Gelar ASEAN YIC 2023, Universitas Prasmul Tekankan Semangat Kolaborasi dan Inovasi

Selasa, 30 Mei 2023 - 23:34 WIB
loading...
Gelar ASEAN YIC 2023,...
Universitas Prasetiya Mulya (Prasmul) dipercaya menjadi tuan rumah ASEAN Youth Agenda (AYA) 2023. Foto/Dok/Prasmul
A A A
JAKARTA - Universitas Prasetiya Mulya (Prasmul) melalui organisasi kemahasiswaan,Prasmul Initiative dan Indonesia Youth Diplomacy (IYD), dipercaya menjadi tuan rumah ASEAN Youth Agenda (AYA) 2023.

Hal itu sesuai dengan mandat Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) dan Kementerian Luar Negeri ( Kemenlu ).



Gelaran ini merupakan salah satu bentuk komitmen Prasmul dalam mendorong keterlibatan aktif orang muda dalam pembangunan dan inovasi, khususnya di kawasan ASEAN.

Sebagai bagian dari rangkaian kegiatan AYA 2023, Universitas Prasmul dan IYD mengadakan ASEAN Youth Innovation Challenge (YIC) 2023.

Acara ini terdiri dari dua tahap final kompetisi, Policy Case Competition (PCC) dan Business Collaboration Competition (BCC) pada Sabtu (27/5/2023) di Kampus BSD, Universitas Prasetiya Mulya.



Rektor Universitas Prasetiya Mulya, Prof. Dr. Djisman S. Simandjuntak menjelaskan, ASEAN dianggap sebagai kawasan regional dengan kinerja terbaik yang mengedepankan rasa persatuan dan mampu membangun jaringan dialog eksternal yang luas.

“ASEAN memiliki keberagaman dari sumber daya alam hingga kebudayaan yang dapat membawa kita sebagai dari bagian pusat pembangunan, namun ASEAN masih dihadapi berbagai tantangan," kata Prof. Djisman dalam keterangan pers, Selasa (30/5/2023).

"Oleh karena itu, sebagai akademisi saya menggarisbawahi pentingnya peran generasi muda dalam inovasi dan pencarian yang cermat, tanpa henti, dan cerdas guna mewujudkan peran ASEAN tersebut," tambahnya.

Mengadopsi tema ASEAN STRENGTH: Collaboration in Diversity, AYA 2023 berkomitmen untuk memberikan dampak bagi negara di kawasan ASEAN melalui diplomasi dan kolaborasi generasi muda.

Menurutnya, tiga tujuan utama agenda ini, yakni rekomendasi kebijakan bagi pemimpin negara ASEAN, terciptanya Youth-led Business Collaboration Initiative, dan menjadikan AYA 2023 sebagai wadah tahunan guna meningkatkan keterlibatan orang muda dalam kepemimpinan ASEAN di masa depan.

Noer Hassan Wirajuda selaku mantan Menteri Luar Negeri Indonesia, juga Dekan Fakultas Hukum dan Studi Internasional Universitas Prasmul menjelaskan bahwa negara di kawasan Asia Tenggara telah mencapai berbagai tujuan melalui terbentuknya ASEAN,

Dia mencontohkan seperti adanya kedamaian dan keamanan di antara negara-negara dalam kawasan Asia Tenggara sehingga bisa lebih memfokuskan diri pada pembangunan ekonomi. Hal ini menjadikan ASEAN sebagai wilayah dengan perekonomian paling dinamis di dunia dan berpotensi besar memainkan peran sentral di Asia bahkan dunia internasional.

“ASEAN telah berevolusi menjadi sebuah kawasan regional yang kuat dan berdaya. Sebagai penerus ASEAN di tahun-tahun mendatang, generasi muda memiliki kesempatan yang lebih baik dibanding generasi sebelumnya untuk membawa ASEAN di mata dunia, tentunya dengan tetap mengedepankan semangat kompetisi dan kolaborasi dalam menghadapi berbagai tantangan di masa mendatang,” lanjut Hassan.

Adapun penyelenggaraan kompetisi Policy Case Competition (PCC) bertujuan menjadi sebuah wadah bagi para generasi muda ASEAN menyuarakan pendapat mereka mengenai isu paling mendesak yang dihadapi ASEAN saat ini melalui lensa kebijakan publik.

Sementara, Business Collaboration Competition (BCC) bertujuan untuk menciptakan dan memperkuat jaringan serta sinergi pengusaha muda negara-negara ASEAN dengan memfasilitasi kolaborasi antara perusahaan besar, pemerintah dan lembaga pembangunan.

Usai menjalani serangkaian penilaian, tim ‘Gapai’ dari Indonesia keluar sebagai First Winner untuk kategori BCC. CEO dan Founder Gapai Radityo Susilo menyampaikan rasa terima kasih kepada para juri atas dukungannya akan ide tim Gapai dalam membantu pekerja Indonesia bisa memperoleh pekerjaan di luar negeri.

“Tentunya saya dan tim sangat antusias untuk menunggu kesempatan berkolaborasi bersama perusahaan besar seperti Pertamina maupun BNI Ventures,” ungkap Radityo.

Sementara untuk kategori PCC terbagi dalam tiga sub kategori. Tim RSKJ (Universitas Gadjah Mada, and University of Indonesia) berhasil menjadi pemenang pertama untuk kategori Future of Education and Work.

Tim The Elesian Leaders (University of Social Sciences and Humanities, Vietnam National University - Ho Chi Minh City) sebagai pemenang sub kategori Digital Literacy and Inclusion

Tim Ecovision (Yonsei University, National University of Singapore, and Brunei's Ministry of Health) sebagai pemenang pertama sub kategori Energy Transition.

ASEAN YIC PCC & BCC 2023 diikuti total 84 tim PCC dan 75 tim BCC dari berbagai perwakilan negara-negara di ASEAN untuk menyelesaikan 3 dari 5 topik prioritas di bawah ASEAN Youth Agenda 2023. Yaitu, ketahanan pangan, ekonomi hijau, masa depan pendidikan dan lapangan pekerjaan, ekonomi hijau, dan kesehatan.

“Melalui pelaksanaan AYA 2023 dan ASEAN YIC 2023, saya berharap generasi muda ASEAN tidak hanya memperkuat relasi antar negara dengan menjadi generasi inovator yang lebih baik, dan juga generasi yang menciptakan dan menemukan kembali ‘ke-ASEAN-an’ tanpa henti,” tutup Prof. Djisman.
(mpw)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.4228 seconds (0.1#10.140)