Evaluasi Program Organisasi Penggerak Kemendibud Sangat Ketat

Rabu, 22 Juli 2020 - 22:50 WIB
loading...
Evaluasi Program Organisasi...
Sejumlah yayasan dan ormas di bidang pendidikan yang tergabung dalam Program Organisasi Penggerak (POP) Kemendikbud menegaskan bahwa proses seleksi program ini telah dilakukan dengan sangat ketat. FOTO/lpmpjatim.kemdikbud.go.id
A A A
JAKARTA - Sejumlah yayasan dan organisasi masyarakat di bidang pendidikan yang tergabung dalam Program Organisasi Penggerak (POP) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan ( Kemendikbud ) menegaskan bahwa proses seleksi program ini telah dilakukan dengan sangat ketat. Mereka pun berharap POP mampu mendorong peningkatan kualitas pendidikan anak Indonesia.

Direktur Pendidikan Dompet Dhuafa Pendidikan, Muhammad Syafi'ie El-bantanie, mengakui proses seleksi program ini dilakukan secara ketat dan dapat dipertanggungjawabkan. "Kami berkeyakinan Kemendikbud telah merancang POP dengan baik dan serius," kata Syafi’ie di Jakarta, Rabu (22/7/2020).

Dia menjelaskan, Dompet Dhuafa merupakan lembaga sosial dan kemanusiaan yang berkhidmat memberdayakan masyarakat marjinal melalui lima pilar program, yaitu pendidikan, kesehatan, ekonomi, sosial, dan dakwah. Dalam menjalankan peran ini, Dompet Dhuafa telah bekerja sama dengan berbagai pihak dan para pemangku kepentingan, baik skala lokal, nasional, maupun global. (Baca juga: NU Mundur dari Program Organisasi Penggerak Kemendikbud )

Syafi'ie mengaku bersyukur dapat bekerja sama dengan Kemendikbud untuk memajukan pendidikan Indonesia melalui POP. Sedari awal, tim Dompet Dhuafa menyiapkan konsep program dengan matang berdasarkan pengalaman panjang bekerja sama dengan berbagai pemangku kepentingan di bidang pendidikan.

Proses seleksi diawali dengan evaluasi administrasi, substantif, hingga verifikasi langsung ke kantor pusat Dompet Dhuafa di Jakarta Selatan. "Kami mengalami betul, bisa melewati proses seleksi ini tidaklah mudah," kata Syafi’ie.

Salah satu tahapan yang paling berat adalah verifikasi faktual langsung ke kantor. Semua fakta dicek, termasuk administratif organisasi. "Alhamdulillah, pada akhirnya Dompet Dhuafa menjadi salah satu organisasi masyarakat yang dinyatakan lolos seleksi untuk menjadi mitra Kemendikbud dalam POP untuk memajukan pendidikan Indonesia," katanya.

Menurut Syafi'ie, Dompet Dhuafa memiliki konsep khas dalam pengembangan kualitas sekolah dan tenaga kependidikan, yaitu Sekolah Literasi Indonesia dan Sekolah Guru Indonesia. Konsep ini telah diaplikasikan pada ratusan sekolah di 34 provinsi di Indonesia.(Baca juga: Majelis Dikdasmen PP Muhammadiyah Mundur, Kemendikbud: Masih Komunikasi )

Program Organisasi Penggerak diluncurkan pada Maret 2020. Para peserta yang mendaftar kemudian mengikuti proses evaluasi proposal yang terdiri atas seleksi administrasi, substansi, dan verifikasi. Proses evaluasi proposal berfokus pada substansi yang dilakukan dengan prinsip transparan dan akuntabel oleh lembaga independen, yaitu SMERU Research Institute.

Proses evaluasi proposal dilaksanakan oleh tiga evaluator independen dengan metode double blind review yang hanya memakai ID proposal dan ID organisasi masyarakat. Melalui cara ini, tim evaluator tidak mengetahui organisasi mana yang memiliki proposal, sehingga mereka hanya fokus pada substansi proposal yang telah diserahkan. Proses double blind review dan penggunaan kriteria yang sama oleh tim evaluator dinilai mampu menjaga netralitas dan independensi.

Direktur Indonesia Mengajar, Ayu Apriyanti menyatakan, proses evaluasi POP di tengah pandemi menjadi tantangan baru bagi para peserta. Beberapa persiapan dan koordinasi internal harus dilakukan tanpa tatap muka. Kendati dalam kondisi terbatas, proses evaluasi berjalan sangat ketat. Bahkan, kunjungan dan wawancara langsung tetap dilakukan dengan menjalankan protokol Kesehatan COVID-19.

Menurut Ayu, situasi ini menjadi pembelajaran karena kondisi kebiasaan baru tidak menghalangi masyarakat bergerak dan bekerja bagi pendidikan Indonesia. "Jika dipikir anak-anak di Indonesia tetap tumbuh dari hari ke hari, tidak peduli ada pandemi atau tidak. Salut untuk tim yang tetap semangat menjalankan proses evaluasi ini," katanya.

Ayu menilai, keberagaman organisasi penggerak menjadi bukti gotong-royong memajukan pendidikan nasional. "Dari awal ini bukan tentang Organisasi Penggerak tetapi tentang anak-anak Indonesia, kami berharap pendidikan anak Indonesia bisa selalu jadi tujuan akhirnya. Akan ada banyak pembelajaran di sepanjang proses dan kami yakin, selain anak-anak, guru dan kepala sekolah, siapa pun yang terlibat akan ikut bertumbuh ketika menjalankan program ini," kata Ayu.

Wakil Sekretaris Jenderal PGRI, Jejen Musfah juga menyambut baik bergulirnya POP. Menurut dia, peningkatan mutu guru merupakan tugas bersama pemerintah dan masyarakat. "PGRI sudah dan akan berusaha melakukan pelatihan-pelatihan guru sesuai perkembangan IPTEK dan perubahan masyarakat," katanya.

Dia menjelaskan, pelatihan merupakan media belajar dan peningkatan kompetensi guru. Guru yang kompeten akan melahirkan siswa yang kompeten. Jadi, guru merupakan kunci pembentukan generasi bangsa berkualitas dan kreatif.
(abd)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
Guru Besar UIN Jakarta...
Guru Besar UIN Jakarta Sebut Model Pendidikan Kemenag Membentuk Karakter Anak Didik Tidak Ringkih
MNC University Gelar...
MNC University Gelar Upacara Peringatan Hardiknas 2025
Apa Tema Hari Pendidikan...
Apa Tema Hari Pendidikan Nasional 2025? Berikut Makna Logonya
8 Fakta Menarik Ki Hajar...
8 Fakta Menarik Ki Hajar Dewantara yang Wajib Kamu Tahu di Hari Pendidikan Nasional
Siapa Nama Asli Ki Hajar...
Siapa Nama Asli Ki Hajar Dewantara? Sosok Penting di Hari Pendidikan Nasional
Deep Learning Dimulai...
Deep Learning Dimulai Tahun Ajaran 2025/2026, Mendikdasmen: Belum Wajib untuk Semuanya
Program Pendidikan Pramono-Doel...
Program Pendidikan Pramono-Doel Mampu Penuhi Kebutuhan Warga
Anggota DPR: Hardiknas...
Anggota DPR: Hardiknas Momentum Pemerataan Akses dan Kualitas Pendidikan di Sumbar
Anggaran Pendidikan...
Anggaran Pendidikan Besar, Prabowo: Apakah Sampai kepada Alamat yang Ditujukan?
Rekomendasi
Makin Seru di Prancis!...
Makin Seru di Prancis! MotoGP 2025 Streaming di VISION+
Bill Gates Berikan Dana...
Bill Gates Berikan Dana Hibah Rp2,6 Triliun ke Indonesia
Streaming Seru Megan...
Streaming Seru Megan Domani dan Darius Sinathrya di Series Sugar Daddy, Ini Cara dan Link Nontonnya
Truk Pasir Tabrak Angkot...
Truk Pasir Tabrak Angkot Angkut Pelayat di Purworejo, 10 Tewas
Kompi Pemburu Rajawali...
Kompi Pemburu Rajawali IV, Pasukan Elite Bentukan Presiden Prabowo di Timtim Reuni
Kurangi Impor Bahan...
Kurangi Impor Bahan Baku Petrokimia, LCI Pasok Etilena ke Asahimas Chemical
Berita Terkini
Mahasiswa Sains Komunikasi...
Mahasiswa Sains Komunikasi MNC University Belajar Dubbing di Studio MNC Animation
Dari Slawi hingga Makasar,...
Dari Slawi hingga Makasar, 155 Sekolah Luar Biasa Direvitalisasi
ITS Buka 2 Jalur Baru...
ITS Buka 2 Jalur Baru di Seleksi Mandiri 2025, Masuk Lebih Mudah? Tanpa Tes Tulis
Kisah Tuti, Ibu Dua...
Kisah Tuti, Ibu Dua Balita Raih IPK 4 di Tengah Tantangan Kuliah S2 di UGM
Pendidikan Mentereng...
Pendidikan Mentereng Omara Esteghlal, Aktor Berbakat yang Juga Pacar Prilly Latuconsina
35 Contoh Soal Peluang...
35 Contoh Soal Peluang Empirik SMP Kelas 8, Lengkap Beserta Jawaban dan Pembahasannya
Infografis
Buah Lontar Memiliki...
Buah Lontar Memiliki Manfaat yang Sangat Baik untuk Menu Diet
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved