sekolah Kedokteran Hewan dan Biomedis (SKHB). Prodi Biomedis dibuka melalui Jalur Seleksi Mandiri (SM) IPB University yang pendaftarannya sudah dibuka awal Mei ini.
Prof Deni Noviana, Wakil Rektor IPB University bidang Pendidikan dan Kemahasiswaan menyampaikan, pembukaan Prodi Biomedis dilatar belakangi oleh tiga kekuatan. Pertama, kekuatan riset. “Banyak riset yang bersumber dari kedokteran hewan berkembang ke arah biomedis. Banyak riset tentang obat-obat baru,” ungkapnya.
Kekuatan kedua adalah dosen-dosen yang kompeten. Menurutnya, banyak dosen IPB University memiliki kompetensi di bidang kedokteran, biologi, fisika dan kimia. “Saat ini tidak sedikit dosen IPB University dari SKHB yang terlibat membimbing mahasiswa kedokteran Universitas Indonesia dan Universitas Padjadjaran.”
Adapun, lanjut Prof Deni, kekuatan ketiga didasari hasil survei yang dilakukan SKHB IPB University terkait prodi yang paling diminati para siswa tahun 2022. Hasil survei tersebut menunjukkan bahwa prodi pilihan calon mahasiswa berturut-turut ialah kedokteran, farmasi dan biomedis.
“Dengan IPB University membuka Prodi Biomedis, maka akan memenuhi kebutuhan keahlian biomedis, orang-orang yang kompeten membuat obat atau membuat bahan biologis,” sebut Prof Deni.
Hal tersebut menurutnya juga sejalan dan sesuai dengan kebutuhan masa depan mengingat obat-obatan Indonesia sebagian besar saat ini masih import. Pembukaan Prodi Biomedis ini juga sejalan dengan IPB University yang telah membuka Fakultas Kedokteran.
“Mereka yang memiliki keahlian biomedis nantinya diharapkan akan membuat dan mengembangkan obat dan serum, bekerja di laboratorium atau perusahaan pengembangan obat, atau bisa juga menjadi seorang technopreneur dengan menciptakan alat-alat medis,” tuturnya.
Prof Deni menjelaskan, seorang biomedis bukanlah dokter. Mereka ialah orang-orang yang mampu meramu dan meracik obat. Namun juga bukan seorang farmasi. “Resepier hanya menerjemahkan kebutuhan obat, akan tetapi yang meramu dan membuat obat-obat baru adalah orang yang menguasai ilmu-ilmu biomedis,” ucapnya.
Dengan hadirnya Prodi Biomedis ini, ia menegaskan bahwa IPB University dapat mengisi kekosongan kebutuhan akan sumber daya manusia (SDM) biomedis dan dapat terus meningkatkan angka partisipasi kasar (APK), serta sejalan dengan visi institusi.
Prof Deni Noviana, Wakil Rektor IPB University bidang Pendidikan dan Kemahasiswaan menyampaikan, pembukaan Prodi Biomedis dilatar belakangi oleh tiga kekuatan. Pertama, kekuatan riset. “Banyak riset yang bersumber dari kedokteran hewan berkembang ke arah biomedis. Banyak riset tentang obat-obat baru,” ungkapnya.
Kekuatan kedua adalah dosen-dosen yang kompeten. Menurutnya, banyak dosen IPB University memiliki kompetensi di bidang kedokteran, biologi, fisika dan kimia. “Saat ini tidak sedikit dosen IPB University dari SKHB yang terlibat membimbing mahasiswa kedokteran Universitas Indonesia dan Universitas Padjadjaran.”
Adapun, lanjut Prof Deni, kekuatan ketiga didasari hasil survei yang dilakukan SKHB IPB University terkait prodi yang paling diminati para siswa tahun 2022. Hasil survei tersebut menunjukkan bahwa prodi pilihan calon mahasiswa berturut-turut ialah kedokteran, farmasi dan biomedis.
“Dengan IPB University membuka Prodi Biomedis, maka akan memenuhi kebutuhan keahlian biomedis, orang-orang yang kompeten membuat obat atau membuat bahan biologis,” sebut Prof Deni.
Hal tersebut menurutnya juga sejalan dan sesuai dengan kebutuhan masa depan mengingat obat-obatan Indonesia sebagian besar saat ini masih import. Pembukaan Prodi Biomedis ini juga sejalan dengan IPB University yang telah membuka Fakultas Kedokteran.
“Mereka yang memiliki keahlian biomedis nantinya diharapkan akan membuat dan mengembangkan obat dan serum, bekerja di laboratorium atau perusahaan pengembangan obat, atau bisa juga menjadi seorang technopreneur dengan menciptakan alat-alat medis,” tuturnya.
Prof Deni menjelaskan, seorang biomedis bukanlah dokter. Mereka ialah orang-orang yang mampu meramu dan meracik obat. Namun juga bukan seorang farmasi. “Resepier hanya menerjemahkan kebutuhan obat, akan tetapi yang meramu dan membuat obat-obat baru adalah orang yang menguasai ilmu-ilmu biomedis,” ucapnya.
Dengan hadirnya Prodi Biomedis ini, ia menegaskan bahwa IPB University dapat mengisi kekosongan kebutuhan akan sumber daya manusia (SDM) biomedis dan dapat terus meningkatkan angka partisipasi kasar (APK), serta sejalan dengan visi institusi.
(mpw)